Minggu, 28 Desember 2014
Sabtu, 27 Desember 2014
HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU
Tahun Baru Masehi akan datang sebentar lagi
, yang mana kita lihat manusia sibuk mempersiapkan diri dalam menyambutnya, baik dengan perayaan, liburan dan yang lainnya.
Kita lihat sebagian kaum muslimin sibuk juga untuk berpartisipasi dalam menyambut tahun baru Masehi ini, baik dengan perayaan, liburan, saling kirim kartu ucapan selamat tahun baru ataupun yang lainnya.
⚡ Sebagian kaum muslimin jatuh dalam penyerupaan mereka dengan orang-orang kafir dalam memperingati hari raya mereka atau mengucapkan selamat hari raya kepada mereka. Maka sekarang merupakan waktu yang tepat untuk kita membahas tentang hukum permasalahan tersebut, semoga Allah selalu menolong kita.
Berkata Asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah:
Mengucapkan selamat hari raya NATAL atau yang selainnya dari hari-hari raya keagamaan kepada orang-orang kafir adalah HARAM dengan kesepakatan (para Ulama), hal ini sebagaimana dinukil oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya “Ahkam Ahlidz Dzimmah”, dimana beliau mengatakan: “Adapun mengucapkan selamat hari raya siyar-siyar khusus orang-orang kafir adalah haram dengan kesepakatan (para ulama), misalnya mengucapkan selamat hari raya atau puasa mereka, “HARI RAYA PENUH KEBERKAHAN ATAS KALIAN” atau ucapan yang semisal hal tersebut. Meskipun orang yang mengucapkan hal tersebut selamat dari kekufuran, namun hal ini merupakan perbuatan yang haram, ucapan dia ini sederajat dengan yang memberi ucapan selamat atas sujud mereka terhadap salib, bahkan lebih besar dosanya dari hal tersebut disisi Allah. Perbuatan tersebut lebih dibenci daripada memberi ucapan selamat karena minum khamer (arak), membunuh jiwa, melakukan zina dan yang semisalnya.
Dan kebanyakan orang-orang yang jatuh didalam hal itu adalah orang-orang yang tidak memiliki penghargaan terhadap agamanya, tidak tahu buruknya apa yang dia perbuat. Maka barangsiapa mengucapkan selamat kepada pelaku kemaksiatan, kebid’ahan atau kekufuran maka sungguh dia menentang kebencian dan kemurkaan Allah.” Selesai perkataan beliau.
Mengucapkan selamat hari raya keagamaan kepada orang kafir adalah haram, dan kedudukannya sederajat dengan apa yang disebutkan Ibnul Qayyim, hal tersebut karena padanya ikrar terhadap siyar-siyar kekufuran yang ada pada mereka, dia ridha kepadanya, meskipun dia (sebenarnya) tidak ridha kepada kekufuran. Namun meskipun demikian haram bagi seorang muslim meridhai siyar-siyar orang-orang kafir atau memberikan ucapan selamat kepada mereka, karena Allah Ta’ala tidak ridha dengan hal itu, sebagaimana hal ini Dia firmankan:
{إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ}
"Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu.” [QS. Az-Zumar: 7]
{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا}
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” [QS. Al-Maidah: 3]
Memberikan ucapan selamat hari raya kepada mereka adalah haram, baik mengucapkannya bersama-sama dalam satu wadah ataupun tidak.
Jika mereka mengajak mengucapkan selamat hari raya mereka, maka kita tidak boleh menjawabnya, karena itu bukan hari raya kita dan bukan pula hari raya yang Allah ridhai, dan juga karena hal itu adalah hari raya yang dibuat-buat dalam agama mereka ataupun hari raya tersebut yang memang disyariatkan, akan tetapi telah terhapus syariat tersebut dengan datangnya agama Islam yang mana Allah mengutus Nabi Muhamad Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada seluruh makhluk. Allah berfirman:
(وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِين)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [QS. Ali Imran: 85]
Haram bagi seorang muslim memenuhi undangan mereka dalam perayaan tersebut, karena hal tersebut lebih besar dosanya daripada dosa orang yang sekedar mengucapkan selamat hari raya, karena dia bergabung dalam perayaan tersebut.
Demikian pula diharamkan bagi kaum muslimin menyerupai orang-orang kafir dengan memperingati perayaan yang semisal mereka, atau saling tukar hadiah, berbagi kue, makanan, meliburkan diri dari pekerjaan atau yang semisal dengan hal tersebut. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
(مَنْ تشبّه بقوم فهو منهم)
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dalam golongan mereka.”
Berkata Syaikhul Islam rahimahullah dalam kitabnya “Iqtidha Ash Shirathil Mustaqim Mukhalafah Ashhabil Jahim”:
“Menyerupai dalam sebagian perayaan Ied mereka akan melahirkan kebahagiaan hati terhadap perayaan mereka yang padanya terdapat kebatilan, terkadang malah membuat semangat kepada orang-orang kafir dalam memamfaatkan moment tersebut dan merendahkan orang-orang yang tidak mampu.” Selesai perkataan beliau.
Barangsiapa melakukan hal tersebut maka sungguh dia telah berdosa, baik dia melakukannya dalam rangka beramah-tamah dengan mereka, saling mencintai, malu ataupun karena sebab yang lainnya. Hal ini haram karena padanya penipuan terhadap agama Allah dan ini justru membuat kuat hati-hati mereka (diatas kekufuran) serta membuat mereka bangga dengan agama mereka.
Kita mohon kepada Allah agar kaum muslimin diberikan kemluyaan dalam agamanya dan memberikan rizqi kekokohan diatas agamanya. Semoga Allah menolong mereka dari (makar) musuh-musuh mereka. Sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Mulia.
Asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah juga berkata:
“Memberi ucapan selamat tahun baru tidak pernah dikenal disisi para Salaf. Oleh karena itu lebih utama hal tersebut ditinggalkan. Akan tetapi apabila seseorang memberi ucapan tersebut kepada orang lain dengan dasar bahwa pada tahun yang lalu telah dia habiskan dengan ketaatan kepada Allah, dia berikan ucapan selamat atas panjangnya umurnya dalam ketaatan kepada Allah, maka jika seperti ini tidaklah mengapa, karena sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan bersamaan itu pula baik amalannya. Akan tetapi memberi ucapan selamat ini pada awal tahun Hijriyah. Adapun pada tahun baru Masehi maka tidak boleh kita memberikan ucapan selamat, karena dia (tahun masehi) bukan tahun yang syar’i, bahkan jika dia memberi ucapan selamat kepada orang-orang kafir pada perayaan hari raya mereka, maka orang tersebut berada dalam bahaya yang besar, karena memberikan ucapan selamat hari raya kepada orang-orang kafir merupakan bentuk keridhoan dan penghargaan terhadap hari raya mereka. Ridha dengan hari raya kekufuran terkadang bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam, sebagaimana yang disebutkan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya “Ahkam Ahlidz Dzimmah”.
Kesimpulan dari pembicaraan ini: Sesungguhnya memberi ucapan selamat diawal tahun Hijriyah lebih baik ditinggalkan, tanpa ada keraguan lagi, karena hal tersebut tidak pernah ada di zaman para Salaf, namun jika dilakukan maka tidak berdosa. Adapun memberi ucapan selamat tahun baru Masehi maka tidak boleh.
Sumber: Liqa Babil Maftuh (112).
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
WA. FORUM KIS
Jumat, 26 Desember 2014
BANTAHAN SYUBHAT PENDUKUNG RODJA
SYUBHAT
Ana pernah membaca tulisan seorang ikhwan yang mendukung Rodja:
“Kenapa kalian melarang manusia untuk mendengarkan Rodja karena salah satu alasannya ada Al Halaby. Sedangkan kalian tidak melarang manusia untuk membaca kitab-kitabnya Iman Nawawi dan Ibnu Hajar Asqolani yang sudah dijelaskan bahwa mereka berdua beraqidah Murji’ah”
Pertanyaannya:
Apakah Shahih penjelasan bahwa Imam Nawawi dan Ibnu Hajar beraqidah Murji’ah. Dan jika benar bagaimana menjawab pertanyaan diatas!
