Pengantar sebagai pemanasan…. Sosok berjenggot yang terakhir disebut setidaknya menguasai sembilan bahasa asing dan juga bahasa-bahasa kuda dan kambing, adapun sosok yang menjadi tamu utama kita ini, silakan ditanyakan langsung, berapa bahasa asing yang dia kuasai selain bahasa kasihnya terhadap syiah rafidhah? Dari pemanasan sebagai awal tulisan ini akan segera bisa kita simpulkan, siapa diantara kedua orang tersebut yang goblok. Allahul musta’an.
Berikut ceramah yang disampaikan oleh Profesor Doktor Said Aqil Siradj yang mempromosikan jargon Islam Nusantara dengan membawa pesan rasialis anti-arab, anti Islam arab (memangnya Islam darimana?! Nabi Muhammad bukan orang arab?! Al-Qur’an dan hadits Nabi tidak berbahasa Arab!?) yang ujung-ujungnya ternyata membabat syariat yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan menjadikan bahan lawakan serta tertawaan orang-orang yang menjalankan sunnah NabiNya, memelihara jenggot. Allahul musta’an.
Nukilan:
“Mari Kita lestarikan… itulah Islam Nusantara. KITA BUKAN ISLAM ARAB (disusul tepuk tangan penonton), BUKAN ISLAM ARAB (!!!) (disusul tepuk tangan lagi oleh penonton).
Kita punya tipologi sendiri… bukan Islam… jangan… bukan Islamisasi atau arabisasi sebenarnya mereka ini. Nanti .. tidak percaya diri, kehilangan kepercayaan diri sehingga jadi orang Islam harus pakaiannya harus seperti arab, jenggotnya pakai…
Orang arab jenggotnya lebat. KALAU KITA INI LIHAT ANAK BERJENGGOT SEPERTI… SEPERTI KESEBELASAN SEPAKBOLA (hahahaha, penonton tertawa), hanya sebelas helai. Iya nek…
Dan yang paling penting lagi, yang paling serius lagi.. ORANG BERJENGGOT ITU MENGURANGI KECERDASAN.
JADI SYARAF YANG SEBENARNYA UNTUK MENDUKUNG KECERDASAN OTAK KETARIK OLEH UNTUK MEMANJANGKAN JENGGOT (huahahahaha, penonton tertawa terbahak-bahak diiringi tepuk tangan mereka).
JADI SYARAF YANG SEBENARNYA UNTUK MENDUKUNG KECERDASAN OTAK KETARIK OLEH UNTUK MEMANJANGKAN JENGGOT (huahahahaha, penonton tertawa terbahak-bahak diiringi tepuk tangan mereka).
Coba lihat… Gusdur tidak berjenggot! Nucholis Majid tidak berjenggot! Pak Quraish Shihab tidak berjenggot!
YANG CERDAS-CERDAS NGGAK ADA YANG BERJENGGOT INI (huahahahaha, penonton tertawa lagi).
TAPI KALAU BERJENGGOT REFLEKSI NYATA EMOSI YANG MELEDAK-LEDAK, DHEDHEL (TUMPUL) OTAKNYA (huahahahaha, penonton tertawa lagi) karena syaraf yang untuk mensupport otak kita supaya cerdas ketarik oleh jenggot itu (huahahahaha, penonton tertawa lagi).
SEMAKIN PANJANG SEMAKIN GOBLOK (huahahahaha, penonton tertawa lagi).” -selesai penukilan-
YANG CERDAS-CERDAS NGGAK ADA YANG BERJENGGOT INI (huahahahaha, penonton tertawa lagi).
TAPI KALAU BERJENGGOT REFLEKSI NYATA EMOSI YANG MELEDAK-LEDAK, DHEDHEL (TUMPUL) OTAKNYA (huahahahaha, penonton tertawa lagi) karena syaraf yang untuk mensupport otak kita supaya cerdas ketarik oleh jenggot itu (huahahahaha, penonton tertawa lagi).
SEMAKIN PANJANG SEMAKIN GOBLOK (huahahahaha, penonton tertawa lagi).” -selesai penukilan-
Gambar 1. Siapa yang goblok? Said muda dan Haji Agus Salim ataukah foto yang dibawahnya yang menggunduli habis jenggotnya sembari menggoblok-goblokkan orang berjenggot?
Watch “Said Aqil Siraj Menghina Pendiri NU” on YouTube – https://youtu.be/ubFVznTEHt8
Dengan berat hati kami menukilkan cercaan, hujatan dan hinaan dalam masalah jenggot di atas yang keluar dari lisan SAS, dalam keadaan orang ini mencukur habis jenggotnya sebagai bukti nyata atas ucapan-ucapannya yang sungguh sangat menyesakan dada bagi setiap hamba Allah yang dikaruniai kecintaan kepada Allah dan Rasulnya.
