Dijawab oleh al-Ustadz Rijal:
MTA bukanlah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ahlussunnah wal jama’ah adalah orang yang mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun MTA, betapa banyak pengingkaran mereka terhadap hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Selain itu, MTA banyak menyimpang dalam pokok-pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Diantara penyimpangan MTA dalam masalah aqidah adalah mengingkari ru’yatullah (melihat Allah diakhirat bagi orang mukminin), padahal hadits-hadits tentang melihat Allah mencapai derajat mutawatir, lebih dari 30 orang shahabat meriwayatkannya. dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim, dari Jabir berkata,
كُنَّا جلوسا عِنْدَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ نَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ فَقَالَ: أَمَا إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا القمر لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ
“Ketika kami sedang bermajelis bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba beliau memandang bulan purnama, seraya bersabda, “Sesungguhnya kalian akan dapat melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini, dan kalian tidak berdesak-desakkan ketika kalian melihat-Nya.”
Seluruh shahabat Nabi, tabi’in, atba’ut tabi’in dan seluruh imam Ahlus Sunnah wal Jamaah, seperti al-Imam Malik, asy-Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, al-Bukhari, al-Auza’i, dan ulama Ahlus Sunnah seluruhnya, berada diatas keyakinan ini.
Keika menafsirkan al-Qur’an, MTA pun tidak menggunakan metode Ahlus Sunnah wal Jamah dalam hal tafsir. Tafsir mereka tidak dibekali ilmu hadits, tidak pula dibekali pemahaman ahlus sunnah dalam hal tafsir. mereka lebih mengedepankan akal.
Mereka juga memiliki bai’at bid’ah, yang diatasnya mereka membangun al-wala’ wal bara’ (loyalitas dan permusuhan).
walhasil, jalan mereka menyelisihi jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan telah menyimpang dari jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Allahul musta’an.
Sumber : Majalah Qonitah, edisi 08/vol. 01/1434H-2013 Melalui website inginbelajarislam.wordpress.com