Kamis, 31 Desember 2015

Telah Terbit Buletin Saku YUK NGAJI Edisi Perdana Dengan Judul " SAUDI ARABIA Sebagai Pelayan HAJI & UMROH "


Bismillaahi Walhamdulillah ...

Dengan Pertolongan Allahu Ta 'Ala Semata Telah Terbit Buletin Saku YUK NGAJI Edisi Perdana Dengan Judul " SAUDI ARABIA Sebagai Pelayan HAJI & UMROH "

Tak Lupa Kami Ucapkan Jazakumullohu Khoiron Kepada Asatidzah Yang Telah Memberikan Motivasi Atas Terbitnya Salah Satu Sarana Media Dakwah Untuk Mengenalkan Manhaj Salaf Kepada Seluruh Kaum Muslimin Secara Umum.

Adapun Judul Pada Edisi Mendatang Masih Menunggu Koreksi Dari Al Ustadz Muhammad Isnadi Kendal Hafizhahullahu.

Dan Tentunya Kami Sangat Mengharapkan  Ta'awun Antum Semua, Ikhwah Yang Berada Di Semarang & Sekitarnya Dalam Penyebaran Belutin Saku Tersebut.

Adapun Harga Belutin Sebagai Berikut :

Edisi Perdana Dengan Harga Rp 1000/Exp
Pada Edisi Selanjutnya Dengan Harga Rp 1500/Exp

Untuk Luar Kota/Pulau Pemesanan Minimal 50 Exp { Belum Termasuk Biaya Ongkos Kirim }

Kalau Antum Berminat Bisa Menghubungi Abu Nafisah Hasan 085 712 445 355

Belutin Saku Ini Diterbitkan Oleh :

Majelis Ta'lim Al-I'tishom Jalan Tambakboyo Lor No 6 Tlogosari Kulon Semarang

-----------------------------

NB : Ukuran Buletin Saku 10×14 Cm , Cover kertas Cts Full Color

TurutAndil MenShare : www.AhlussunnahSemarang.com

SEMOGA ALLAH MENJAGA NEGERI TAUHID



Manakala mayoritas manusia di berbagai belahan bumi merayakan malam Tahun Baru Masehi. Termasuk banyak dari kaum muslimin di negaranya masing-masing juga ikut-ikutan merayakan malam tersebut, semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka.

Di segenap penjuru dunia, suasana langit malam itu "dimeriahkan" oleh kilatan warna-warni kembang api dan suara dentumannya yang mengganggu ketenangan.

Amirul Mukminin 'Umar bin al-Khathab radhiyallahu 'anhu telah memperingatkan umat Islam agar menjauhi perayaan-perayaan orang-orang kafir,  karena pada saat itu murka Allah turun kepada orang-orang kafir tersebut.
......................................................

Namun Allah menjaga hamba-hamba pilihan-Nya....

Allah memberikan taufiq kepada Negeri Tauhid,  Kerajaan Arab Saudi untuk tegar dan kokoh di atas prinsip syari'at Islamiyyah. Negeri inilah satu-satunya yang mengarahkan dan membimbing warganya untuk TIDAK IKUT-IKUTAN MERAYAKAN MALAM TAHUN BARU MASEHI.
Suasana pada malam itu di negara Arab Saudi tetap tenang,  tidak ada hingar bingar kembang api atau yang lainnya.

Para ulama sunnah di negeri Arab Saudi sangat gigih dalam menegakkan dakwah Tauhid dan Sunnah,  yang disambut dengan baik oleh pemerintahnya. Sehingga tidak ada di muka bumi ini yang menerapkan Syari'at Islamiyyah sebagaimana Negeri Arab Saudi.

Semoga Allah senantiasa memuliakan dan menjaga negeri Tauhid dan Sunnah, serta memberikan barakah kepadanya.
Semoga Allah memperbaiki kondisi kaum muslimin di berbagai tempat, dan mengembalikan mereka kepada bimbingan al-Qur'an dan as-Sunnah, di atas manhaj Salafush Shalih.

•••••••••••••••••••••
Channel Telegram https://bit.ly/ManhajulAnbiya
Majmu'ah Manhajul Anbiya

Rabu, 30 Desember 2015

KAMI ADALAH SALAFIYYIN BUKAN GOLONGAN SEMPALAN



Sebagian ahlul bid'ah pada hari ini memberi julukan kepada Salafiyun sebagai Al-Madakhilah (pengikut Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al-Madkhali, pen.), semoga Allah menjelekkan mereka atas apa yang mereka tetapkan. Sebelumnya mereka menjuluki kita dengan Al-Albaniyyin (pengikut Asy-Syaikh Al-Albani, pen.) dan Al-Jamiyah (pengikut Syaikh Muhammad Aman Al-Jami, pen.).

Demikianlah keadaan ahlul ahwa wal bida' dalam mencela muhaddits dunia Al-Imam Al-Albani rahimahullah dan Asy-Syaikh Al-'Allamah Muhammad Aman Al-Jami rahimahullah. Demikian juga (ketika mencela) mawar masa ini yakni Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah kemudian ulama-ulama kita, syaikh-syaikh kita, dan para penuntut ilmu yang berjalan di jalan mereka.

Dan sungguh (ahlul bid'ah) telah memberi julukan ahlus sunnah dari salafush shalih kita dengan Al-Hasyawiyah, An-Nashibah, Al-Musyabbihah, Zawamilul Asfar, dan selain dari itu dari julukan-julukan yang menunjukkan isi hati mereka (ahlul bid'ah). Dan salafush shalih kita tidaklah memilih julukan-julukan ini dan juga tidak meridhainya.

و تلك شكاة ظاهر عنك عارها

"Dan itu adalah aib yang kamu tuduhkan, padahal sangat jelas bagimu bahwa itu adalah kebanggaan yang nyata"

Demikian pula para pengikut Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dijuluki dengan Al-Wahhabiyyah.

Berkata penulis tulisan "Al-Wahhabiyyah dan pemimpinnya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab":

"Sesungguhnya julukan Al-Wahhabiyyah bukanlah julukan yang dipilih oleh para pengikut dakwah tersebut untuk diri mereka, juga tidak diterima penetapan julukan tersebut atas mereka, akan tetapi yang menetapkan itu sebelumnya adalah musuh-musuh mereka -dalam keadaan penyelisihan mereka- dalam rangka membuat orang lari dari mereka. Dan demikian pula bagi yang mendengar (dituduhkan kepada mereka) bahwa mereka datang dengan madzhab kelima yang menyelisihi madzhab-madzhab Islam yang empat yang besar. Adapun julukan yang mereka ridhai dan mereka menamakan diri dengannya adalah "As-Salafiyun" (Salafy) dan dakwah mereka adalah "dakwah As-Salafiyah"."

Dan ini semua termasuk ke dalam perbuatan menghalangi dakwah Salafiyah dan membuat (manusia) lari darinya, serta masuk ke dalam perbuatan memanggil dengan julukan/gelaran (yang mengandung ejekan).

Allah Ta'ala berfirman, "Dan jangan memanggil dengan julukan/gelaran (yang mengandung ejekan). Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk setelah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zhalim".

Dan demikianlah keadaan ahlul bid'ah wal ahwa` di setiap masa dan tempat.

Dan kita As-Salafiyyun adalah orang-orang yang muttabi'un/ittiba' (mengikuti Nabi) dan bukan orang-orang yang mubtadi'un/ibtida' (mengada-adakan bid'ah). Jika sekiranya kita harus taqlid maka niscaya kita akan bertaqlid kepada imam yang empat atau kepada yang lebih utama dari mereka dari kalangan para shahabat yang mulia radhiyallahu 'anhum.

Dan sang pencerah abad ini (yakni Asy-Syaikh Rabi', pen.) hafizhahullah melarang dan memerangi taqlid dan ta'ashub (fanatisme golongan) dan beliau memiliki tulisan/buku dengan judul "At-Ta'shshub Adz-Dzamim" (Ta'ashub yang Buruk), demikian juga sebelum beliau, Al-Imam Al-Albani dan Al-'Allamah Muhammad Aman Al-Jami semoga Allah merahmati keduanya. Dan upaya mereka berdua memerangi taqlid dan ta'ashub juga telah masyhur dan diketahui.

Dan sebagai penutup, saya katakan kepada mereka-mereka:

Jika (julukan) Madkhali adalah penolong dien kita, maka saksikanlah wahai bangsa jin dan manusia bahwa saya adalah seorang Madkhali.

Ditulis oleh: 'Izzuddin bin Salim bin Ash-Shadiq

Sumber: http://www.albaidha.net/vb/showthread.php?t=60444

Alih bahasa : Syabab Forum Salafy

***

 FSI || http://forumsalafy.net/?p=13726
 Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

TIDAK ADA YANG BISA MENYATUKAN UMAT INI KECUALI AQIDAH YANG SHAHIH


MEWUJUDKAN PERSATUAN UMAT

 Asy-Syaikh al-'Allamah Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata,

 "Kaum muslimin tidak akan bisa bersatu kecuali di atas aqidah yang shahih (benar). Aqidah-lah yang telah menyatukan para shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam setelah sebelumnya mereka terpecah belah. Sebagaimana firman Allah,
"Ingatlah kalian terhadap nikmat Allah atas kalian, ketika sebelumnya kalian adalah saling bermusuhan, maka Allah satukan antara hati – hati kalian." (Ali 'Imran : 103) ….
☀ TIDAK ADA YANG BISA MENYATUKAN UMAT INI KECUALI AQIDAH YANG SHAHIH. Adapun apabila kondisi umat masih berselisih, berbeda-beda dalam aqidah dan keyakinan maka tidak akan bisa bersatu selamanya!!