BANTAHAN:
Simak penjelasan al ustadz abdul haq hafizhahullah yang bisa didownload di link berikut:
Unduh audio
atau download di sini
TIS
Rabu, 24 Desember 2014
MAULID NABI
HAKEKAT DI BALIK PERAYAAN MAULID NABI
Lihatlah, siapa yang membuat tradisi Peringatan Maulid Nabi pertama kali.... Apakah orang-orang shalihin.. Apakah generasi Salaf yang diridhai??
------------------------Asy-Syaikh 'Abdul Qadir al-Junaid berkata,
قال التزمنتي الشافعي عن المولد: هذا الفعل لم يقع في الصدر الأول من السلف الصالح مع تعظيمهم وحبهم له إعظاما ومحبة لا يبلغ جمعنا الواحد منهم.
At-Tazmanti asy-Syafi'i rahimahullah berkata tentang Maulid, "Perbuatan ini tidak pernah dilakukan oleh generasi pertama as-Salafush Shalih. Padahal pengagungan dan kecintaan mereka terhadap beliau (Rasulullah) merupakan pengagungan dan kecintaan yang sangat besar, kita semua tidak bisa mencapai seperti pengagungan dan kecintaan salah seorang di antara mereka (terhadap Rasulullah)."
قال المؤرخون : أول من أحدث الاحتفال بالمولد الدولة العبيدية. وقد قال عنهم المؤرخ الذهبي: قلبوا الإسلام،وأعلنوا الرفض،وأبطنوا مذهب الإسماعيلية
✅ Para 'ulama ahli sejarah mengatakan, "Yang pertama kali mengadakan perkara baru perayaan Maulid adalah Daulah Ubaidiyyah."
Seorang 'ulama ahli sejarah, al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah telah menegaskan tentang mereka,"Mereka (Daulah Ubaidiyyah) membalik Islam, menampakkan (manhaj) Rafidhah, dan menyembunyikan madzhab Isma'iliyyah (salah satu sekte ekstrim dalam Syi'ah, pen)."
قال المؤرخون:أول من أحدث الاحتفال بالمولد الدولة العبيدية وقال عنهم القاضي عياض: أجمع العلماء بالقيروان أن حال بني عبيد حال المرتدين والزنادقة
✅ Para 'ulama ahli sejarah mengatakan, "Yang pertama kali mengadakan perkara baru perayaan Maulid adalah Daulah Ubaidiyyah."
Al-Qadhi 'Iyadh berkata tentang mereka, "Para 'ulama di negeri Qairawan telah sepakat bahwa kondisi Bani 'Ubaid (penguasa di Daulah Ubaidiyyah) adalah kondisi ORANG-ORANG MURTAD DAN PARA ZINDIQ••••••••••••••
WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia
Senin, 22 Desember 2014
SAUDARA KU JAUHILAH HASAD..!!.
Hasad..?!.. iya itulah sebutan nya.
. sikap hasad seringkali menghinggapi pada diri seseorang, terlebih lagi apabila yang di hasadi adalah teman sepadannya, kadang terjadi diantara teman di kantor, di sekolah atau bahkan di bangku ma'had ( pondok pesantren )..
.. oleh karena nya.. Seorang 'Ulama Besar Syaikhul islam Ibnu Taimiah rohimahullohu ta'ala berkata; Tidak lah jasad ini lepas dari sikap hasad, namun orang yang mulia akan menyembunyikan nya dan orang yang tercela akan menampak kan nya..
- Kali ini Saya akan sedikit menjelaskan tentang definisi hasad, hukum dan ciri2 orang yang hasad begitu juga cara mengobatinya.. bi idznillah..
- Hasad adalah Ber angan-angan agar keni'matan Alloh yang di anugerahkan kepada orang lain hilang darinya..
- Ada juga yang mengatakan; Benci terhadap suatu ni'mat yang Alloh anugerah kan kepada seseorang..
- maka definisi yang pertama lebih masyhur ( dikenal ) di sisi para 'ulama, dan yang ke dua adalah definisi yang di pilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh ta'ala..
- sehingga sekedar benci / tidak suka terhadap suatu nikmat yang Alloh anugerahkan kepada seseorang sudah teranggap hasad.. wal 'iyadzubillah..
- Hukum Hasad; Adapun tentang hukum nya, maka Al imam Ibnul 'utsaimin telah menjelaskan bahwa hasad adalah Haram tidak di perbolehkan..
- sebab Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam melarang dan memperingat kan nya .. sebagaimana yang tertera di dalam sebuah hadits yang di riwayat kan oleh al imam muslim bahwa Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda: ( لا تحاسدوا ) - "artinya".. janganlah kalian hasad.."..
- Ciri atau Tanda2 orang yang hasad..
- Adapun ciri atau tanda2 nya diantara nya sebagai berikut;
- Ia senang jika mengetahui kesalahan teman nya.. bahkan ia sangka bahwa kesalahan teman nya lebih besar dari pada kesalahan selain nya..
- sehingga setiap kali ia mengetahui kesalahan teman nya bertambah pula kesenangan nya.. la ilaha illalloh..!!..
- Tidak mau menyandar kan suatu ke utamaan / faidah kepada saudaranya.. padahal termasuk keberkahan suatu ilmu adalah dengan menyandarkan kepada pemilik nya.. sebagaimana yang diterangkan oleh Para 'Ulama, seperti Imam An nawawi.. dlm ( Bustanul 'arifin )..
- Senang dengan tidak hadir nya saudaranya pada permasalahan yang ia berseteru padanya.. ia sangka bahwa dengan tidak hadir nya saudaranya akan mengangkat derajat dan kedudukannya.. subhanalloh..!!..
-
- Lalu bagaimanakah cara mengobatinya..?..
Di dalam kitab Ma'alim fi toriq tolabil 'ilmi disebutkan diantaranya sebagai berikut;
- Mendo'a kan nya di saat saudara nya tidak mengetahui.. maka apabila didalam hati mu tertimpa hasad kepada seseorang, segeralah do'akan untuk nya..
- Mengunjungi nya dan menampak kan apa yang ia punyai berupa keutamaan.. - dahulu terkadang para 'ulama mengunjungi murid2nya.. dan menjadikan hal itu sebagai salah satu bentuk Ibadah dalam mendekat kan diri kepada Alloh ta'ala..
- Meminta bimbingan atau meminta nasehat kepada Nya..
- sebab dengan meminta bimbingan atau nasehat kepada Nya, akan menjadikan rasa kecintaan untuk Mu..
- dan sesungguhnya hal ini sangat lah sulit, namun akan mudah bagi siapa yang Alloh beri kemudahan untuk Nya, Masya Alloh..
- dengan demikian
wahai SAUDARAKU JAUHI LAH HASAD .. !! ..
- ..
- Sesungguh nya hasad akan mencegah dari berkah Nya Ilmu..
- terlebih lagi apabila hasad menimpa seorang penuntut ilmu, maka akan rusak lah jalan yang ia tempuh di dalam mencari ilmu .. wal 'iyadzubillah..!!..
- dan sesungguh Nya , permusuhan yang di bangun karena hasad maka akan lebih hebat dan lebih memberikan pengaruh, dari pada permusuhan selain Nya..
✨- oleh karena Nya berkata seorang penyair.. ;
- Segala permusuhan di harap kan akan kesatuan dan perdamaian nya
kecuali permusuhan orang yang memusuhi mu karena hasad..
. Coba perhatikan lah !! apa yang menyebab kan Iblis la'natulloh 'alaih di keluarkan dari surga..??..
- tidak lain itu di sebabkan karena HASAD.. wal 'iya dzubillah..
- oleh karena Nya jika engkau menyaksikan teman Mu, ia diberikan oleh Alloh apa-apa yang tida diberikan kepada mu.. maka ber hati-hatilah..!! Jangan sampai terbesit pada diri mu sikap hasad, maka jika ada sedikit saja pada diri mu dari sikap hasad, segeralah meminta ampun kepada Alloh ta'ala, dan mintalah kepada Nya agar Alloh mencintai teman mu dan mencintaimu.
