Bantahan Terhadap Syubhat: “Bahwa salafiyyin tdk memiliki perhatian kecuali mengkritik dan mereka tidak memperdulikan ilmu “ [1]
Oleh: Asy-Syaikh DR. Ahmad Umar Bazmul hafizhahullah
Pertanyaan : Syaikh Dr. Ahmad Bazmul, sebagian orang ada yang menghasut salafiyyin bahwa mereka tidak memiliki perhatian kecuali mengkritik dan mencari-cari kesalahan dan kekeliruan, mereka tidak memperdulikan ilmu. Selalu saja sebagian mereka mendengungkan ungkapan ini, atau dengan yg semakna ini, apa komentar anda?
Asy-Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahullah menjawab :
Benar.. kita dapati mereka yang selalu menuduh salafiyin dengan tuduhan ini, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang juga tidak memiliki perhatian … tidak ada perhatian bagi mereka kecuali mencela dan membikin lari dari Ahlus Sunnah dan dari salafiyyin. Maka, mengapa dibolehkan bagi mereka kritikan dan tahdzir terhadap Ahlus Sunnah dengan cara yang batil, namun Ahlus Sunnah tidak boleh mentahdzir ahlul bid’ah wal ahwa berdasarkan kebenaran. Ini adalah jawaban pertama.
Jawaban kedua : bahwa klaim yang menyatakan bahwa salafiyyin tidak memiliki perhatian kecuali mengkritik, maka ini adalah kedustaan atas mereka. Karena mereka (Salafiyyin) memiliki perhatian menyebarkan sunnah dan aqidah yang benar, serta menyebarkan ilmu. Mereka perhatian kepada pelajaran-pelajaran, dan mereka perhatian kepada setiap amalan yang dapat membantu Islam dan muslimin.
Tujuan mereka (para penuduh itu) dengan pernyataan di atas adalah untuk memburukkan gambaran salafiyyin. Namun mereka tidak memiliki hujjah, mereka pailit dari hujjah, mereka tdk memiliki kecuali kedustaan dan tuduhan. Sehingga pelajaran-pelajaran salafiyyin di belahan timur dan barat bumi; di Saudi Arabia, di Kuwait, di negeri-negeri lainnya, bertebaran berkat karunia dari Allah ‘Azza wa Jalla, dan tidak ada cacat pada mereka (salafiyyin); akan tetapi cacat ada pada orang-orang yang mentahdzir dari pelajaran-pelajaran salafiyyin, dan mentahdzir dari salafiyyin.
[Jawaban ketiga] Dan juga termasuk jawaban atas mereka, bahwa bantahan dan kritik terhadap penyimpang adalah termasuk dari bentuk penjagaan terhadap agama dan termasuk dari bentuk amar ma’ruf – nahi munkar, dan itu adalah jihad, bahkan ia lebih utama dari jihad dengan pedang sebagaimana yg ditegaskan oleh al-Imam asy-Syafi’i dan selainnya dari kalangan para ulama, bahwa membantah orang yang menyimpang adalah jihad.
Jawaban keempat : Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya yg mulia; mereka mengingkari setiap orang yang menyelisihi kebenaran, mereka tidak diam, dan tidak berbasa-basi. Maka kita salafiyyin, kita berjalan di atas manhaj/jalan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, berjalan di atas apa yang telah ditempuh oleh para sahabat – semoga Allah meridhai mereka – meskipun sedikit jumlah mereka dan meskipun banyak ahlul bathil di masa mereka (salafiyyin). Namun kendati demikian mereka (salafiyyin) mengingkari kemungkaran, memerintahkan perkara yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran. Kemudian merupakan cacat atas salafiyyin dikuasai oleh mereka, maka apakah ucapan ini dibenarkan? Demi Allah, tidak benar, tidak sepantasnya insan manapun yang berakal untuk mengatakan perkataan ini.
Juga sesungguhnya salafiyyin memiliki perhatian terhadap ilmu dan permasalahan-permasalahan ilmu. Termasuk dalam permasalahan ilmu adalah bantahan kepada orang yang menyimpang. Jika tidak demikian, maka apa buah dari ilmu? Anda yang mengaku-aku bahwa salafiyyin tidak memiliki perhatian kepada ilmu, berapa banyak ketergelinciran Anda dan berapa banyak penyimpangan Anda, dan Anda berada pada pangkuan siapa? Anda duduk dengan siapa? Anda membela siapa? Anda hanya menyangka memiliki perhatian dalam aqidah dan Anda mengaku-aku bahwa Anda dalam bidang aqidah menjadi yang terdepan dengan kedustaan dan kepalsuan, maka apakah buah dari ilmu?
Jika demikian maka Anda-lah yang telah mencela salafiyyin dengan tuduhan sedikit perhatian terhadap ilmu. Keluar darimu kalimat-kalimat kebodohan, kalimat-kalimat yang kami tidak ingin menyebutkannya di majelis seperti ini. Dan kami tidak memaksudkan orang tertentu, karena kami tahu dengan penuh keyakinan bahwa orang yang mengucapkan seperti ini tidaklah mendatangkan keadilan bagi al-haq, dan bahwa orang seperti ini nicaya akan Allah uji dengan ketergelinciran-ketergelinciran yang buruk. Bukan karena ia membicarakan sosok orang tertentu, bukan. Akan tetapi disebabkan ia telah memerangi al-haq. Sebagaimana yang dinyatakan para ulama bahwa para pengekor hawa nafsu dan orang-orang yang melampaui batas terhadap ahlul haq, akan dicabut akal-akal mereka sehingga mereka akan mengatakan sesuatu perkara yang – demi Allah – orang yang sangat awwam tidak sanggup mengatakannya. Bahkan mereka seharusnya malu kepada Alloh ‘Azza wa Jalla untuk mengatakan sebagian ucapan, apalagi semuanya.
Jika demikian, maka apa buah dari ilmu yang Anda dengung-dengung-dengungkan? Ini merupakan petaka bagi pemilik ucapan tersebut, ilmu yang tidak memberikan manfaat kepada pemiliknya dan ilmu yang tidak dapat menegakkan al-haq dan membantah kebatilan. Demi Allah tidak ada buah dari ilmunya, bahkan akan menjadi hujjah atas kita bukan hujjah bagi kita. Wallahu a’lam.
[1] Di antaranya adalah tuduhan yang disematkan oleh para Halabiyyun dan yang lainnya, terhadap Salafiyyin sebagai Jama’ah Hajr dan Tahdzir.