… apabila mereka (yaitu orang yang menyatakan diri sebagai da'i, ingin memperbaiki umat, pen) memang menginginkan persatuan kaum muslimin, maka hendaknya PERTAMA KALI YAN MEREKA LAKUKAN ADALAH MEMBENAHI/MELURUSKAN AQIDAH. Urusan aqidah inilah, yang dulu para rasul – sejak rasul pertama hingga rasul terakhir – semuanya sangat mementingkannya, dan memulai dakwah dengannya. MAKA PERTAMA KALI, WAJIB ATAS MEREKA UNTUK MENYATUKAN AQIDAH UMAT TERLEBIH DAHULU. Apabila aqidah telah disatukan, maka umat akan bersatu. Ini kalau mereka serius dan jujur dalam dakwah mereka (yakni mereka mengaku ingin melakukan perbaikan umat, pen). Namun kenyataannya mereka justru mengejek para da'i yang menjelaskan tentang aqidah, berdakwah kepada aqidah yang benar, dengan mengatakan, "dai ini mengkafirkan umat, ini ingin memecah belah kaum muslimin, … ."

ℹ Kita katakan kepada mereka, "Kalian tidak akan bisa menyatukan umat tanpa aqidah yang benar. Kalau aqidah ini sudah satu, niscaya umat pun akan bisa disatukan dengan sangat mudah.

Allah Ta'ala berfirman, "Dia – lah (Allah) yang telah menguatkanmu dengan pertolongan-Nya dan kaum muslimin. Dan Allah-lah yang menyatukan hati-hati kalian. Kalau kamu menginfakkah seluruh yang ada di bumi semuanya (untuk menyatukan mereka) niscaya kamu tidak akan bisa menyatukan hati mereka. Tapi Allah-lah yang menyatukan antar mereka. sesungguhnya Dia Maha Perkasa dan Maha Bijaksana." (al-Anfal : 62-63) …

Umat tidak akan bersatu kecuali di atas prinsip ibadah kepada Rabb yang satu (yakni Tauhid), yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala. …

Inilah cara untuk menyatukan kaum muslimin. Kalau mereka jujur, maka hendaknya mereka memperbaiki aqidah kaum muslimin, membersihkan darinya berbagai penyimpangan dan dari berbagai yang disusupkan padanya. Supaya aqidah tersebut kondisi menjadi murni sebagaimana aqidah yang dibawa oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, supaya kaum muslimin bisa bersatu di atasnya."

[ Muqaddimah Syarh terhadap kitab Syarhus Sunnah al-Barbahari ]

•••••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya
Channel Telegram https://bit.ly/ManhajulAnbiya

PERINGATAN DARI ACARA MALAM TAHUN BARU DAN HARI - HARI LIBUR TAHUN BARU MASEHI


Nashoro merayakan :

➡ Hari kelahiran 'Isaa عليه السلام
➡ Hari kenaikan 'Isaa عليه السﻻم
➡ Tahun baru masehi

Kaum muslimin pun ikut2an bikin acara :

➡ Maulid , memperingati kelahiran رسول الله صلى الله عليه وسلم
➡ Isro mi'roj , memperingati naiknya rasulullah صلى الله عليه وسلم ke sidhrotulmuntahaa
➡ Memperingati tahun baru hijriyah

Hal ini merupakan bentuk tasyaabuh bilkuffar yg dilarang dalam islam !!

Benarlah sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

لتتبعن سنن من  قبلكم شبرا بشبر وذراعا بذراع ، حتى لو أنهم دخلوا جحر ضب لاتبعتموه
(رواه البخاري و مسلم )

Benar-benar  kalian akan mengikuti cara orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal , sehasta demi sehasta sampai2 mereka masuk ke lubang dhob(sejenis kadal/biawak) kalian pun mengikutinya .
( Hr.Bukhori-Muslim )

* Pencari AlHaq


 Nasrani menggunakan lonceng untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah..

Yahudi menggunakan terompet untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah..

Majusi menggunakan api untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah..

⭐Dan pada jam 00.00 WIB malam tahun baru, sebagian umat Islam menggunakan ketiganya dalam satu waktu..⭐

Lonceng berbunyi,
Terompet berbunyi,
Kembang api dinyalakan..

Maka benarlah apa yg telah disabdakan Rasulullah 14 abad tahun yg lalu,

Dari Abu Sa‘id Al Khudri,ia berkata:
Rasululah bersabda,

Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal,sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk (mengikuti) ke dalamnya.
Mereka (para sahabat) bertanya:
Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani.?
Lalu beliau berkata,
Siapa lagi kalau bukan mereka.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan,

tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara.
(Majmu’ Al Fatawa, 27:286)

Sadarkah kita.?
siapa yg pertama kali merayakan tahun baru.?
Orang-orang kafir atau Orang-orang muslim.
Silahkan temukan jawabannya dalam hati masing-masing

Dan ingatlah bahwa Rasulullah telah memberi peringatan kpd orang2 yg menyerupai orang2 kafir

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
(HR.Ahmad 2:50 dan Abu Daud no.4031)

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا

Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami
(HR.Tirmidzi no.2695 Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Semoga bermanfaat dan menjadi
pelajaran🔑