- ingat lah Firman Alloh ta'ala menjelaskan etika orang yang memusuhi kita; yang artinya;
- " Tolaklah ( kejahatan itu ) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi Teman yang sangat Setia. "- Qs, Fushshilat 34.
- Maka bagaimana kah apabila hasad terus ada di antara kita..??.. terlebih lagi pada penuntut ilmu..!?..
. نسأل الله السلامة والعافية وأن يجنبنا من العداوة والبغضاء والحسد وأن يئلف بين قلوبنا علي الإيمان
Minggu, 21 Desember 2014
Kamis, 18 Desember 2014
10 HAK-HAK PERSAUDARAAN
Syaikh Sholih alu asy-Syaikh hafidzahullah Berkata :
Hak Pertama :
______________________
"أن يحب أخاه لله لا لغرض من الدنيا"
"Hendaknya seorang mencintai saudaranya "lillah" (karena Allah), BUKAN karena tujuan (kepentingan) dunia."
Hak Kedua :
______________________
"أن يقدم الأخ لأخيه الإعانة بالمال وبالنفس"
"Hendaknya seorang saudara lebih mengutamakan saudaranya yang lain, dalam membantunya baik dengan harta dan juga jiwanya."
Hak Ketiga :
______________________
"حفظ العرض. لأداء هذا الحق مظاهر :
تسكت عن ذكر العيوب
لا تدقق معه السؤال
تحفظ أسراره
"Menjaga kehormatan saudaranya.
Untuk mewujudkan hak ini, ada beberapa faktor pendukung :
Diam dari menyebut (baca : menyebarkan) aib-aibnya.
Tidak berdalam-dalam ketika bertanya kepadanya.
Menjaga rahasia-rahasianya.
Hak Keempat :
______________________
"أن تجنب أخاك سوء الظن به"
"Hendaknya engkau menjauhi suudzon (prasangka yang jelek) terhadap saudaramu."
Hak Kelima :
______________________
"أن تتجنب مع إخوانك المراء والممارة.
المراء له لأسباب :
يظهر أنه لم يستسلم لوجهة النظر
الرغبة في الانتصار
عدم رعاية آفات اللسان
"Seyogianya engkau menjauhi debat kusir, perdebatan dengan cara yang bathil dengan saudaramu.
Dan termasuk sebab yang bisa mengantarkan kepada debat kusir :
Nampak bahwa ia tidak menerima pendapat dari suatu sisi pandang.
Menginginkan kemenangan (dari pendapatnya).
Tidak memperdulikan bahaya dari kejelekan lisannya.
Hak Keenam :
______________________
"بذل اللسان لأخيك. وله مظاهر :
لا تكن شحيحا بلسانك
شكره على بذله
أن تثني عليه في غير حضوره
"Hendaknya engkau mencurahkan nasihat kepada saudaramu, di sana ada beberapa faktor pendukung :
Janganlah engkau bakhil dari menasihati saudaramu.
Berterima kasih atas kebaikan yang telah ia curahkan.
Engkau senantiasa menyebut saudaramu dengan kebaikan tatkala ia tiada.
Hak Ketujuh :
_____________________
"العفو عن الزلات"
"Memaafkan dari kesalahan-kesalahan (baca: kekhilafan) saudaranya"
Hak Kedelapan :
_____________________
"الفرح بما آتاه الله جل وعلا في المال والعلم والدين والصلاح"
"Merasa senang, gembira atas apa yang ALLAH berikan kepada saudaranya.
Dari harta, ilmu, agama dan kebaikan (yang lainnya)."
Hak Kesembilan :
------------------------------
"أن يكون بينك وبين إخوانك تعاون في الخير والصلاح"
Seyogianya engkau saling berta'awun (tolong-menolong) dengan saudaramu, dalam perkara kebaikan dan perkara yang bermanfaat.
Hak Kesepuluh :
------------------------------
"أن يكون بين أصحاب الأخوة الخاصة تشاور وتآلف فيما بينهم"
"Seyogianya antar saudara secara khusus, untuk saling bermusyawarah dan menyatukan langkah pada perkara yang ada diantara mereka."
(SELESAI)
Sumber artikel :
http://www.ajurry.com/vb/
Forum Salafy Purbalingga
Selasa, 16 Desember 2014
Memilih Teman Yang Baik
Seorang teman sangat besar pengaruhnya bagi
agama seseorang.
Lihatlah Abu Thalib! Bagaimana dia tidak mau menerima dakwah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan akhirnya mati di atas kesyirikan disebabkan teman yang
mendampinginya yakni Abu Jahal yang terus
memengaruhinya untuk tidak menerima dakwah
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.[1]
Ketahuilah, semoga Allah 'Azza wa jalla merahmati
Anda, tidak semua orang bisa dijadikan sahabat.
Karena Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
berkata:
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳْﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ، ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
“Seseorang ada di atas agama/perangai temannya,
maka hendaknya seseorang meneliti siapa yang dia
jadikan temannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud,
dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-
Shahihah no. 127)
Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam juga berkata:
ﻻَ ﺗُﺼَﺎﺣِﺐْ ﺇِﻟَّﺎ ﻣُﺆْﻣِﻨﺎً، ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺄْﻛُﻞْ ﻃَﻌَﺎﻣَﻚَ ﺇِﻟَﺎ ﺗَﻘِﻲٌّ
“Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang
mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali orang bertakwa.” (HR. Abu Dawud no. 4832 dan dihasankan Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Jami’
no. 7341)
Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam juga berkata:
ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﺠَﻠِﻴﺲِ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢِ ﻭَﺍﻟﺴَّﻮْﺀِ ﻛَﺤَﺎﻣِﻞِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻚِ ﻭَﻧَﺎﻓِﺦِ ﺍﻟْﻜِﻴﺮِ
ﻓَﺤَﺎﻣِﻞُ ﺍﻟْﻤِﺴْﻚِ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳُﺤْﺬِﻳَﻚَ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺒْﺘَﺎﻉَ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺠِﺪَ
ﻣِﻨْﻪُ ﺭِﻳﺤًﺎ ﻃَﻴِّﺒَﺔً ﻭَﻧَﺎﻓِﺦُ ﺍﻟْﻜِﻴﺮِ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳُﺤْﺮِﻕَ ﺛِﻴَﺎﺑَﻚَ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺠِﺪَ
ﺭِﻳﺤًﺎ ﺧَﺒِﻴﺜَﺔً
“Permisalan teman yang baik dan teman yang jelek seperti penjual misk dan pandai besi. Adapun penjual
misk, bisa jadi engkau diberi olehnya, membeli
darinya, atau minimalnya engkau mendapatkan bau
wangi. Adapun pandai besi bisa jadi membakar
pakaianmu atau engkau mencium bau tidak sedap darinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628)
Seseorang yang akan dijadikan teman hendaknya
memenuhi syarat-syarat yang dijelaskan oleh para ulama. Kriteria seseorang yang bisa dijadikan teman
adalah sebagai berikut:
1. Berakal
==========
Ini adalah modal utama dalam persahabatan setelah iman. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang
yang dungu, karena dia ingin berbuat baik kepadamu namun hal tersebut justru bermudharat bagimu. Yang dimaksud berakal di sini adalah mampu memahami keadaan yang sebenarnya, baik memahaminya sendiri
atau bisa memahami ketika diberi pengertian.
2. Berakhlak baik
_________________
Betapa banyak orang berakal namun ketika marah atau dikuasai syahwat, dia akan mengikuti hawa
nafsunya. Maka tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang seperti ini.
Lalu, bagaimana cara kita mengetahui akhlak
seseorang? Ada beberapa cara untuk mengetahui
akhlak seseorang. Diantaranya:
a. Melihat siapa temannya.
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳْﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ، ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
“Seseorang ada di atas agama/perangai temannya
maka hendaknya seseorang meneliti siapa yang dia jadikan temannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud
dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-
Shahihah no. 127)
Ibnu Mas’ud rahimahullah berkata: “Nilailah
(kenalilah) manusia dengan menilai (mengenal)
teman-temannya.”