Sungguh SAS telah membongkar sendiri kedok jargon Islam Nusantara, Islam Ramah, Islam Moderat, Islam damai yang akhir-akhir ini dijajakannya kepada umat dengan berbagai asesoris indah yang ternyata hanyalah kedok untuk menyerang, merontokkan, menghinakan syariat Islam dan pembawanya serta membabat orang-orang yang berupaya untuk menjalankan dan meneladani tuntunan Nabinya shalallahu’alaihi wa salam.
Sebaliknya, Islam Nusantaranya yang ramah, moderat dan damai hanyalah tipuan karena yang dimaksud adalah ramah damai indah dengan musuh-musuh Islam dan musuh umat Islam.
Haji Agus Salim, sosok berjenggot yang terakhir disebut setidaknya menguasai sembilan bahasa asing dan juga bahasa-bahasa kuda dan kambing, adapun sosok yang menjadi tamu utama kita ini, silakan ditanyakan langsung, berapa bahasa asing yang dia kuasai selain bahasa kasihnya terhadap syiah rafidhah? Dari pemanasan sebagai awal tulisan ini akan segera bisa kita simpulkan, siapa diantara kedua orang tersebut yang goblok. Allahul musta’an.
Berikut kisah yang menunjukkan bahwa hinaan, celaan terhadap jenggot sebagai sunnah para Nabi dan amalan orang-orang mulia pengikut Rasul yang mulia, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam telah berlaku pula dalam sejarah di negeri ini. Menambah kazanah para pencela dan pengolok-olok syariat Islam yang mulia.
Silakan disimak edisi pemanasan dari serial The Fundamental of Goblok Made In Said Aqil Siradj Dalam Sorotan bagian 1…
Masih ada kisah lainnya tentang H. Agus Salim, sosok berjenggot dan orang-orang yang melecehkannya.
Seorang budayawan Aceh, Nab Bahany As dalam tulisannya pada majalah Santunan yang diterbitkan oleh Departemen Agama Aceh edisi bulan Juni 2011, Hal.33 menuliskan:
“Perkara jenggot ini mengingatkan saya pada senda-gurau “Orang-orang Terkenal di Dunia, dalam buku rumor Suetoyo M.D (1990). Di antaranya, diceritakan tentang satu pertemuan yang dihadiri Tjokroaminoto dan Haji Agus Salim. Sebelum acara dimulai, pada saat Tjokroaminoto memasuki ruangan, tiba-tiba salah seorang pemuda langsung berdiri sambil berteriak: “Siapa yang punya kumis, tapi tak punya jenggot?” Teriakan anak muda ini dijawab serentak oleh perserta: “Kucing”. Jawaban ini dialamatkan pada Tjokroaminoto, karena beliau berkumis tapi tidak berjenggot.
Lalu, Haji Agus Salim, masuk ke ruang pertemuan. Spontan si pemuda tadi kembali berteriak: “Siapa yang punya jenggot, tapi tidak punya kumis?” Dan kembali dijawab serentak oleh peserta: “Kambing”.
Jawaban untuk mengejek Haji Agus Salim, karena beliau memiliki jenggot tapi tidak berkumis.
Jawaban untuk mengejek Haji Agus Salim, karena beliau memiliki jenggot tapi tidak berkumis.
Giliran Haji Agus Salim dipersilahkan naik ke podium untuk berpidato.
Sebelum memulai pidatonya, Agus Salim lebih dulu bertanya: “Siapa yang tidak punya kumis dan tidak punya jenggot?” Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab, semua hadirin terdiam.
Sebelum memulai pidatonya, Agus Salim lebih dulu bertanya: “Siapa yang tidak punya kumis dan tidak punya jenggot?” Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab, semua hadirin terdiam.
Karena pertanyaannya tak ada yang menjawab. Maka Haji Agus Salim langsung memberi tahu jawabannya. “Yang tidak punya kumis dan tidak punya jenggot adalah anjing.” Hadirin yang mendengar serentak tertawa.
Begitu cara “orang besar” berdiplomasi. Mungkin Haji Agus Salim tidak bermaksud mengalamatkan jawaban pertanyaannya kepada anak muda itu, tapi karena anak muda yang berteriak tadi kebetulan tidak berkumis dan tidak berjenggot, maka ia merasa telah dipojokkan oleh Haji Agus Salim.”
Jadi siapa yang goblok sebenarnya?!