 http://bit.ly/AkhwatSalafiyatBerbagiFaedah

~~~~~~~~~~~~~~~~

Turut Menyebarkan
◾SALAFIYYAAT BALIKPAPAN◾
 http://salafiyyaatbpp.blogspot.com


PERINGATAN DARI ACARA MALAM TAHUN BARU DAN HARI - HARI LIBUR TAHUN BARU MASEHI

Disampaikan oleh:
Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed Hafidzahullah
(Pengasuh Pondok Pesantren Dhiya'us Sunnah - Cirebon)


 .....maka sekali lagi saya ingatkan untuk kita kerjasama..

Di pondok kita jaga mereka....dirumah... tentunya orang tua yang menjaga....

INI MASA HURA - HURA...

 Orang - Orang yang tidak dekat dengan agama....maka mereka memiliki segala macam acara maksiat

✨ Apakah panggung gembira...
Acara ini...acara bergadang
Acara segala macam..

 SEHINGGA ANAK - ANAK TIDAK USAH KELUAR RUMAH DIMALAM TAHUN BARU....

 ✈DAN JUGA PARA ORANG TUA MENJAGA MEREKA AGAR TIDAK KEMANA - MANA

↩↪Ramainya jalan GAK MASUK AKAL.

MEREKA SEAKAN - AKAN MEMILIKI KELAINAN JIWA....

⌚Karena hari ini dengan hari kemarin gak beda !

 Waktunya sama 24 jam...

 Setiap jamnya sama 60 menit...

 Dibilang malam panjang....
Dibilang malam...
Sama saja...!!

✋ GAK ADA PERBEDAAN ANTARA TANGGAL SATU DENGAN TANGGAL DUA SEMBILAN

❌ GAK ADA PERBEDAAN ANTARA TAHUN LALU DENGAN TAHUN YANG AKAN DATANG, DALAM BENTUK HARINYA GA ADA PERBEDAAN.....

Bahkan yang berbeda adalah umurmu bertambah satu tahun

Dan itu na'udzu billah...mendekatkan diri kepada KEMATIAN...

BUKAN SENANG HARUSNYA...

Berarti umur saya berkurang lagi...
Kemarin baru sekian...
Ikhwani fiddiin a'azzakumullah...

Apakah itu patut dirayakan...???

SAMA SEKALI TIDAK ADA SUNNAHNYA...

GA ADA ATURANNYA...

LAA FIIL KITAB, WA LAA FIIS SUNNAH, WA LAA FII FI'LISH SHAHABAH, WA LAA TABI'IN, WA LAA TABI'IT TABI'IN, WA LA AIMMAH....

Itupun kalau tahunnya tahun baru islam...

✂ APALAGI INI TAHUN BARU MASEHI, YANG KAITANNYA DENGAN MASEHI, DENGAN AGAMA NASRANI

KAITANNYA DENGAN AGAMA MEREKA

Tahun hijriyah saja tidak dianjurkan untuk dirayakan

❗GAK ADA SUNNAHNYA

Apalagi tahun baru masehi...namanya masehi...

Ikhwani fiddin a'azzakumullah.....

✅ Kaum muslimin yang saya hormati, ikhwan wa thalabah, wa ahan, ikhwanil aba al 'izzah..

⚠ INI PERKARA YANG BETUL - BETUL HARUS KITA PERHATIKAN, KAITANNYA DENGAN APA YANG SUDAH KITA BAHAS TADI

YAITU UCAPAN ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA

قوا انفسكم و اهليكم نارا

Sumber Audio:
Tausiyah Pendidikan Anak Saat Bagi Raport Santri Ma'had Dhiyaus Sunnah Cirebon

Link audio:
https://goo.gl/o9sUI3
(417KB) - durasi [03:33]

˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙
DakwahSalafiyahMajalengka
Channel Telegram: http://bit.ly/DakwahSalafiyahMajalengka

Selasa, 29 Desember 2015

Penghalang Dari Al Haq


Kajian Sabtu, 15 Rabi'ul Awwal 1437H ~ 28.12.2015 | Masjid Al-Mujahidin, Slipi | Bersama Al-Ustadz Muhammad bin 'Umar As-Sewed hafizhahullah

-- Download audio | Mp3 versi 24 Kbps --

[ Taushiyah ]

Pentingnya Thalabul 'Ilmi

Bersama Al-Ustadz Abdul Malik hafizhahullah

00. Download Audio di sini



[ Kajian Kitab ]

Ash-Shawarif 'anil Haqq (Pertemuan ke-5)

01. Sesi 1 Download Audio di sini

02. Sesi 2 Download Audio di sini

03. Sesi TJ Download Audio di sini
http://www.alfawaaid.net/2015/11/audio-ust-muhammad-as-sewed-ash.html

HATI-HATI! “KAPSTER*” JAMA’AH TABLIGH ITU BERNAMA DOKTOR KHALID BASALAMAH**


$ang “Kapster Salon JT” berkata:
“Dalam majelis ilmu yang saya bimbing teman-teman sekalian, saya tidak akan bicara masalah individu atau kelompok tertentu,
tapi kalau ditanyakan kepada saya tentang kelompok-kelompok Islam yang ada maka saya menyampaikan apa yang saya tahu ya. Setahu saya teman-teman di Jamaah Tabligh itu tidak memiliki kekeliruan yang signifikan.
Artinya apa yang mereka lakukan positif saja,  mengetuk rumah orang untuk mengajak ke mesjid itu hal biasa, itu tidak ada pelanggaran di situ.
Bahkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan Abdullah bin Umar mengerjakan itu. Ada shahabat yang mengerjakan itu. Mereka kalau jauh sebelum waktu shalat mereka memang keliling rumat-rumah kerabatnya dipanggil-panggilin shalat, sampai ke mesjid sudah adzan gitu kan.
Tujuannya dalam kisah ini dikatakan atau dalam riwayat ini dikatakan agar langkah kaki mereka lebih banyak dan pahala mengajak orang shalat juga lebih banyak. Itu nggak ada masalah, positif saja. Itu berdakwah gitu kan. Satu sisi itu masih positif.
Kemudian mengajak orang ke mesjid,  berkumpul, menghadiri pengajian itu  juga masih positif, halaqah ‘ilm gitu kan.
Kemudian juga keluar berdakwah di jalan  Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau niatnya berdakwah itu juga masih hal-hal yang biasa saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala memang menyuruh kita menyampaikan dakwah ini, Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam:
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
Itu masih positif saja semuanya .
Tetapi memang yang disorotin oleh para ulama adalah rujukan kepada satu kitab saja gitu kan, karena teman-teman kita memakai buku Fadhailul amal karena dalam buku Fadhailul amal itu cukup banyak hadits yang lemah dan maudhu.
Nah sementara teman-teman kita di Jamaah Tabligh memang sudah menjadikan itu sebagai rujukan utama dan hampir umumnya iya begitu baru bergabung akan dimotivasi beli buku itu kemudian dibaca lalu kemudian disampaikan.
Nah ini yang disoroti oleh para ulama karena hadits-hadits yang lemah atau hadits bohong kalau disebarin ini berbahaya sama dengan nyebarin ajaran yang tidak benar, gitu kan. Ini yang disoroti oleh para ulama.
Kalau mereka bisa memperbaikin keadaan itu, tidak fanatik dengan sebuah buku, kembali kepada rujukan hadits-hadits yang shahih itu tidak ada masalah, terobatin.
Masalah yang lain yang juga disoroti oleh para ulama adalah kalau mereka mengharuskan istilah Khuruj itu, mengharuskan, kalau tidak mengharuskan maka tidak ada masalah.
Jadi misalnya pas masalah kasus orang membentuk tiga hari, tujuh hari itu kan program, program. Sebuah program yang tidak dihubungkan dengan masalah kewajiban.
Kalau dia wajibkan, wajib keluar 3 hari,  wajib keluar 7 hari, nah ini tidak bener.  Tidak pernah ada dalil masalah itu.
Tapi kalau orang keluar buat program, saya mau berdakwah ke Malaysia misalnya seminggu,  program, ngga ada masalah itu, asal tidak dimasukkan dalam satu hal kewajiban gitu kan. Tapi hal yang paling disorotin berhubungan dengan masalah kitab saja. Karena memang positif saja mengajak orang ke mesjid,  banyak teman-teman kita yang pemabuk akhirnya sadar gitu-gitu tidak ada masalah…..
06:34
Jadi kalau saya -Allahu a’lam – secara global saya  tidak pernah menyatakan temen-temen (Jama’ah Tabligh) ini menyimpang atau salah, tidak pernah.
Beda dengan kasus kalau kelompok Ahmadiyah yang mengaku ada Nabi setelah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam itu lain.
Syiah yang memang mengkafirkan shahabat itu sudah mutlak memang harus dijauhi.
Tapi kalau temen-temen (Jama’ah Tabligh) seperti ini itu adalah  asset umat yang semestinya bisa diarahkan, diarahkan jangan dimusuhin, jangan disalahkan….”
-selesai penukilan -
Catatan:
*Melihat definisi kapster di kamus adalah pemangkas dan penata rambut.
(Arti kata kapster – Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online – http://kbbi.web.id/kapster)
Dalam sebuah salon, kapster adalah modal utamanya. Jika orang ingin membuka salon tapi  tidak mengerti tentang memangkas dan menata rambut, maka hal utama yang harus dilakukan adalah mencari kapster.
Namun Jama’ah Tabligh tampaknya tidak butuh lagi untuk mencari centeng yang bisa berperan sebagaimana seorang “Kapster” yang bisa menata tampilan aqidah dan amaliahnya yang rusak lagi menyimpang karena sudah ada seorang doktor yang secara sukarela maju menjadi Kapster menata “wig/rambut palsu” aqidah Jamaah Tabligh yang menyimpang tersebut agar nampak indah dan menipu. Apa yang telah menghalanginya untuk menjelaskan berbagai sisi penyimpangan aqidah Jamaah Tabligh dan memilih membeberkan berbagai sisi “positif” teman-temannya tersebut? Bukankah ini bagian dari khianat ilmiyah kepada umat hanya demi “sisi positif” temen-temen JTnya?! Allahul musta’an.
**
Berdasarkan biodata di situs resminya, ybs adalah Penasehat WesalTV Jakarta
Khalid Basalamah adalah Penasehat Wesaltv Jakarta
Gambar 1. Khalid Basalamah adalah Penasehat Wesaltv Jakarta
Url bukti:  http://www.khalidbasalamah.com/tentang-kami/
Adapun pada akun twitter wesal TV nampaklah bahwa jaringan TV Wesal ternyata akrab dengan gembong-gembong besar bermanhaj Ikhwani Sururi.
Simak bukti berikut:
Dua dedengkot Sururi Ikhwani
Gambar 2. Dua dedengkot Sururi Ikhwani,  Salman Al Audah dan Muhammad Arifi,  Syaikh Rodja yang dibela keAhlussunnahannya oleh Halabiyun Firanda.
URL bukti:  @wesal.tv قناة وصال instagrammer photos videos – http://gramlove.com/user.php?id=1416221559&name=wesal.tv
Maka pupuslah keheranan kita tatkala prinsip muwazanah Sururiyun yang kemudian dimajukannya tatkala berbicara sebagai pembela Jamaah Tabligh.