Dalam pepatah Arab dinyatakan, “Katakan kepadaku
siapa temanmu, maka aku akan sampaikan siapa sebenarnya kamu.”
Sebagian ahli hikmah menyatakan: “Kenali temanmu dengan mengenali temannya sebelummu.”
b. Akhlak seseorang juga akan diketahui dengan
safar (bepergian) dengannya.
Perjalanan jauh disebut safar (yang dalam bahasa Arab bermakna ‘menyingkap’) karena akan menyingkap hakikat jatidiri seseorang. Dalam safar,
akan terlihat banyak akhlak dan tabiatnya. Oleh karena itu, orang Arab menyatakan, “Safar adalah mizan (timbangan) bagi satu kaum.”
3. Bukan orang fasiq
__________________
Seorang fasiq tidak takut kepada Allah 'Azza wa jalla.
Seseorang yang tidak takut kepada Allah 'Azza wa jalla, maka kita tidak merasa aman dari
pengkhianatannya dan tidak bisa dipercaya.
4. Bukan ahlul bid’ah
____________________
Karena dikhawatirkan dia akan menebarkan
kebid’ahannya kepada orang lain[2].
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Tidak mungkin seorang Ahlus Sunnah berteman (condong) kepada ahlul bid’ah, kecuali karena adanya kemunafikan (dalam hatinya).”
Beliau rahimahullah berkata juga, “Hati-hatilah.
Janganlah engkau duduk bersama orang yang akan merusak hatimu. Jangan pula engkau dudukbersama
pengikut hawa nafsu,karena aku khawatir murka Allah Ta'ala menimpamu.”
5. Bukan orang yang tamak dan rakus terhadap dunia
(Lihat Mukhtashar Minhajul Qasidhin hal. 99, Ni’matul
Ukhuwah hal. 19-25)
Sumber : KIB Bontang
agama seseorang.
Lihatlah Abu Thalib! Bagaimana dia tidak mau menerima dakwah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan akhirnya mati di atas kesyirikan disebabkan teman yang
mendampinginya yakni Abu Jahal yang terus
memengaruhinya untuk tidak menerima dakwah
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.[1]
Ketahuilah, semoga Allah 'Azza wa jalla merahmati
Anda, tidak semua orang bisa dijadikan sahabat.
Karena Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
berkata:
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳْﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ، ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
“Seseorang ada di atas agama/perangai temannya,
maka hendaknya seseorang meneliti siapa yang dia
jadikan temannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud,
dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-
Shahihah no. 127)
Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam juga berkata:
ﻻَ ﺗُﺼَﺎﺣِﺐْ ﺇِﻟَّﺎ ﻣُﺆْﻣِﻨﺎً، ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺄْﻛُﻞْ ﻃَﻌَﺎﻣَﻚَ ﺇِﻟَﺎ ﺗَﻘِﻲٌّ
“Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang
mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali orang bertakwa.” (HR. Abu Dawud no. 4832 dan dihasankan Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Jami’
no. 7341)
Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam juga berkata:
ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﺠَﻠِﻴﺲِ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢِ ﻭَﺍﻟﺴَّﻮْﺀِ ﻛَﺤَﺎﻣِﻞِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻚِ ﻭَﻧَﺎﻓِﺦِ ﺍﻟْﻜِﻴﺮِ
ﻓَﺤَﺎﻣِﻞُ ﺍﻟْﻤِﺴْﻚِ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳُﺤْﺬِﻳَﻚَ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺒْﺘَﺎﻉَ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺠِﺪَ
ﻣِﻨْﻪُ ﺭِﻳﺤًﺎ ﻃَﻴِّﺒَﺔً ﻭَﻧَﺎﻓِﺦُ ﺍﻟْﻜِﻴﺮِ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳُﺤْﺮِﻕَ ﺛِﻴَﺎﺑَﻚَ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺠِﺪَ
ﺭِﻳﺤًﺎ ﺧَﺒِﻴﺜَﺔً
“Permisalan teman yang baik dan teman yang jelek seperti penjual misk dan pandai besi. Adapun penjual
misk, bisa jadi engkau diberi olehnya, membeli
darinya, atau minimalnya engkau mendapatkan bau
wangi. Adapun pandai besi bisa jadi membakar
pakaianmu atau engkau mencium bau tidak sedap darinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628)
Seseorang yang akan dijadikan teman hendaknya
memenuhi syarat-syarat yang dijelaskan oleh para ulama. Kriteria seseorang yang bisa dijadikan teman
adalah sebagai berikut:
1. Berakal
==========
Ini adalah modal utama dalam persahabatan setelah iman. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang
yang dungu, karena dia ingin berbuat baik kepadamu namun hal tersebut justru bermudharat bagimu. Yang dimaksud berakal di sini adalah mampu memahami keadaan yang sebenarnya, baik memahaminya sendiri
atau bisa memahami ketika diberi pengertian.
2. Berakhlak baik
_________________
Betapa banyak orang berakal namun ketika marah atau dikuasai syahwat, dia akan mengikuti hawa
nafsunya. Maka tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang seperti ini.
Lalu, bagaimana cara kita mengetahui akhlak
seseorang? Ada beberapa cara untuk mengetahui
akhlak seseorang. Diantaranya:
a. Melihat siapa temannya.
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳْﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ، ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
“Seseorang ada di atas agama/perangai temannya
maka hendaknya seseorang meneliti siapa yang dia jadikan temannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud
dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-
Shahihah no. 127)
Ibnu Mas’ud rahimahullah berkata: “Nilailah
(kenalilah) manusia dengan menilai (mengenal)
teman-temannya.”
Dalam pepatah Arab dinyatakan, “Katakan kepadaku
siapa temanmu, maka aku akan sampaikan siapa sebenarnya kamu.”
Sebagian ahli hikmah menyatakan: “Kenali temanmu dengan mengenali temannya sebelummu.”
b. Akhlak seseorang juga akan diketahui dengan
safar (bepergian) dengannya.
Perjalanan jauh disebut safar (yang dalam bahasa Arab bermakna ‘menyingkap’) karena akan menyingkap hakikat jatidiri seseorang. Dalam safar,
akan terlihat banyak akhlak dan tabiatnya. Oleh karena itu, orang Arab menyatakan, “Safar adalah mizan (timbangan) bagi satu kaum.”
3. Bukan orang fasiq
__________________
Seorang fasiq tidak takut kepada Allah 'Azza wa jalla.
Seseorang yang tidak takut kepada Allah 'Azza wa jalla, maka kita tidak merasa aman dari
pengkhianatannya dan tidak bisa dipercaya.
4. Bukan ahlul bid’ah
____________________
Karena dikhawatirkan dia akan menebarkan
kebid’ahannya kepada orang lain[2].
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Tidak mungkin seorang Ahlus Sunnah berteman (condong) kepada ahlul bid’ah, kecuali karena adanya kemunafikan (dalam hatinya).”
Beliau rahimahullah berkata juga, “Hati-hatilah.
Janganlah engkau duduk bersama orang yang akan merusak hatimu. Jangan pula engkau dudukbersama
pengikut hawa nafsu,karena aku khawatir murka Allah Ta'ala menimpamu.”
5. Bukan orang yang tamak dan rakus terhadap dunia
(Lihat Mukhtashar Minhajul Qasidhin hal. 99, Ni’matul
Ukhuwah hal. 19-25)
Sumber : KIB Bontang
Senin, 15 Desember 2014
Senin, 08 Desember 2014
HIDUP NIKMAT TANPA JIMAT
REKAMAN KAJIAN AHAD 7 DES 2014 BA'DA 'ASHR
DI MASJID AL I'TISHOM SEMARANG
" HIDUP NIKMAT TANPA JIMAT "
Oleh : Abu Nasiim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz
LINK DONLOT :
Ilustrasi di atas hanyalah sedikit gambaran tentang orang-orang yang telah terikat dengan benda-benda mati. Ada yang menamakannya jimat, barang pegangan, gegawan, pripih, pepunden atau nama-nama lain.