Pada tulisan yang sama, budayawan Aceh ini juga menceritakan tentang komunitas muslim terbesar (setelah daerah Pattani) di pinggiran kota Bangkok di negeri Thailand yang mayoritas penduduknya beragama Budha yang semua lelakinya berjenggot!! Apakah alasan mereka kaum muslimin berjenggot tersebut yang hidup sebagai penduduk minoritas muslim di Thailand menunjukkan keGOBLOKan?
Simak uraiannya di bawah ini pada halaman 33-34 di majalah yang sama:
“Memelihara jenggot bagi yang berkeyakinan mengikuti sunnah adalah kewajiban yang harus dilakukan. Dan bila sekali waktu Anda akan ke Bangkok, di sana di pinggir kota Bangkok ada sebuah daerah bernama Kaewnimit. Daerah ini merupakan sebuah pemukiman komunitas Islam terbesar di Thailand setelah Patani.
Semua laki-laki komunitas muslim yang mendiami daerah Kaewnimit di pinggiran kota Bangkok ini tidak ada yang tidak berjenggot. Pemerintah Thailand tidak melarang mereka untuk tidak memelihara jenggot.
Komunitas muslim di Kaewnimit ini adalah petani dan peternak. Pemerintah Thailand sangat terbantu dengan adanya komunitas Islam di Kaewnimit ini, karena mereka dapat mensuplai kebutuhan daging dan hasil pertaniannya untuk masyarakat di kota Bangkok dari hasil peternakan dan pertanian mereka.
Uniknya, kehidupan komunitas muslim di Kaewnimit ini, jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki, karena mereka berpoligami yang mereka yakini sebagai Sunnah Rasul.
Demikian pula cara mereka makan, dalam satu talam makanan, mereka bisa makan secara bersamaan lima sampai sepuluh orang. Cara makan seperti ini juga mereka yakini sebagai bagian dari kebiasaan Rasulullah yang harus mereka teladani.
Jadi memelihara jenggot bagi mereka sudah merupakan suatu keyakinan dari kewajiban kaum laki-laki dalam Sunnah Rasul. Karena tak heran kalau semua laki-laki muslim di Kaewnimit Thailand ini hampir tidak ada yang tidak berjenggot.
Keutamaan memelihara jenggot bagi mereka mungkin didasarkan pada beberapa Hadist yang menyuruh umat Islam (laki-laki) untuk memanjangkan jenggot dan mencukur kumis.
Di antara Hadis-hadis itu ada yang dari Abu Hurairah ra. Rasulullah bersabda: “Guntinglah kumismu dan tumbuhkan jenggotmu, karena dengan demikian kamu menentang kaum Majusi (penyembah api)”, kata Rasulullah dalam Shahih Muslim.” -selesai penukilan-
Dari gambaran kehidupan komunitas petani dan peternak minoritas muslim di negara Thailand yang mayoritasnya beragama Budhdha di atas nampaklah alasan mereka memelihara jenggot adalah meneladani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, mengikuti bimbingan dan perintahnya adalah ini bukanlah bukti keGOBLOKan mereka! Bahkan itu adalah teladan yang pasti baiknya karena tidak ada syariat Allah yang diemban oleh Nabi Mulia yang mengarahkan pemeluknya menjadi sosok-sosok yang GOBLOK.
Bahkan lihatlah bagaimana saudara kita yang hidup sebagai kelompok minoritas tidaklah merasa minder menampakkan identitas keIslaman mereka bahkan mereka bangga menjalankan perintah NabiNya, menjadi seorang lelaki yang gagah sebagaimana ciptaanNya.
Lalu bagaimana halnya dengan orang yang hidup di negara yang mayoritas muslim menjadi minder menerima kenyataan bahwa dirinya Allah ciptakan membawa ciri-ciri fitrah (berjenggot) sebagai seorang lelaki malah menghina ciptaan Allah ini, menghujatnya sebagai ciri keGOBLOKan seseorang, semakin panjang jenggotnya, semakin GOBLOK?!?!?!?!
Gambar 2. Siapa yang sejatinyamempertontonkan kegoblokannya?
Wallahi syariat Islam di depan mata dihujat, dan orang-orang yang mengamalkan sunnah ini sebagai bukti nyata kecintaannya kepada NabiNya dihinadinakan tetapi anda yang mengaku Muslim tidak marah dan tersinggung karenanya serta masih bersikukuh membela dan mendukungnya?!?!
Apakah kecintaan kepada Nabi hanya sebatas nyanyian sambil berjoget koplo semata?!?!
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
(bersambung ini sya Allah)
http://tukpencarialhaq.com/2015/09/15/the-fundamental-of-goblok-made-in-said-aqil-siradj-dalam-sorotan-1/