Simak makalah di bawah ini untuk mengetahui hakekat sebenarnya dari kesesatan Jamaah Tabligh, benarkah seperti yang disampaikan oleh “Kapster JT”nya?

Membongkar Kedok Jamaah Tabligh

Kelompok tabligh atau yang lebih dikenal sebagai Jamaah Tabligh mungkin sudah sangat akrab di telinga masyarakat. Lahiriahnya, kelompok ini getol mendakwahkan keutamaan amalan-amalan tertentu dan mengajak kaum muslimin untuk senantiasa memakmurkan masjid. Namun, di balik itu mereka memiliki banyak penyimpangan yang membahayakan akidah.
Jamaah Tabligh tentu bukan nama yang asing lagi bagi masyarakat kita. Lebih-lebih bagi mereka yang menggeluti dunia dakwah. Dengan menghindari ilmu-ilmu fikih dan akidah yang sering dituding sebagai ‘biang pemecah belah umat’, membuat dakwah mereka sangat populer dan mudah diterima masyarakat berbagai lapisan.
Bahkan, saking populernya, apabila ada seseorang yang berpenampilan mirip mereka atau kebetulan mempunyai ciri-ciri yang sama dengan mereka, biasanya akan ditanya, “Mas, Jamaah Tabligh, ya?” atau “Mas, karkun, ya?”
Yang tragis, jika ada yang berpenampilan serupa meski bukan dari kalangan mereka, kemudian langsung dihukumi sebagai Jamaah Tabligh. bagaimanakah hakikat jamaah yang berkiblat ke India ini? Kajian kali ini adalah jawabannya.
Pendiri Jamaah Tabligh
Jamaah Tabligh didirikan oleh seorang Sufi dari tarekat Jisytiyah yang berakidah Maturidiyah[1] dan bermazhab fikih Hanafi. Ia bernama Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma’il al-Hanafi ad-Diyubandi al-Jisyti al-Kandahlawi kemudian ad-Dihlawi.
Al-Kandahlawi adalah nisbat kepada Kandahlah, sebuah desa yang terletak di daerah Sahranfur. Adapun ad-Dihlawi adalah nisbat kepada Dihli (New Delhi, -red.), ibukota India. Di tempat dan negara inilah, markas gerakan Jamaah Tabligh berada. Adapun ad-Diyubandi adalah nisbat kepada Diyuband, yaitu madrasah terbesar bagi penganut mazhab Hanafi di Semenanjung India. Sementara itu, al-Jisyti adalah nisbat kepada tarekat al-Jisytiyah, yang didirikan oleh Mu’inuddin al-Jisyti.
Muhammad Ilyas dilahirkan pada tahun 1303 H dengan nama asli Akhtar Ilyas. Ia meninggal pada 11 Rajab 1363 H. (Bis Bri Musliman, hlm. 583, Sawanih Muhammad Yusuf, hlm. 144—146, dinukil dari Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah, hlm. 2)
Latar Belakang Berdirinya Jamaah Tabligh
Asy-Syaikh Saifurrahman bin Ahmad ad-Dihlawi mengatakan, ”Ketika Muhammad Ilyas melihat mayoritas orang Meiwat (suku-suku yang tinggal di dekat Delhi, India) jauh dari ajaran Islam, berbaur dengan orang-orang Majusi para penyembah berhala Hindu, bahkan memakai nama-nama mereka, dan tidak ada lagi keislaman yang tersisa selain hanya nama dan keturunan, serta kebodohan yang kian merata, tergeraklah hati Muhammad Ilyas. Pergilah ia kepada syaikhnya dan syaikh tarekatnya, seperti Rasyid Ahmad al-Kanhuhi dan Asyraf Ali at-Tahanawi untuk membicarakan masalah ini. Ia pun akhirnya mendirikan gerakan tabligh di India atas perintah dan arahan dari para syaikhnya tersebut.” (Nazhrah ‘Abirah I’tibariyah Haulal Jama’ah at-Tablighiyah, hlm. 7—8, dinukil dari kitab Jama’atut Tabligh Aqa’iduha wa Ta’rifuha, karya Sayid Thaliburrahman, hlm. 19)
Adalah hal yang ma’ruf di kalangan tablighiyin (para pengikut jamaah tabligh, -red.) bahwa Muhammad Ilyas mendapatkan tugas dakwah tabligh ini setelah kepergiannya ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 3)
Markas Jamaah Tabligh
Markas besar mereka berada di Delhi, tepatnya di daerah Nizhamuddin. Markas kedua berada di Raywind, sebuah desa di kota Lahore (Pakistan). Markas ketiga berada di kota Dhaka (Banglades). Yang menarik, pada markas-markas mereka yang berada di daratan India itu, terdapat hizib (rajah) yang berisikan surat al-Falaq dan an-Nas, nama Allah subhanahu wa ta’ala yang agung, dan nomor 2-4-6-8 berulang 16 kali dalam bentuk segi empat, yang dikelilingi beberapa kode yang tidak dimengerti.[2] (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 14)
Yang lebih mengenaskan, masjid mereka di kota Delhi yang menjadi markas mereka, di belakangnya terdapat empat buah kuburan. Ini menyerupai orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mereka menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang saleh mereka sebagai masjid. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid, bahkan mengabarkan bahwa mereka adalah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. (al-Qaulul Baligh fit Tahdziri min Jama’atit Tabligh, karya asy-Syaikh Hamud at-Tuwaijiri, hlm. 12)
Asas dan Landasan Jamaah Tabligh
Jamaah Tabligh mempunyai suatu asas dan landasan yang sangat teguh mereka pegang, bahkan cenderung berlebihan. Asas dan landasan ini mereka sebut dengan al-ushulus sittah (enam landasan pokok) atau ash-shifatus sittah (sifat yang enam), dengan rincian sebagai berikut.
Sifat Pertama: Merealisasikan Kalimat Thayibah Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah
Kritik: Mereka menafsirkan makna Laa Ilaha Illallah dengan “mengeluarkan keyakinan yang rusak tentang sesuatu dari hati kita dan memasukkan keyakinan yang benar tentang Dzat Allah, bahwa Dialah Sang Pencipta, Maha Pemberi Rezeki, Maha Mendatangkan mudarat dan manfaat, Maha Memuliakan dan Menghinakan, Maha Menghidupkan dan Mematikan”. Kebanyakan pembicaraan mereka tentang tauhid hanya berkisar pada tauhid rububiyah ini. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 4)
Padahal makna Laa Ilaha Illallah sebagaimana diterangkan para ulama adalah “Tiada sesembahan yang berhak diibadahi melainkan Allah.” (Fathul Majid, karya asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan alusy Syaikh, hlm. 52—55)
Adapun makna merealisasikannya adalah merealisasikan tiga jenis tauhid; uluhiyah, rububiyah, dan asma wash shifat (al-Quthbiyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha, karya Abu Ibrahim Ibnu Sulthan al-‘Adnani, hlm. 10).
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan juga menyatakan, “Merealisasikan tauhid artinya membersihkan dan memurnikan tauhid (dengan tiga jenisnya, –pen.) dari kesyirikan, bid’ah, dan kemaksiatan.” (Fathul Majid, hlm. 75)
Oleh karena itu, asy-Syaikh Saifurrahman bin Ahmad ad-Dihlawi mengatakan bahwa di antara ciri khas Jamaah Tabligh dan para pemukanya adalah apa yang sering dikenal dari mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang mengikrarkan tauhid. Namun, tauhid mereka tidak lebih dari tauhid kaum musyrikin Quraisy Makkah, yaitu hanya berkisar pada tauhid rububiyah saja, serta kental dengan warna-warna tasawuf dan filsafat. Adapun tauhid uluhiyah dan ibadah, mereka sangat kosong dari itu. Bahkan, dalam hal ini, mereka termasuk golongan orang-orang musyrik. Untuk tauhid asma wash shifat, mereka berada dalam lingkaran Asya’irah dan Maturidiyah, kepada Maturidiyah mereka lebih dekat. (Nazhrah ‘Abirah I’tibariyah Haulal Jama’ah at-Tablighiyah, hlm. 46)
Sifat Kedua: Shalat dengan Penuh Kekhusyukan dan Rendah Diri
Kritik: Asy-Syaikh Hasan Janahi berkata, “Demikianlah perhatian mereka pada shalat dan kekhusyukannya. Akan tetapi, di sisi lain mereka sangat buta tentang rukun-rukun shalat, kewajibankewajibannya, sunnah-sunnahnya, hukum sujud sahwi, dan perkara fikih lainnya yang berhubungan dengan shalat dan thaharah (bersuci). Tablighi (pengikut Jamaah Tabligh, –red.) tidak mengetahui hal-hal tersebut kecuali hanya segelintir orang dari mereka.” (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an-Tushahhah, hlm. 5—6)
Sifat ketiga: Keilmuan yang Ditopang dengan Zikir[3]
Kritik: Mereka membagi ilmu menjadi dua bagian: ilmu masail dan ilmu fadhail. Ilmu masail, menurut mereka, adalah ilmu yang dipelajari di negeri masing-masing. Adapun ilmu fadhail adalah ilmu yang dipelajari pada ritual khuruj (lihat penjelasan sifat keenam, -red.) dan majelis-majelis tabligh. Jadi, yang mereka maksudkan dengan ilmu adalah sebagian dari fadhail amal (amalan-amalan utama, pen.) dan dasar-dasar pedoman Jamaah (secara umum), seperti sifat yang enam dan sejenisnya. Hampir-hampir tidak ada lagi selain itu.
Orang-orang yang bergaul dengan mereka tidak bisa memungkiri keengganan mereka untuk menimba ilmu agama dari para ulama, dan minimnya mereka dari buku-buku pengetahuan agama Islam. Bahkan, mereka berusaha menghalangi orang-orang yang mencintai ilmu dan menjauhkan mereka dari buku-buku agama serta para ulamanya. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 6 dengan ringkas)
Sifat Keempat: Menghormati Setiap Muslim
Kritik: Sesungguhnya Jamaah Tabligh tidak mempunyai batasan-batasan tertentu dalam merealisasikan sifat keempat ini, khususnya dalam masalah al-wala (kecintaan) dan al-bara (kebencian). Demikian pula perilaku mereka yang bertentangan dengan kandungan sifat keempat ini.