Na’udzu billah min dzalik!
Kondisi orang-orang semacam di atas sesungguhnya sangat menyedihkan. Hidupnya selalu dipenuhi dengan perasaan cemas dan resah. Tanpa dia sadari dirinya telah menghamba kepada benda-benda mati yang tiada bisa memberi manfaat atau menolak madharat sama sekali. Harapannya tercurah kepada benda-benda tersebut. Jika benda-benda itu hilang atau tidak ada di dekatnya, seolah-olah musibah dan bencana selalu dekat menghampirinya.
Tamimah
Salah seorang sahabat Rasulullah, Uqbah bin Amir Al Juhani menceritakan tentang sepuluh orang yang datang menemui Rasulullah untuk menyatakan baiat. Sembilan orang di antara mereka lalu dibaiat oleh Rasulullah sedangkan seorang tidak beliau baiat.
Merekapun bertanya,“Wahai Rasulullah, ada apa gerangan Engkau hanya membaiat sembilan orang dan membiarkan yang seorang?”
Rasulullah kemudian menjelaskan sebabnya,“Orang ini membawa tamimah” .
Kemudian Rasulullah mengambil tamimah tersebut lalu memutusnya. Setelah itu Rasulullah bersabda,
مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ“Barangsiapa menggantungkan tamimah maka ia telah berbuat syirik”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad di dalam Al Musnad 4/156 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani di dalam As Shahihah 492 dan Syaikh Muqbil di dalam As Shahihul Musnad 2/35.
Setelah menerangkan kedudukan hadits di atas, Syaikh Al Albani memberikan beberapa keterangan penting tentang tamimah. Beliau mengatakan,
Allahul Musta’an !“Tamimah adalah gelang. Dahulu orang-orang arab memakaikannya pada anak-anak mereka dengan tujuan terhindar dari penyakit ‘ain -menurut sangkaan mereka-. Kemudian Islam menghukuminya batil. Sebagaimana keterangan di dalam An Nihayah karya Ibnul Atsir.Saya (Al Albani) menambahkan : Kesesatan semacam ini masih tetap tersebar di kalangan badui, petani dan sebagian penduduk kota. Semacam ini juga adalah jimat-jimat yang digantungkan oleh sebagian sopir di bagian depan mobil. Mereka menggantungkannya di cermin.Bahkan sebagian mereka menggantungkan sandal di bagian depan atau belakang mobil. Sebagian yang lain menggantungkan sepatu kuda di bagian depan rumah atau toko. Semua itu dilakukan agar terhindar dari penyakit ‘ain -menurut anggapan mereka-.Padahal tidaklah para Rasul diutus dan kitab-kitab suci diturunkan kecuali untuk menghapuskan dan meniadakan hal-hal demikian. Hanya kepada Allah kita mengadu tentang kejahilan kaum muslimin di masa ini juga jauhnya mereka dari agama”
Jimat dan semisalnya memang telah menjadi penyakit akidah di tengah-tengah masyarakat kita. Benda-benda tersebut diletakkan di sudut-sudut rumah agar terhindar dari bala’, di belakang kursi sopir bis dan truk, di sampan dan perahu para nelayan, ditanam di petak sawah milik petani, dikalungkan dan digelangkan di tangan anak-anak kecil. Ya Allah, sungguh Engkau maha mengetahui tentang kesyirikan semacam ini.
Dengan iming-iming kebal dari bacokan senjata tajam, tidak terbakar oleh api, selamat dari tenggelam, terhindar dari orang jahat atau angan-angan kosong lainnya, jimat diperjualbelikan dengan harga yang sangat tinggi. Meskipun mereka menyebutnya sebagai “mahar”, apakah ada perbedaannya ?
Seorang sahabat nabi, Hudzaifah bin Al Yaman pernah menjenguk seseorang yang sedang jatuh sakit. Ternyata beliau melihat di lengan orang tersebut ada semacam gelang dari benang. Beliau langsung bertanya,”Benda apa ini?” “Gelang dari benang untuk obat” orang itu menjawab.
Seketika itu juga Hudzaifah memutus gelang tersebut dan mengatakan,”Kalau engkau mati dalam kondisi masih menggunakannya, aku tidak akan menyhalatkan jenazahmu!”
Kisah di atas dibawakan oleh Al Imam Abdurrazzaq bin Hammam di dalam kitab beliau Al Mushannaf 7/373.
Demikianlah sikap para sahabat Rasulullah. Adakah kesadaran kita untuk meneladani Rasulullah yang telah memutuskan tamimah ? Juga meneladani para sahabat yang begitu gigih melaksanakan perintah Rasulullah? Sungguh kebahagiaan dan ketenangan hakiki hanyalah dengan mengikuti petunjuk Rasulullah.
Di dalam hadits lain Rasulullah bersabda,إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَ التِّوَلَةَ شِرْكٌ“Sesungguhnya ruqa, tamimah dan tiwalah adalah bentuk kesyirikan”
Hadits di atas diriwayatkan dari sahabat Ibnu Mas’ud oleh Ahmad (1/381), Abu Dawud (3883) dan Ibnu Majah (3530), dan dishahihkan Syaikh Al Albani (As Shahihah 331) dan Syaikh Muqbil (As Shahihul Musnad 1/642)
Tiwalah
Tiwalah juga diharamkan oleh Islam dan ditetapkan oleh Rasulullah sebagai salah satu bentuk kesyirikan. Lalu apakah tiwalah itu?
Jika ia meyakini bahwa benda-benda tersebut mampu memberi manfaat atau menolak bala’ dengan sendirinya, maka ia telah terjatuh dalam syirik akbar (akbar). Adapun seseorang yang meyakininya hanya sebagai sebab dan faktor saja, maka ia dihukumi berbuat syirik asghar (kecil).
Yang jelas dan wajib bagi setiap muslim dan muslimah adalah menggantungkan harapan, rasa takut dan rasa cintanya murni untuk dan kepada Allah. Ia tidak memalingkan hati kepada selain Allah dan ia harus bertawakkal sepenuhnya kepada Allah.
Keselamatannya bukan ditentukan oleh jimat. Keuntungan dan rizkinya sama sekali tidak terkait denganpelet dan pengasihan. Kesembuhan dan kesehatannya tidak ada hubungannya dengan gelang, cincin atau kalung pemberian dari mbah Dukun. Bukan!
Allah berfirman di dalam Al Qur’an,قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّاتَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَKatakanlah:”Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya.Katakanlah:”Cukuplah Allah bagiku”.Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS. 39:38)
Keutuhan ibadah sepenuh hati dan jiwa, hanyalah ditujukan kepada Allah. Janganlah berpaling dan menduakan hati! Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan mati kita untuk Allah rabbil ‘alamin.
Wallahu a’laamu bishawab.
http://www.ibnutaimiyah.org/2013/02/hidup-nikmat-tanpa-jimat/
Minggu, 07 Desember 2014
Rekaman Kajian Rutin Ahad 7 Desember 2014
Rekaman Kajian Ahad Di Masjid Al I'tishom Semarang Ba'da Subuh
Al Ustadz Abu Nashim Mukhtar
Problematika Pendidikan Anak Download Disini
Kamis, 04 Desember 2014
PUJIAN DAN TAZKIYAH USTADZ DZULQORNAIN AL MAKASSARY TERHADAP PROF.DOKTOR SYAIKH ROBI BIN HADI AL-MADKHALI HAFIZHAHULLAH
Ustadz Dzulqarnain (sebelum di tahdzir) berkata :
" Syaikh Robi ini perlu diketahui beliau adalah ulama besar. yg telah diberikan rekomendasi oleh 4 Imam Ahlissunnah di zaman ini yakni :
Syaikh bin Baz,
Syaikh Albani,
Syaikh Utsaimin,
Syaikh Muqbil,
semuanya memberikan pujian kepada Syaikh Robi. ...
dan Syaikh memberi ceramah dihadapan Syaikh bin Baz, ini menunjukkan Syaikh Robi BUKAN ORANG SEMBARANG.
dan Syaikh Robi di MEKKAH MENGAJAR DI MASJID SYAIKH BIN BAZ & DIBERI REKOMENDASI OLEH SYAIKH BIN BAZ,...
ini menunjukkan Asy-Syaikh Robi adalah ULAMA BESAR, yg mengatakan Syaikh Robi itu ulama biasa² saja maka itu adalah orang² yg DIJELASKAN KESESATANNYA OLEH SYAIKH ROBI Hafizhahullah
Dan PENGAKUAN SYAIKH ALBANI bahwa Syaikh Robi adalah IMAM JARH WAT TA'DIL DI ZAMAN INI
Dan yang mengkritik Syaikh Robi adalah orang² yang dia salah satu dari 2 orang ;
Mungkin dia orang yang JAHIL MAKA DIAJARI
Dia orang yang mu'aniq
KERAS KEPALA, kalo dia MU'ANIQ maka kita MEMOHON KEPADA ALLAH MUDAH² DIA DIBERIKAN PETUNJUK ATAU KALAU TIDAK DIA DIPATAHKAN PUNGGUNGNYA
dan ORANG YANG PALING TAHU TENTANG KESESATAN JAMA'AH² DI ZAMAN INI adalah SYAIKH ROBI dan TERBUKTI BETUL !!!,...
maka FIRASAT BELIAU TEPAT, karena itulah AHLI ILMU PARA ULAMA adalah orang² yang HARUS KITA HORMATI...
ALLAH BERFIRMAN : " DAN SESUNGGUHNYA PADA HAL TERSEBUT ADA TANDA-TANDA BAGI ORANG YANG MEMPUNYAI FIRASAT"..
dan para Ulama itu seperti yg dikatakan oleh Imam Hasan Al Bashri bahwa kalo FITNAH MAU DATANG MEREKA TAU KALO INI FITNAH SEDANG DATANG, para Ulama sudah Tau....
nanti ketika FITNAH SUDAH TERJADI SUDAH PERGI BARULAH ORANG² JAHIL ITU TAU. ..OOOH ini FITNAH RUPANYA. ..
Syaikh Rabi' Adalah Rujukan
http://bit.ly/Zht224
Dzulqornain berkata (Tafaddol unduh kedua link ini untuk dengar suara syaikh dzulqornain al makassary)
Kalo sudah ada fatwa ulama...maka terima lah..hormati ulama kibar
http://bit.ly/WXeZx2
Bukti ucapan dzulqarnain.
(Edisi Senjata Makan Tuan)
Selasa, 02 Desember 2014
Asy-Syaikh Abu Ammar Ali Al-Hudzaify hafizhahullah
Asy-Syaikh Abu Ammar Ali Al-Hudzaify hafizhahullah
Pertanyaan:
Apakah di sana ada ulama kibar dan selain kibar ?
Jawaban:
Keadaan seseorang termasuk ulama berdasarkan persaksian dari para ulama bahwa dia termasuk ulama dan dia memiliki kemampuan untuk berfatwa, mengajar, dan diambil ilmunya, dan ditimba darinya, keadaan dia yang memiliki sifat-sifat ini maknanya dia boleh diambil faedah darinya, dan boleh menuntut ilmu dengan bimbingannya, dan dia berhak untuk berfatwa. Dan jika dia mampu menghadapi perkara-perkara nazilah (besar atau kontemporer) maka dia teranggap ahli dalam perkara nazilah. Hanya saja hal ini bukan berarti bahwa semua ulama berada dalam level yang sama. Ini adalah perkara yang penting yang mana kita melihat ada orang yang merancukannya, dan dia tidak mengetahui dari mana dia membawa perancuan semacam ini.
Keadaan seseorang sebagai ulama, memiliki keahlian, ditazkiyah, para ulama memujinya dengan mengatakan bahwa si fulan adalah seorang ulama, diambil faedahnya, dimintai fatwa, ini semua adalah sebuah perkara, kedudukannya tidak dicela.
Hanya saja dengan menganggap bahwa semua ulama berada dalam level yang sama maka ini adalah penilaian yang tidak benar. Bahkan yang benar para ulama itu bertingkat-tingkat derajatnya, dan ini merupakan karunia dari Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki.
Kita buat permisalan bagi ikhwah pada majelis-majelis yang lalu bahwa keumuman manusia mereka membedakan antara para dokter.
Seorang dokter yang baru lulus dari kuliah kedokteran dalam hitungan pekan atau bulan atau baru beberapa tahun saja, apakah dia sama dengan dokter lain yang telah menjalankan profesinya selama 50 tahun, dia melakukan operasi bedah, menangani luka-luka, bekerja di rumah sakit, apakah dokter baru tadi sama dengan dokter yang ini?!
Keumuman manusia menolak untuk menyamakan antara yang ini dan yang itu. Tetapi jika kalian bertanya: “Apakah dia seorang dokter?” Mereka akan menjawab: “Ya dia seorang dokter, tanpa diragukan lagi.”
Kita memuliakannya, tetapi untuk menganggapnya sama maka tidak. Ucapan semacam ini (menyamakan semua dokter) tidak benar, baik secara akal maupun kebiasaan manusia.
Jika misalnya saya –terpaksa kita sebutkan sebagian orang– memuliakan Asy-Syaikh Al-Fadhil Abdullah Al-Bukhary, beliau adalah seorang syaikh yang mulia dan termasuk jajaran ulama, tetapi tidak mungkin saya akan menyamakan beliau dengan Asy-Syaikh Rabi’. Benar atau tidak?! Siapa yang akan menyamakan antara beliau berdua?!
Jika saya memuliakan dan benar-benar mencintai Asy-Syaikh Muhammad bin Hady –saya mencintai beliau dan Allah mengetahui hal tersebut– demikian juga saya mencintai Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhary, karena semunya adalah masayikh kita.
Tetapi tidak mungkin saya akan menyamakan Asy-Syaikh Muhammad bin Hady dengan Asy-Syaikh Ibnu Baz. Apakah kalian paham hal ini ya ikhwah?!
Tetapi tidak mungkin saya akan menyamakan Asy-Syaikh Muhammad bin Hady dengan Asy-Syaikh Ibnu Baz. Apakah kalian paham hal ini ya ikhwah?!
Ini adalah masalah yang sangat penting sekali.
Namun maksudnya bukanlah untuk merendahkan ulama yang ini dan membenturkannya, tetapi sepantasnya untuk dibedakan antara ulama yang mereka merupakan ulama kibar (sepuh dan senior) yang telah sekian tahun yang lamanya dalam menuntut ilmu dan belajar serta telah menghabiskan sekian tahun lamanya, ada yang 50 tahun, 40 tahun, 30 tahun, sekian tahun ini mengokohkan dan menampakkan bahwa mereka berada pada jalan yang satu dan bahwasanya mereka mendapatkan taufiq sehingga sesuai dengan kebenaran dalam menghadapi setiap nazilah pada semua fatwa.
Namun maksudnya bukanlah untuk merendahkan ulama yang ini dan membenturkannya, tetapi sepantasnya untuk dibedakan antara ulama yang mereka merupakan ulama kibar (sepuh dan senior) yang telah sekian tahun yang lamanya dalam menuntut ilmu dan belajar serta telah menghabiskan sekian tahun lamanya, ada yang 50 tahun, 40 tahun, 30 tahun, sekian tahun ini mengokohkan dan menampakkan bahwa mereka berada pada jalan yang satu dan bahwasanya mereka mendapatkan taufiq sehingga sesuai dengan kebenaran dalam menghadapi setiap nazilah pada semua fatwa.
Maka tidak mungkin untuk kita samakan dengan ulama lain yang masih muda.
Jika saya mengatakan: “Ada ulama kibar dan ada yang selain mereka.”
Maka dari mana engkau memahami dengan mengatakan: “Berarti engkau merendahkan mereka!” Dari mana engkau memahami semacam ini?! Bagaiamana engkau mengetahui bahwa itu merupakan celaan?!