Mereka memusuhi orang-orang yang menasihati mereka atau yang berpisah dari mereka karena beda pemahaman, walaupun orang tersebut ‘alim rabbani (ulama yang lurus di atas kebenaran). Memang, hal ini tidak terjadi pada semua tablighiyin, tetapi inilah yang disorot oleh kebanyakan orang tentang mereka. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 8)
Sifat Kelima: Memperbaiki Niat
Kritik: Tidak diragukan lagi bahwa memperbaiki niat termasuk pokok agama dan keikhlasan adalah porosnya. Akan tetapi, semua itu membutuhkan ilmu. Karena Jamaah Tabligh adalah orang-orang yang minim ilmu agamanya, maka banyak pula kesalahan mereka dalam merealisasikan sifat kelima ini. Oleh karena itu, engkau dapati mereka biasa shalat di masjid-masjid yang dibangun di atas kuburan. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 9)
Sifat Keenam: Dakwah dan Khuruj di Jalan Allah subhanahu wa ta’ala
Kritik: Cara merealisasikannya adalah dengan menempuh khuruj (keluar untuk berdakwah, –pen.) bersama Jamaah Tabligh, empat bulan untuk seumur hidup, 40 hari pada tiap tahun, tiga hari setiap bulan, atau dua kali berkeliling pada tiap minggu. Yang pertama dengan menetap pada suatu daerah dan yang kedua dengan cara berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah yang lain. Hadir pada dua majelis ta’lim setiap hari, majelis ta’lim pertama diadakan di masjid sedangkan yang kedua diadakan di rumah. Meluangkan waktu 2,5 jam setiap hari untuk menjenguk orang sakit, mengunjungi para sesepuh dan bersilaturahmi, membaca satu juz al-Qur’an setiap hari, memelihara zikir-zikir pagi dan sore, membantu para jamaah yang khuruj, dan i’tikaf pada setiap malam Jum’at di markas.
Sebelum melakukan khuruj, mereka selalu diberi hadiah berupa konsep berdakwah (ala mereka, –pen.) yang disampaikan oleh salah seorang anggota jamaah yang berpengalaman dalam hal khuruj. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 9)
Asy-Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan berkata, “Khuruj di jalan Allah subhanahu wa ta’ala adalah khuruj untuk berperang. Adapun apa yang sekarang mereka (Jamaah Tabligh, –pen.) sebut dengan khuruj, maka ini adalah bid’ah. Belum pernah ada (contoh) dari salaf tentang keluarnya seseorang untuk berdakwah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala yang harus dibatasi dengan jumlah hari-hari tertentu. Bahkan, hendaknya seseorang berdakwah sesuai dengan kemampuan tanpa dibatasi dengan jamaah tertentu, dibatasi empat puluh hari, kurang atau lebih.” (Aqwal ‘Ulama as-Sunnah fi Jama’atit Tabligh, hlm. 7)
Asy-Syaikh Abdurrazzaq ‘Afifi berkata, “Khuruj mereka ini bukan di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, tetapi di jalan Muhammad Ilyas. Mereka tidak berdakwah kepada al-Qur’an dan as-Sunnah, tetapi berdakwah kepada (pemahaman) Muhammad Ilyas, syaikh mereka yang ada di Banglades.” (Aqwal ‘Ulama as-Sunnah fi Jama’atit Tabligh, hlm. 6)
Membongkar Kedok Jamaah Tabligh : Majalah Islam Asy-Syariah – http://asysyariah.com/membongkar-kedok-jamaah-tabligh/
Akidah Jamaah Tabligh dan Para Tokohnya
Jamaah Tabligh dan para tokohnya adalah orang-orang yang memiliki banyak kerancuan dalam hal akidah[4].
Demikian pula kitab referensi utama mereka, Tablighi Nishab atau Fadhail A’mal karya Muhammad Zakariya al-Kandahlawi, adalah kitab yang penuh dengan kesyirikan, bid’ah, dan khurafat.
Di antara sekian banyak kesesatan mereka dalam masalah akidah adalah[5]:
Keyakinan tentang wihdatul wujud (bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menyatu dengan alam ini). (kitab Tablighi Nishab, 2/407, bab “Fadhail Shadaqat”, cet. Idarah Nasyriyat Islam Urdu Bazar, Lahore)
Sikap berlebihan terhadap orang-orang saleh dan keyakinan bahwa mereka mengetahui ilmu gaib. (Fadhail A’mal, bab “Fadhail Zikir”, hlm. 468—469, dan hlm. 540—541, cet. Kutub Khanat Faidhi, Lahore)
Tawasul dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (setelah beliau wafat) dan kepada selain beliau, serta berlebihan dalam hal ini. (Fadhail A’mal, bab “Shalat”, hlm. 345, dan bab “Fadhail Zikir”, hlm. 481—482, cet. Kutub Khanat Faidhi, Lahore)
Keyakinan bahwa para syaikh Sufi dapat menganugerahkan berkah dan ilmu laduni. ( Fadhail A’mal, bab “Fadhail Qur’an”, hlm. 202—203, Kutub Khanat Faidhi, Lahore)
Keyakinan bahwa seseorang bisa mempunyai ilmu kasyaf, yakni bisa menyingkap segala sesuatu dari perkara gaib atau batin. (Fadhail A’mal, bab “Zikir”, hlm. 540—541, cet. Kutub Khanat Faidhi, Lahore)
Hidayah dan keselamatan hanya bisa diraih dengan mengikuti tarekat Rasyid Ahmad al-Kanhuhi (Shaqalatil Qulub, hlm. 190). Oleh karena itu, Muhammad Ilyas, sang pendiri Jamaah Tabligh, berbai’at kepada tarekat Jisytiyah pada 1314 H, bahkan terkadang ia bangun malam semata-mata untuk melihat wajah syaikhnya tersebut. (Kitab Sawanih Muhammad Yusuf, hlm. 143, dinukil dari Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 2)
Saling berbai’at terhadap pimpinan mereka di atas empat tarekat sufi: Jisytiyah, Naqsyabandiyah, Qadiriyah, dan Sahruwardiyah. (ad-Da’wah fi Jaziratil ‘Arab, karya asy-Syaikh Sa’d al-Hushain, hlm. 9—10, dinukil dari Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, 12)
Keyakinan tentang keluarnya tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kubur beliau untuk berjabat tangan dengan asy-Syaikh Ahmad ar-Rifa’i. (Fadhail A’mal, bab “Fadhail ash-Shalati ‘alan Nabi”, hlm. 19, cet. Idarah Isya’at Diyanat Anarkli, Lahore)
Kebenaran kaidah bahwa segala sesuatu yang menyebabkan permusuhan, perpecahan, atau perselisihan—walaupun hal itu benar—maka harus dibuang sejauh-jauhnya dari manhaj Jamaah. (al-Quthbiyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha, hlm. 10)
Keharusan untuk taklid. (Zikir wa I’tikaf Key Ahmiyat, karya Muhammad Zakariya al-Kandahlawi, hlm. 94, dinukil dari Jama’atut Tabligh ‘Aqaiduha wa Ta’rifuha, hlm. 70)
Banyaknya cerita khurafat dan hadits-hadits lemah/palsu dalam kitab Fadhail A’mal Di antaranya adalah yang disebutkan oleh asy-Syaikh Hasan Janahi dalam kitabnya, Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 46—47 dan hlm. 50—52.
Bahkan, cerita-cerita khurafat dan hadits-hadits palsu inilah yang mereka jadikan sebagai bahan utama untuk berdakwah. Wallahul musta’an.
Fatwa Para Ulama tentang Jamaah Tabligh[6]
Asy-Syaikh al-’Allamah Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata, “Siapa saja yang berdakwah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala bisa disebut ‘mubaligh’, (artinya: Sampaikan apa yang datang dariku [Rasulullah], walaupun hanya satu ayat).
Akan tetapi, Tabligh India yang dikenal dewasa ini mempunyai sekian banyak khurafat, bid’ah, dan kesyirikan. Oleh karena itu, tidak boleh khuruj bersama mereka selain seorang yang berilmu, yang keluar (khuruj) bersama mereka dalam rangka mengingkari (kebatilan mereka) dan mengajarkan ilmu kepada mereka. Adapun khuruj semata-mata ikut dengan mereka, maka tidak boleh.”
Asy-Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi al-Madkhali berkata[7], “Semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmati asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz (atas pengecualian beliau tentang bolehnya khuruj bersama Jamaah Tabligh untuk mengingkari kebatilan mereka dan mengajarkan ilmu kepada mereka, –pen.), karena jika mereka mau menerima nasihat dan bimbingan dari ahlul ilmi, tidak akan ada rasa keberatan untuk khuruj bersama mereka.
Namun, kenyataannya mereka tidak mau menerima nasihat dan tidak mau rujuk dari kebatilan karena kuatnya fanatisme dan kuatnya mengikuti hawa nafsu. Jika mereka benar-benar menerima nasihat dari ulama, niscaya mereka telah meninggalkan manhaj yang batil itu dan akan menempuh jalan ahli tauhid dan Ahlus Sunnah. Nah, jika demikian permasalahannya, tidak boleh keluar (khuruj) bersama mereka sebagaimana manhaj as-salafush shalih yang berdiri di atas al-Qur’an dan as-Sunnah dalam hal tahdzir (peringatan) terhadap ahlul bid’ah dan peringatan untuk tidak bergaul serta duduk bersama mereka.
Hal itu (tidak bolehnya khuruj bersama mereka secara mutlak, –pen.) karena (perbuatan tersebut) termasuk memperbanyak jumlah mereka dan membantu menyebarkan kesesatan. Ini adalah penipuan terhadap Islam dan kaum muslimin, serta bentuk partisipasi bersama mereka dalam hal dosa dan kekejian. Lebih-lebih lagi, mereka saling berbai’at di atas empat tarekat Sufi yang padanya terdapat keyakinan hulul, wihdatul wujud, kesyirikan, dan kebid’ahan.”
Asy-Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh[8] rahimahullah berkata, “Organisasi ini (Jamaah Tabligh, –pen.) tidak ada kebaikan padanya. Sungguh, ia adalah organisasi bid’ah dan sesat. Dengan membaca buku-buku mereka, benar-benar kami dapati kesesatan, bid’ah, ajakan kepada peribadatan terhadap kubur-kubur dan kesyirikan, sesuatu yang tidak bisa dibiarkan. Oleh karena itu—insya Allah— kami akan membantah dan membongkar kesesatan serta kebatilannya.”
Asy-Syaikh al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah berkata, “Jamaah Tabligh tidaklah berdiri di atas manhaj al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta pemahaman as-salafus shalih.”
Beliau juga berkata, “Dakwah Jamaah Tabligh adalah dakwah Sufi modern yang semata-mata berorientasi kepada akhlak. Adapun pembenahan terhadap akidah masyarakat, sedikit pun tidak mereka lakukan karena—menurut mereka—bisa menyebabkan perpecahan.”
Beliau juga berkata, “Jamaah Tabligh tidak mempunyai prinsip keilmuan. Mereka adalah orang-orang yang selalu berubah-ubah dengan perubahan yang luar biasa, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.”
Asy-Syaikh al-’Allamah Abdurrazzaq ‘Afifi[9] rahimahullah berkata, “Kenyataannya, mereka adalah ahlul bid’ah yang menyimpang dan orang-orang tarekat Qadiriyah serta lainnya. Khuruj mereka bukanlah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, tetapi di jalan Muhammad Ilyas. Mereka tidak berdakwah kepada al-Qur’an dan as-Sunnah, tetapi kepada Muhammad Ilyas, syaikh mereka di Banglades.”
Demikianlah selayang pandang tentang hakikat Jamaah Tabligh, semoga menjadi nasihat dan peringatan bagi pencari kebenaran.
Wallahul muwaffiq wal hadi ila aqwamith thariq.
Ditulis oleh Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc
[1] Para pengikut Abu Manshur al-Maturidi yang menafikan (menolak) sebagian nama dan sifat Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka membatasi sifat Allah subhanahu wa ta’ala hanya tiga belas. (ed)
[2] Hal semacam ini sangat dilarang dalam agama menurut kesepakatan ulama. Memang, terdapat perbedaan pendapat jika tamimah atau ‘rajah’ tersebut dibuat hanya dari ayat al-Qur’an. Namun, yang kuat, hal ini tetap tidak diperbolehkan menurut banyak sahabat dan ulama yang setelah mereka. (- red.)
[3] Di antara zikir mereka adalah mengucapkan kalimat syahadat secara terpisah. Laa ilaaha dibaca sekian kali secara tersendiri, setelah itu baru membaca illallah dengan jumlah yang sama. Ini jelas bertentangan dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak merealisasikan kandungan tauhid dalam kalimat tersebut. (-red.)
[4] Untuk lebih rincinya, lihat kitab Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 17—24.
[5] Untuk lebih rincinya, lihat kitab Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu an Tushahhah, hlm. 31—58.
[6] Dinukil dari Aqwal ‘Ulama as-Sunnah fi Jama’atit Tabligh, asy-Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, hlm. 2, 5, 6.
[7] Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan As-Sunnah, Fakultas Hadits, Universitas Islam Madinah.
[8] Beliau adalah Mufti Kerajaan Saudi Arabia sebelum asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah.
[9] Beliau pernah menjadi anggota Haiah (Lembaga) Kibarul Ulama Saudi Arabia.
Membongkar Kedok Jamaah Tabligh : Majalah Islam Asy-Syariah – http://asysyariah.com/membongkar-kedok-jamaah-tabligh/

DAFTAR & ALAMAT PESANTREN2 SURURIYUN DAN RODJAIYYUN BERMANHAJ IKHWANI


✅1. PESANTREN MINHAJUS SUNNAH BOGOR , JAWA BARAT

Alamat : Jl. Raya Darmaga Belakang gudang bulog darmaga ,bogor jawa barat.

✅2. PESANTREN SABILUNNAJAH BANDUNG –MTs dan MA (khusus Putra)
Alamat : Jln Sungai Citarik (jembatan II) sapan, desa sukamanah kecamatan Rancaekek, Bandung
http://www.sabilunnajah.com

✅3. PESANTREN ANNAJIYAH BANDUNG
MA (Khusus Putri )
Alamat : Jln Utsman bin Affan no. 90 , komplek Griya Cempaka Arum, belakang Polda Jabar, bypass sukarno hatta,
http://www.pesantren-annajiyah.com

✅4. PESANTREN AL FURQON AL ISLAMI, GRESIK, JAWA TIMUR
Alamat : Ma’had Al-Furqon Al-Islami, Srowo-Sidayu, Gresik, Jawa Timur

✅5. PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI, SOLO, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, ALIYAH
Alamat : Jl Raya Solo – Purwodadi Km 8, Selokaton Gondangrejo, Solo 57183

✅6. PESANTREN ISLAMIC CENTRE BIN BAAZ, YOGYAKARTA
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, ALIYAH, PESANTREN MANDIRI
Alamat : Jl. Wonosari Km 10, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta

✅7. PONDOK PESANTREN JAMILURRAHMAN AS SALAFI, YOGYAKARTA
Alamat : Sawo, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

✅8. PESANTREN AL I’TISHOM, KARAWANG, JAWA BARAT
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP
Alamat : Jl. Pesantren Al-I’tishom No.1 Dusun Kedongdong, Kondang Jaya, Klari Karawang, Jawa Barat , 41371

✅9. PESANTREN IHYA AS SUNNAH, TASIKMALAYA, JAWA BARAT
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, ALIYAH, PESANTREN MANDIRI, MAHAD TAHFIDZ AL QURAN
Alamat : Jl. Terusan Paseh – BCA No 11 Tasikmalaya

✅10. MAHAD ALI AL’IRSYAD, SURABAYA , JAWA TIMUR
Alamat : Jl. Sultan Iskandar Muda 46, Surabaya Utara

✅11. PONDOK PESANTREN AL UKHUWAH, SUKOHARJO, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, PESANTREN MANDIRI (I’DAD DUAT)
Alamat : Ponpes Al Ukhuwah, Sanggarahan, Joho, Sukoharjo, Solo

✅12. PONDOK PESANTREN ABU HURAIRAH, MATARAM, NTB
Alamat: Jl. Soromandi No, 1 Lawata, Mataram, NTB

✅13. PESANTREN IMAM SYAFII, CILACAP, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: SETARA UNIVERSITAS
Alamat : Jl. Sumbawa No.70 Cilacap Jawa Tengah

✅14. Pesantren Yatim  Ibnu Taimiyah, BOGOR , JAWA BARAT
Kp.Pasir Tengah Rt 04 Rw 03 Pondok Bitung
Ds. Sukaharja Kecamatan Cijeruk
Bogor, 16740
http://www.ibnutaimiyah.com

✅15. PESANTREN ISLAM AL IRSYAD, TENGARAN, SALATIGA, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, ALIYAH, SETARA UNIVERSITAS
Alamat : Desa Butuh, Kec. Tengaran, Kab. Semarang , Jawa Tengah, Po Box 134 Salatiga

✅16. SD-SMP Islam Al Umm MALANG
Kompleks Masjid Al Umm
Jl. Joyo Agung No. 1 Merjosari Malang
http://www.binamasyarakat.com/

✅17. MAHAD IBNU ABBAS AS SALAFI, SOLO, JAWA TENGAH
Jenjang Pendidikan: TK, SD, SMP, PESANTREN MANDIRI
Alamat : Mesjid Baitul Musthafa, Beku, Kliwonan, Masaran, Sragen, Solo

✅18 . Ma’had Madinatulquran – Jonggol
http://www.madinatulquran.or.id

✅19. Ma`had Khidmatussunnah As-salafy Littashfiyyah Wattarbiyyah
Desa Adirejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung timur
http://khidmatussunnah.com/

✅20.Ma’had Tahfidz Qur’an Al Ikhlash MAGELANG
Komplek Masjid Jami’ Al Ikhlash Dsn. Tlatar, Ds. Krogowanan, Kec. Sawangan, Kab. Magelang, Prov. Jawa Tengah

✅21. PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR’AN KARAWANG
JL.SYEKH QURO,PLAWAD,KARAWANG, JAWA BARAT, INDONESIA

✅22. Ma’had Tahfizhul Qur’an Al-Firqoh An-Najiyah MALANG
Masjid Baitul Makmur, Desa Donowarih, Kec. Karangploso, Kab. Malang, Jawa Timur
Website : firqotunnajiyah.com

✅23. Pondok pesantren Modern Daarussunnah Al-Islamy WANGON
jl. Wangon -Ajibarang RT 03/01 Desa jambu Kec. wangon Kab Banyumas 53176.

✅24 . Ma’had Zaadul Ma’ad PALEMBANG
Jl. Melati, depan perumahan Taman Mekar Sari (dekat dengan Pasar Talang Jambe), Talang Jambe, Palembang
http://zaadulmaad.com/

✅25. Pesantren Islam AL-ITTIBA’ KLATEN
Desa Tlogorandu Rt.03 Rw.05 kecamatan Juwiring, Klaten.
https://abufawaz.wordpress.com/category/info-pesantren-al-ittiba/

✅26. PESANTREN ALMA’TUQ SUKABUMI
Jl. Kadudampit KM. 03 Desa Gunungjaya Kec. Cisaat Kab. Sukabumi

✅27.Pesantren Al Wafa BEKASI
Jl. Masjid Bilal bin Rabah, Cisaat Bojong Rt.010/04, Desa Kertarah

ayu, Kec. Setu Bekasi, Jawa Barat 17320,
http://www.pesantrenalwafa.com

✅28. Pesantren Alandalus JONGGOL
Putra: Jl. Menteng Waru Km . 13,5 Kp. Cijurey RT 004/003, Desa Sukadamai, Kec  Sukamakmur, Kab. Bogor, Jawa Barat.
Putri: Jl. Menteng Km. 6, Kp. Kadupandak, Desa Balekambang, Kec. Jonggol, Kab. Bogor, Jawa Barat.
http://pesantrenalandalus.com/

✅29. PONDOK PESANTREN “TUNAS ILMU” PURBALINGGA
Alamat:
Kedungwuluh Rt. 08 Rw. 02 Kalimanah Purbalingga 53371 Jawa Tengah Indonesia

✅30. PONDOK PESANTREN RIYADHUSSHOLIHIIN PANDEGLANG
Jl. Kadukacang Km,0,5 Rocek Cimanuk Pandeglang
Kode Pos 42271, Banten – Indonesia

31. AL-MA’HAD – The Islamic Boarding School BEKASI
Jl. MT. Haryono, Kp. Awirarangan
Kec. Setu, Kabupaten Bekasi
email: info@mahaduna.sch.id

✅32. Assunnah CIREBON
Jl.Kalitanjung 52.B situgangga Karyamulya Kesambi, Kota Cirebon, West Java
http://assunnahcirebon.com/

✅33. Mahad Abu Bakar Ash-Shidiq Cirebon
Jl.Kalitanjung 52.B situgangga Karyamulya Kesambi, Kota Cirebon, Karyamulya, Kesambi, Cirebon City, West Java 45135
http://www.mataba-cirebon.com/

✅34. Ponpes Nashrus Sunnah
JL. KOPERASI 68 BANJAREJO, TAMAN, MADIUN
http://an-najiyahmadiun.blogspot.co.id/

✅35. MAHAD ADZ DZAKY BREBES
Alamat:
Masjid Adz Dzaky sebelah TB. Kijang Logam Jl. Raya Pakijangan no. 11 Bulakamba Brebes Jawa Tengah

✅36. Pondok Pesantren Alam Tahfidz BINA QUR'ANI
Alamat: melalui pintu masuk area Bumi Perkemahan Palutungan, Kp.Sukamanah, Desa Cisantana, Kec.Cigugur, Kab.Kuningan - Jawa Barat
www.binaqurani.com

✅37. PESANTREN ISLAM AL-IRSYAD TENGARAN 2 (PIAT2) Cabang Majalengka
Alamat :
Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran 2, Blok Jombol No. 94 RT/RW. 002/006  Ds. Dawuan Kec. Dawuan Kab. Majalengka 45452,

✅ 38. PP Hamalatul Qur’an,
Ds. Kembaran RT 08 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
http://hamalatulquran.com