Maka dari mana engkau memahami dengan mengatakan: “Berarti engkau merendahkan mereka!” Dari mana engkau memahami semacam ini?! Bagaiamana engkau mengetahui bahwa itu merupakan celaan?!
Jadi –baarakallahu fiikum– wajib untuk kalian bisa membedakan dengan benar perkara ini.
Demi Allah, hal itu bukan merupakan perendahan. Dikatakan bahwa mereka adalah para ulama yang diambil faedahnya dan pantas untuk belajar di bawah bimbingan mereka, tetapi sepantasnya engkau untuk membedakan dengan tepat dan mengerti.
Saudara kami yang mulia yaitu Abdullah hafizhahullah seorang penuntut ilmu yang kami sama-sama belajar kepada Syaikh (Muqbil) rahimahullah. Ketika ada yang mengatakan: “Al-Akh Ali Al-Hudzaify berfatwa demikian.” Dia menjawab: “Al-Akh Ali kita terima sepenuhnya, tetapi saya menginginkan yang lebih senior darinya.” Apakah saya akan memahami dari perkataan ini bahwa dia mencela saya atau mencaci saya?!
Dia berhak untuk menyebut Ali dengan sebutan Ali, karena kami belajar bersama-sama. Tetapi engkau jangan (kalimat yang kurang jelas –pent) dengan Ali! Dari mana engkau memahami bahwa hal ini merupakan bentuk penghinaan?!
Dan kita katakan –baarakallahu fiikum– sesungguhnya kebanyakan fitnah bersumber dari sini. Yaitu dari pemahaman yang terbalik ini. Para Ulama Kibar tidak diingkari oleh seorang pun ya ikhwah.
Dahulu Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin termasuk Ulama Kibar di Mamlakah (Kerajaan Arab Saudi –pent), dan tidak ada seorang pun yang menentang fatwa-fatwa mereka.
Para ulama juga memiliki spesialiasi atau kekhususan dalam bidang ilmu. Ketika sampai kepada Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz bahwa sebagian orang mencela Musnad Ahmad, maka beliau menulis surat kepada Asy-Syaikh Al-Albany dengan mengatakan: “Ada pihak yang mencela Musnad Ahmad, maka mohon dibantah, semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.”
Maka Asy-Syaikh Al-Albany membantahnya dengan menulis kitab Adz-Dzabbul Ahmad ‘an Musnadil Imam Ahmad.
Jadi para ulama memiliki kekhususan dalam bidang tertentu, ulama yang ini spesialisasinya dalam bidang hadits, walaupun beliau juga memiliki keilmuan yang baik dalam bidang fiqih, tetapi spesialisasinya dalam bidang hadits.
Jadi para ulama memiliki kekhususan dalam bidang tertentu, ulama yang ini spesialisasinya dalam bidang hadits, walaupun beliau juga memiliki keilmuan yang baik dalam bidang fiqih, tetapi spesialisasinya dalam bidang hadits.
Sedangkan ulama yang ini memiliki keilmuan yang baik dalam bidang hadits, tetapi spesialisasinya dalam bidang fiqih. Kemudian ulama yang ini memiliki keilmuan yang baik dalam bidang fiqih, tetapi spesialisasinya dalam bidang nahwu, demikian seterusnya. Itu adalah keutamaan dari Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Mereka semua diambil faedahnya.
Kemudian ada ulama yang ini engkau dapati dia sebagai seorang ulama yang mulia yang sangat cerdas dan jarang ada tandingannya dalam membantah ahli bid’ah dan mengetahui dengan cermat dan teliti isi kitab-kitab mereka dan berbagai kesesatan yang disusupkan dalam kitab-kitab mereka.
Maka ulama yang seperti ini bagaimana bisa engkau samakan dengan yang lain?! Bagaimana bisa engkau menyamakan yang ini dengan yang itu?!
Ini merupakan masalah yang sangat penting –baarakallahu fiikum–, dan pembicaraan mengenai masalah ini membutuhkan sebuah risalah yang lengkap. Dan ini bukan berarti merendahkan ulama yang lain.
Dengarkan audionya:
atau download di sini
http://tukpencarialhaq.com/2014/12/01/benarkah-ulama-ada-yang-kibar-dan-ada-juga-yang-selain-kibar/#more-7360
http://tukpencarialhaq.com/2014/12/01/benarkah-ulama-ada-yang-kibar-dan-ada-juga-yang-selain-kibar/#more-7360
Senin, 01 Desember 2014
Audio Penjelasan Asatidzah : ASAP HITAM FITNAH YAMAN
atau download di sini
2. Al Ustadz Muhammad Afifuddin As Sidawi hafizhahullah:
atau download di sini
3. Al Ustadz Abu Sa’id Hamzah hafizhahullah:
atau download di sini
4. Al Ustadz Usamah Faishal Mahri hafizhahullah:
atau download di sini
5. Al ustadz Abu Muawiyah Askari hafizhahullah:
atau download di sini
6. Al Ustadz Luqman Ba’abduh:
>Apakah Syaikh Ustman As Salimi menyimpang?
atau downloada di sini
>Penyimpangan Syaikh Muhammad Al Imam:
atau download di sini
http://tukpencarialhaq.com/2014/12/01/asap-hitam-fitnah-yaman/
Minggu, 23 November 2014
Senin, 29 September 2014
Rekaman Kajian Ahad Di Masjid Asyifa Rs Kariadi Semarang
Al Ustadz Idral Harits
Berqurban adalah ibadah 1
Berqurban adalah ibadah 2
Al Ustadz Qomar Suaidy Lc
Fiqih qurban
Tanya Jawab
Berqurban adalah ibadah 1
Berqurban adalah ibadah 2
Al Ustadz Qomar Suaidy Lc
Fiqih qurban
Tanya Jawab
Jumat, 26 September 2014
Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka
Nasihat Orang Tua Kepada Anaknya// al Ustadz Muhammad Ihsan:
Nasihat orang tua kepada anaknya || http://cut.by/7XuFl
Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka //al Ustadz Abu Nasiim Mukhtar
Sesi Satu || http://cut.by/rTf9z
Sesi Dua TJ || http://cut.by/8Pj55
Tausiyah Ma'had al Ausath Karang Anyar || http://cut.by/ILZE2
Sumber Audio: || http://radiorasyid.com
al Ustadz Abu Nasiim Mukhtar
UNTUKMU SEPERTI DARIMU (Kiat Agar Hidup Lebih Nyaman)
Download Audio
✔Archive (16 Kbps)
http://snmwe.tk
✔Archive (32 Kbps)
http://an31x.tk
✔Server radiorasyid.com 32 Kbps
http://w4rot.tk
Sumber: WA Admin Radio Streaming Indonesia
Hasungan Beramal shalih pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah
Ihtiram (Menghormati Bulan-Bulan Haram)
Hasungan Beramal shalih pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah
Penentuan 1 Dzulhijjah
Kapan Berpuasa Arafah apabila ketetapan pemerintah kita berbeda dengan Saudi ?
Al Ustadz Luqman Ba'abduh Hafizhahullah
Link Donlot http://tinyurl.com/navnbm2
Sumber Audio: Radio || Miratsul Anbiya Indonesia
Rabu, 24 September 2014
al-Ustadz Muhammad Afifuddin
Tanya : Mengapa salafi terpecah belah?
Dijawab oleh al-Ustadz Muhammad Afifuddin :
Salafi tidak terpecah belah. Manhaj salaf itu satu, akidah salaf itu satu. Prinsip mereka satu, yaitu kembali kepada al-Quran dan Sunnah dengan pemahaman salaful ummah dalam semua aspek kehidupan: ibadah, akidah, muamalah, akhlak, dakwah, dll. Adapun fenomena yang terjadi bukanlah perpecahan di kalangan salafiyin, tetapi adanya fitnah (ujian/cobaan), yaitu sebagian pihak berusaha keluar dari prinsip salaf menuju prinsip-prinsip yang menyimpang, namun dia membuat ulah di tubuh kaum muslimin. Fitnah itu hikmahnya adalah untuk menyeleksi siapa yang jujur dan siapa yang dusta dalam berpegang dengan manhaj salaf
Sumber Tanya Jawab Asy Syariah|| http://tinyurl.com/qz857us
Selasa, 23 September 2014
Sejarah Awal Mula Jafar Umar Tholib Menyimpang
Pemateri: Al-Ustadz Muhammad Afifuddin Hafizhahullah
Sejarah merupakan bagian dari pelajaran yang berharga, menilik kembali sejarah adalah salah satu diantara cara yang bisa ditempuh oleh seseorang untuk mengetahui hakekat sebenarnya tentang sesuatu.