✅39. SMP IHBS (Ibnu Hajar Boarding School)
Jl. Raya Munjul Gg. Musholah Fathul Ulum No.11 Munjul Cipayung Jakarta Timur 13850
Website: http://smpihbs.sch.id

✅40. AL-BINAA Islamic Boarding School
Alamat:
Jl. Raya Pebayuran-Kertasari Pebayuran Bekasi 17710 Jawa Barat- Indonesia
Website: http://albinaa.or.id

✅41. Pesantren Islam Hidayatunnajah (PIH)
Alamat: Jl Raya Pebayuran KM 08 Desa Kertasari Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi jawa Barat 17710
Website: www.hidayatunnajah.or.id

✅42. Pondok Pesantren Rahmatika Al-Atsari Jl. Raya Dayeuhkolot Sagalaherang, Subang, Jawa Barat
http://www.mahadrahmatika-alatsari.com

✅43. Cahaya Sunnah
Jl Pahlawan Kampung Tengah Rt 03/03 Cileungsi Bogor 16820 (Sebelah studio Radio Rodja),

✅44. Imam Syathiby
Masjid Al-Barkah Jl.Pahlawan Kampung Tengah Rt.03/03, (Belakang Polsek Cileungsi) Komplek Radio/Tv Rodja Cileungsi – Bogor 16820,
http://tahfizhsyathiby.org/

Sumber Ahlul bid’ah wal furqah

HATI-HATI

Jaga dan jauhkan generasi kaum muslimin dari belajar di mahad dan pesantren 2 diatas aqidah sururiyun manhaj ikhwani

Berkata Al Imam Muhammad bin sirin rahimahullah : "Ilmu ini adalah agama maka perhatikanlah dari mana kalian mengambil agama kalian " muqaddimah shohih muslim .

Diposting Oleh:
Fawaid ilmiyah wad durus || www.fawaidilmiyahwaldurus.blogspot.co.id

Info Kajian Rutin Salafy Semarang 3 Januari 2016

Hadirilah Dengan Mengharap Pahala Allahu ta 'ala Semata , Kajian Rutin Ahlussunnah Wal Jama'ah Di Semarang.

Hari : Ahad 22 Rabi'ul Awwal 1437 H - 3 Januari 2016

Waktu : 15:30 Wib Insya Allah

Tempat : Masjid Diponegoro - UNDIP Pleburan Semarang

Materi : Kitab Tauhid - Bab Tathoyyur

Pemateri :  al Ustadz Muhammad Isnadi Hafizhahullah

Live Insya Allah Di Salafysemarang.com

KAJIAN UNTUK UMUM IKHWAN & AKHWAT

☎ Informasi : 085225003939 - Hasan

TurutAndil MenShare : www.AhlussunnahSemarang.com

Senin, 28 Desember 2015

NASEHAT DI ZAMAN YANG BANYAK FITNAH

 Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan hafizhahullah

 Soal: Apakah yang anda nasehatkan di masa sekarang ini yang semakin banyak terjadi fitnah didalamnya dan tersebar ahlul bid’ah disertai meninggalnya para ulama?
 Jawab: Aku nasehatkan pada kalian, pertama kalinya, dengan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memperbanyak doa agar Allah mengokohkan kami dan kalian di atas agama dan agar Dia menjaga kami dan kalian dari kejelekan fitnah.

 Kemudian kami nasehatkan pada kalian dengan menuntut ilmu, yaitu menuntut ilmu pada ulama dan bersemangat dalam menuntut ilmu, karena tidak ada yang bisa menjaga dari (kejelekan) fitnah, dengan ijin Allah, kecuali ilmu yang shahih (benar). Maka bisa jadi anda terjatuh ke dalam fitnah dalam keadaan anda tidak sadar dan tidak tahu bahwa itu adalah fitnah.

 Maka hendaknya kalian menuntut ilmu pada ulama dan janganlah bermalas-malasan dari menuntut ilmu bagaimanapun juga kondisi kalian itu.

 Sumber: http://alfawzan.af.org.sa/node/14958

 Alih bahasa : Syabab Forum Salafy

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
 Channel Telegram : http://bit.ly/ForumSalafy

Minggu, 27 Desember 2015

Tahapan-Tahapan Dalam Berdakwah.


Oleh Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed Hafizhahullohu

Tipe atau jenis-jenis manusia yang didakwai ada 3 tipe. Yakni :

1. Hikmah ( bagi manusia yang suka akan kebenaran dan mudah dalam mengikuti kebenaran ).
2. Ancaman dan berita baik / targhib dan tarhib ( bagi manusia yang tahu kebenaran tapi dia tersibukan/tertutupi dg perkara yg jelek dikarenakan dosa-dosa ).
3. Bantahlah dengan yang lebih baik dengan hujjah dalil-dalil ( bagi manusia yang anti / benci terhadap kebenaran karena telah dikuasai syubhat dan hawa nafsu ).

Sehingga tidak ada satupun yang mengajarkan kita untuk mencaci maki, sehingga katakan sesuatu yang haq, jika menyampaikan alhaq dianggap cacian maka salah pada obyek dakwah, jangan membalas cercaan dengan cercaan...

Kita hanya menyampaikan hujjah-hujjah saja, jika dakwah kita diikuti alhamdulillah, jika ditolak tidak mengapa, kita sudah menyampaikan al-haq.
"Wama alaina illa balagh"

Jika kita melihat contoh ini,  Inilah dakwah salaf.... (Sesungguhnya dakwah ini bener-bener dibangun diatas bashiroh dan sangat indah sekali, tidak ada dakwah yang paling sempurna dan paling baik melainkan dakwah sunnah dakwah salaf). Dakwah yang penuh dengan kesitimewaan-keistimewaan dibandingkan dengan dakwah hizbiyah dn dakwah ahlul bid'ah.. (redaksi.)

Majmu'ah Salafy Lombok

Sabtu, 26 Desember 2015

Pendidikan Anak Merupakan Tanggung Jawab Yang Sangat Besar




Asy-Syaikh Utsaimin  رحمه الله تعالى

Pertanyaan :

Fadhilatusy Syaikh, Anda mengetahui wahai Fadhilatusy Syaikh bahwa sebagian orang tua atau ayah tersibukkan dengan pekerjaannya,
dan terkadang tidak sempat menanyakan tentang prestasi atau kemampuan belajar anak-anaknya atau dengan siapa dia berteman,
Apakah ini termasuk mengabaikan hak-hak mereka ?

Jawaban :

Perkataan-Nya bahwa dia tersibukkan dengan pekerjaan-Nya,
Kita katakan : pekerjaan yang paling besar baginya adalah anak-anaknya, dan tanggung jawab terhadap mereka lebih besar daripada tanggung jawab terhadap perdagangan-Nya atau pekerjaan-Nya tersebut.
Dan hendaknya kita tanyakan, apa yang ( sebenarnya ) dia inginkan dari perdagangan-Nya tersebut.... ?

Sesungguhnya tidak lain yang dia ingingkan darinya melainkan untuk menafkahi dirinya dan keluarganya, dan ini adalah  makanan untuk badan.
Dan yang paling penting daripada itu adalah makanan hati, makanan jiwa, menanamkan keimanan dan amalan sholeh didalam dada-dada anak-anak.
Kemudian hendaknya ( perlu ) diketahui bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم telah bersabda ( yang artinya ) :
"Jika manusia meninggal terputuslah amalannya kecuali tiga : shodaqoh jariyyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya".

Dan anak yang sholeh bermanfaat bagi kedua orang tuanya baik di masa hidupnya maupun di masa matinya, ini lebih diutamakan dari sekedar memperhatikan harta.
Harta jika pemiliknya orang yang kaya, maka dia bisa mempekerjakan orang untuk berdagang, dan jika ternyata tidak demikian maka (ketahuilah bahwa)

Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى telah berfirman (yang artinya):
"Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Dia akan menjadikan baginya jalan keluar ¤ dan akan memberikan rizki dari arah yang tidak di sangka-sangka."
[ Ath-Thalaq : 2-3 ]

Sumber :
Silsilah Liqo' Syahri >> Liqo' Syahri 58

Alih Bahasa :
✒_Abdullah Wakii' Al-Jawy

Fawaid ilmiyah wad durus || www.fawaidilmiyahwaldurus.blogspot.co.id

KEDUDUKAN ULAMA DI HADAPAN SYARIAT

Banyak sekali dalil syariat yang menyebutkan keutamaan ilmu dan para ulama. Suatu hal yang mengharuskan kita untuk mengerti posisi para ulama.
Yang dimaksud dengan ulama di sini adalah ulama yang mengerti tentang syariat Allah ‘azza wa jalla.

Para ulama syariat adalah orang yang paling paham tentang kondisi masyarakat dan apa yang dibutuhkan oleh mereka serta solusi dari problem yang dihadapi.

Adapun orang yang tahunya hanya permasalahan politik dan yang kekinian tanpa mempelajari lebih dalam tentang syariat Allah ‘azza wa jalla bukanlah yang dimaksud sebagai ulama.

----------------

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan:

“Menghormati ulama muslimin adalah wajib, karena mereka pewaris para nabi. Merendahkan mereka adalah bentuk meremehkan kedudukan mereka dan kedudukannya sebagai pewaris Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meremehkan ilmu yang mereka bawa para ulama harus dihormati karena ilmu dan kedudukan mereka di tengah umat dan karena tugas yang mereka emban untuk kemaslahatan Islam dan kaum muslimin.

Apabila seseorang tidak percaya kepada ulama, lalu kepada siapa lagi dia akan percaya?

Apabila telah hilang sikap percaya kepada para ulama, kepada siapa lagi kaum muslimin akan merujuk untuk menjawab problem mereka dan menjelaskan hukum-hukum syariat?

Ketika kondisi seperti ini, umat akan tersia-siakan dan kekacauan tersebar. Tiada seorang pun yang merendahkan ulama kecuali ia telah menghadapkan dirinya kepada hukuman Allah ‘azza wa jalla. Sejarah menjadi saksi yang terbaik tentang dihukumnya mereka baik dahulu maupun sekarang.”

al-Ajwibah al-Mufidah, 140

Al-Ustadz Abdul Mu’thi Sutarman hafizhahullah || Majalah Asy Syariah
Ashhaabus Sunnah
JOIN http://bit.ly/ashhabussunnah
www.ittibaus-sunnah.net

Selasa, 22 Desember 2015

HUKUM TAKUT KEPADA JIN


Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah :

" Takut terbagi kedalam beberapa jenis ;
Yang pertama ; takut yang (disertai) dengan penghinaan diri, pengagungan terhadap yang ditakuti dan merendahkan diri kepadanya.
Yang biasa disebut dengan takut secara Sirri (samar), takut yang semacam ini tidaklah pantas kecuali kepada Allah تعالى, maka barangsiapa yang mempersekutukan Allah dengan takut semacam ini kepada selain Allah maka dia musyrik dengan syirik besar.