Namun sayangnya, tidak boleh sembarangan dan serampangan hal ini dilakukan. Sumber-sumber informasi tempatnya mengumpulkan data haruslah benar-benar bisa dipercaya, dan yang lebih bernilai istimewa lagi adalah jika data-data tersebut dikumpulkan/didapatkan dari sisi pelaku sejarah atau pihak-pihak yang terkait dengannya.
Baarokallahu fiikum… Seperti itulah Sejarah dakwah salafy di indonesia yang di mulai oleh seorang tokoh Jafar Umar tholib, dan disini akan disampaikan oleh pelaku sejarah yang mengetahui secara pasti pelaku sejarah yang mengetahui sang tokoh, yaitu beliau Al-Ustadz Muhammad Afifuddin Hafizhahullah.
Semoga kajian galeri sejarah bermanfaat buat kita semua, insyaAllah.
Sebagai bahan referensi dan mengenang masa lalu untuk dijadikan sebagai ibrah buat kita..
Tema awal:
Sejarah awal perjalanan dakwah jafar dan akibat dia rakus terhadap dunia.
Bagian 1 | Download
Bagian 2 | Download
Tema kedua:
Pernak Pernik Dakwah Jafar Masa Kini yang Penuh Warna warni
Bagian 1 | Download
Bagian 2 | Download
Tema ketiga:
Sejarah Jafar Umar Tholib kenapa telah menyimpang dari Al-Haq
Bagian 1 | Download
Bagian 2 | Download
Tema keempat:
Tuduhan Jafar terhadap Mantan Murid - Muridnya dan Bantahannya
Bagian 1 | Download
Bagian 2 | Download
Bagian 3 | Download
Tema kelima:
Nasehat buat Jafar Umar Tholib | Download
Semoga kajian yang lama bisa bermanfaat buat kita sebagai bahan ibrah agar kita selamat tidak seperti Jafar Umar Thalib..
Disusun Akh Huda Lombok
WA PECINTA ALHAQ
Disebarkan melalui:
WA Ittiba'us Sunnah
Minggu, 21 September 2014
Rekaman Kajian Ahad Di Masjid Asyifa Rs Kariadi Semarang
Link Donlot
PENTINGNYA ULAMA DI TENGAH UMMAT
KEUTAMAAN MENGIKUTI SUNNAH
Al-Ustadz Abu Nasiim Mukhtar Hafizhahullah Ma'had Darul Atsar, Kedu - Temanggung 26 Dzul Qa'dah 1434H - 21/09/2015M Menjadi Suami Idaman 11.9 MB - [Sesi 1] 14.6 MB - [Sesi 2] + Tanya Jawab | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dipublikasikan: WA Miratsul Anbiya Indonesia
Al-Ustadz Luqman Ba'abduh Hafizhahullah Masjid Agung Baiturrahman, Ngawi 26 Dzul Qa'dah 1435H - 21/09/2014M Mewaspadai Gerakan ISIS dan yang Sejenis Mereka 14.3 MB - [Sesi 1] 2.3 MB - [Sesi 2] Tanya Jawab
|
SALAFIYUN SUKA MENCELA PARA ULAMA DAN PARA DA’I ?
SYUBHAT: SALAFIYUN SUKA MENCELA PARA ULAMA DAN PARA DA’I
Asy-Syaikh Muhammad bin Hady hafizhahullah
Termasuk yang juga menyebar di hari-hari ini yang sebenarnya sudah lama dan tidak aneh, hanya saja sekarang kembali diulang, yaitu tuduhan memecah belah Salafiyun (baca juga: http://tukpencarialhaq.com/2012/12/12/benarkah-membantah-kesalahan-akan-memecah-belah-persatuan/ , http://miratsul-anbiya.net/2014/09/09/benarkah-al-jarh-wa-at-tadil-sebab-terpecah-belahnya-umat/ ) dan mencela para ulama dan para da’i.
Tunjukkan mana ulama yang dicela oleh Ahlus Sunnah?! Ulama Ahlus Sunnah dimuliakan, dan siapa yang mencela mereka maka dialah yang tercela dan celaan terhadapnya lebih layak.
Ahlus Sunnah adalah pembela As-Sunnah, tetapi mereka berangkat dari prinsip bahwa tidak ada seorang pun kecuali pasti pernah keliru. Mereka juga berangkat dari prinsip Salaf: “Tidak ada seorang pun dari kita kecuali dia bisa menolak dan bisa juga ditolak pendapatnya, kecuali pemilik kuburan ini (Rasulullah shallallahu alaihi was sallam).” Sebagaimana hal itu dikatakan oleh Malik.
An-Nawawy ketika menyebutkan pendapat Malik tentang puasa 6 hari setelah Ramadhan (puasa Syawwal –pent) yang menyatakan bahwa beliau membencinya, maksudnya beliau berpendapat tidak ada puasa tersebut. Malik mengatakan: “Saya tidak pernah melihat seorang pun dari penduduk Madinah yang mengerjakan puasa tersebut.” Ini disebutkan di dalam Al- Muwaththa’. (Lihat: Al-Muwaththa’, tahqiq Muhammad Musthafa Al-A’zhamy, III/447 no. 1103 –pent). Maka An-Nawawy mengomentari: “Malik yang pernah menyatakan bahwa tidak ada seorang pun dari kita kecuali bisa menolak dan bisa ditolak pendapatnya, dan di sini kita menerapkan perkataan beliau.” (Lihat: Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, tahqiq Muhammad Najib, VI/427 –pent) Selesai sudah perkaranya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Seandainya bukan karena Allah membangkitkan seseorang yang membantah para ulama yang terjatuh dalam kesalahan, niscaya seorang ulama di tengah-tengah kaumnya akan dianggap kedudukannya seperti seorang nabi di tengah-tengah umatnya.” Maksudnya ulama tersebut dianggap tidak pernah salah dan dianggap ma’shum.
Jadi membantah kesalahan yang muncul dari seorang ulama ini merupakan salah satu pintu syari’at yang dikenal dan tertuang di dalam kitab-kitab ulama. Tetapi sekarang tuduhan ini banyak yang menggunakannya sebagai tameng agar kesalahan tidak dibantah dan dijadikan tameng juga untuk melemparkan pandangan buruk terhadap ahlul haqq. Tetapi hal itu tidak akan merugikan mereka, karena ketika disaring tidak akan lolos kecuali yang benar. Jadi kalian juga dibuat gentar oleh tuduhan ini.
atau download di sini
Sabtu, 20 September 2014
Al-Ikhwan Al-Muslimun
Asy-Syaikh Muhammad Sa’id Ruslan hafizhahullah:
Sesungguhnya Al-Ikhwan Al-Muslimun adalah boneka buatan intelejen Inggris sebagaimana telah diketahui.
Lihatlah di Libya kemarin jaringan listrik di sana dipadamkan dan sarana komunikasi pun tidak bisa berfungsi tanpa listrik dan juga tidak ada air.
Yang ada hanya kerusuhan, pembunuhan, perusakan, dan penghancuran dengan dalih untuk menegakkan negara Islam.
Seakan-akan negara Islam tidak bisa berdiri kecuali dengan kerusakan dan kehancuran.
Lihatlah ke Libya, di sana tidak ada yang kembali yang bisa disebut Libya.
Yang ada hanya sekian banyak gerombolan penuh dosa yang membunuh dengan label nama Allah, menyembelih manusia dengan label Allah, merampas harta dengan label nama Allah, dan melakukan tindakan penghancuran dengan label nama Allah,
padahal Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari ini semua.
WA Miratsul Anbiya’