seperti takut kepada berhala-berhala dan kepada orang-orang mati, atau takut kepada orang-orang yang mengaku sebagai wali-wali dan meyakini bahwa mereka mampu mendatangkan manfaat atau mudharat, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum penyembah kubur.

Yang kedua, takut secara tabiat yang merupakan tabiat manusia, maka takut semacam ini hukum asalnya adalah Mubah/boleh.
Sebagaimana firman Allah تعالى tentang Nabi Musa :

فخرج منها خائفا يترقب،..

Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut..
Qs. Al Qashash 21

Oleh karena itu, sesungguhnya rasa takutmu terhadap sesuatu yang memudharatkanmu atau yang mengganggumu bukanlah termasuk kesyirikan, karena anda tidak bermaksud untuk mengagungkannya atau meyakini akan memberi manfaat dan mudharat padanya dengan sendirinya.

 Al Qaulul Mufid 'ala Kitab At Tauhid 2/67



APAKAH TAKUT KEPADA JIN TERMASUK DARI TAKUT TABIAT ATAU BUKAN ?

Asy-Syaikh Robi' bin Hadiy Al Madkhali hafizhahullah ;

Takut kepada Jin jika takutnya yang Sirri (samar) dan meyakini bahwa jin tersebut mampu memberi manfaat dan mendatangkan mudharat maka termasuk dari Syirik.

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari kalangan jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
QS Al-Jinn 72

dan umumnya, takut kepada jin -wallahu a'lam- kebanyakannya masuk kepada takut ibadah, karena dia meyakini pada jin mampu mendatangkan mudharat maupun manfaat, dan tidak ada yang mampu mendatangkan manfaat dan mudharat kecuali Allah, tidak jin dan tidak pula manusia, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضرّوك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك،

..."Dan ketahuilah bahwa seluruh umat, seandainya mereka berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu yang telah Allah tuliskan/takdirkan kepadamu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu yang telah Allah tuliskan/takdirkan akan menimpamu,..."
Al Hadits...

dan seorang mukmin yang jujur tidaklah takut kecuali kepada Allah 'azza wa jalla,

فلا تخافوهم وخافون إن كنتم مؤمنين,..

"Maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kalian kepadaku jika kalian benar-benar orang beriman"

Takut sirr/samar pada perkara ini adalah Takut Ibadah,

Adapun takut dari ular, singa, dan dari seorang yang jahat (preman) yang menyerangmu dan engkau tidak mampu untuk melawannya maka ini adalah takut tabi'i/tabiat maka tidaklah memudharatkanmu (tidak berdosa,-red), tidaklah membahayakanmu insyaa Allah dan tidak merusak aqidah, akan tetapi takut kepada jin maka galibnya (umumnya/sering terjadi) adalah takut yang dibangun atas dasar keyakinan-keyakinan yang rusak.

Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi anda senjata dan ilmunya, bacalah ayat Kursi, bacalah Al-Mu'awwidzàt (Al-Falaq & An-Nas), niscaya akan membentengi, dzikir kepada Allah 'azza wa jalla akan membentengimu dari mereka, menempuh wasilah-wasilah yang akan menjagamu dari mereka dan dari semua jenis gangguan, dari ular-ular dan ular berbisa dan dari kalajengking atau dari selainnya,

"أعوذ بكلمات الله التامات من شر ما خلق"

"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan makhluq"

Jika engkau mengucapkannya mak
a tidak akan mendatangimu jin, tidak pula ular dan tidak pula selainnya, tidak akan ada yang membahayakanmu sedikitpun dan itu akan terjadi disertai dengan keikhlasan dan kejujuran,

Semoga Allah memberkahi kalian.

Fatàwa fil Aqidah wal Manhaj bagian Pertama oleh Asy-Syaikh Robi' حفظه الله

Sumber :

حكم الخوف من الجن

يقول الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله:

والخوف أقسام،

الاول :خوف التذلل والتعظيم والخضوع..
وهو ما يسمى بخوف السر، وهذا لا يصلح إلا لله تعالى،
فمن أشرك فيه مع الله غيره فهو مشرك شركا أكبر،

وذلك مثل أن يخاف من الأصنام والأموات، أو من يزعمونهم أولياء ويعتقدون نفعهم وضرهم، كما يفعل بعض عباد القبو

Senin, 21 Desember 2015

Ulama Salaf Dalam Mengagungkan Shalat


Berkata Sufyan Ats-Tsauriy rahimahullah :

“Datangmu menuju shalat (di masjid) sebelum iqamat merupakan bentuk pemuliaan terhadap ibadah shalat”.
 Fathul Bàri oleh Ibnu Rajab 3/533

-----------------------------------------------------------
Berkata Ibrahim At-Taimiy rahimahullah :

 “Jika engkau melihat seseorang mengentengkan (tidak semangat) dalam mendapatkan takbiratul ihram, maka cucilah tanganmu darinya (berlepas diri darinya).

 Siyar A’lamin Nubalà 5/84

 ------------------------------------------------------------
 Waki’ bin Al Jarrah berkata :

 “Barangsiapa yang tidak mendapatkan takbir pertama (takbiratul ihram) maka jangan harap kebaikan padanya”.

 Syu’abul Imàn Imam Al Baihaqi 3/74
---------------------------------------------------------------------
 Berkata Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah :

 “Janganlah engkau seperti hamba yang buruk, tidak datang (ke masjid) kecuali setelah dipanggil (Adzan)”.

 At Tabshirah oleh Ibnul Jauziy 131

 ---------------------------------------------------------------------
Dari Abi Harmalah dari Sa’id Ibnul Musayyib rahimahullah berkata :

 “Saya tidak pernah ketinggalan takbir pertama (takbiratul ihram) semenjak 50 tahun, dan saya tidak pernah melihat punggung seseorang semenjak 50 tahun”.

Yakni : beliau selalu di shaf pertama.

 As Siyar 4/30
------------------------------------------------------------------
 Berkata Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah :

“Bagi seorang hamba memiliki 2 kesempatan berdiri dihadapan Allah,
– berdiri dihadapan-Nya ketika shalat.
– dan berdiri dihadapan-Nya ketika berjumpa dengan-Nya (dihari Kiamat).

Maka barangsiapa menunaikan haknya apa yang ada pada berdiri yang pertama (yaitu shalat) maka akan mudah baginya pada kesempatan berdiri yang kedua (diakhirat),

dan barangsiapa yang meremehkan kesempatan berdiri yang pertama dan tidak menunaikan haknya maka akan berat baginya pada berdiri yang kedua (diakhirat).

 Al Fawàid oleh Ibnul Qayyim 273
 WA SaLaM
▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫
Https://telegram.me/salafiyyun
▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫

Minggu, 20 Desember 2015

BEBERAPA MANFAAT BERTEMAN DENGAN ORANG-ORANG SHALEH.


 Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'diy rahimahullah:

Minimal faedah yang engkau ambil dari teman duduk yang shaleh -dan itu adalah
faedah yang tidak boleh diremehkan- ialah tercegahnya dengan sebab itu dari kejelekan-kejelekan:
▪ berbagai kemaksiatan demi menjaga pertemanan,
▪ dan persaingan dalam kebaikan,
▪ dan terbebas dari kejahatan,
▪ dapat menjaga engkau dalam kehadiranmu dan ketiadaanmu,
▪ dan memberikan kemanfaatan bagimu kecintaannya dan doanya di kehidupanmu dan setelah kematianmu,
▪ dan akan mencegah darimu dengan sebab hubungannya dan kecintaannya kepadamu beberapa perkara yang engkau sendiri tidak secara langsung bersentuhan dengannya, sebagaimana dia menghubungkan dirimu dengan seseorang dan amalan-amalan yang memberikan kemanfaatan kepadamu hanya karena hubunganmu dengan mereka.

 Dan manfaat berteman dengan orang-orang shaleh tidaklah terhitung dan tidak terhingga,

❝ dan cukuplah seseorang dinilai dengan teman dekatnya dan dia berada pada agama teman dekatnya. ❞
              ——○●※●○——

Bahjah Qulub Al-Abror, halaman (156).

Broadcast by : Channel MutiaraASK :
http://bit.do/mutiaraASK

Sabtu, 19 Desember 2015

NASEHAT EMAS ASY-SYAIKH FAWWAZ BIN ALY AL-MADKHALY HAFIZHAHULLAH


Mungkin sebagian orang menilaimu sebagai orang yang bertakwa,
Mungkin yang lainnya menilaimu sebagai orang yang banyak berbuat dosa,
Sedangkan yang lainnya mungkin menilaimu demikian atau demikian...

Tetapi...
Engkau lebih mengetahui keadaan dirimu.
Rahasia satu-satunya yang tidak mengetahuinya kecuali dirimu adalah hubungan rahasiamu dengan Rabbmu.

Maka janganlah engkau tertipu dengan orang-orang yang memuji...
Dan orang-orang yang mencelamu tidak akan merugikanmu...

Allah Ta'ala berfirman:

ﺑَﻞِ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﺑَﺼِﻴﺮَﺓٌ.

"Bahkan seseorang itu sangat mengetahui keadaan dirinya."
(QS. Al-Qiyamah: 14)

Termasuk bahaya yang selalu mengancam dalam kehidupan ini yang selalu mengiringi ketaatan dan kemaksiatan, engkau tidak tahu manakah dari keduanya itu yang akan menjadi penutup bagi kehidupanmu.

Maka lakukanlah ketaatan karena ikhlash, bukan karena sekedar ingin melepaskan diri dari kewajiban.

Dan jagalah amalan nafilah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, bukan karena ingin menampakkan sikap pemurah.

Jadi demi Allah, engkau yang paling membutuhkan ketaatan, sementara Rabbmu -Subhanah- sama sekali tidak membutuhkannya.

Jangan engkau menjadikan keinginanmu untuk mengharapkan pujian manusia kepadamu, karena hati mereka berbolak-bolik. Mungkin saja hari ini mereka mencintaimu, namun besok mereka membencimu.

Hendaknya tujuanmu adalah bagaimana agar Rabb manusia dan Rabbmu mencintaimu, karena sungguh jika Allah telah mencintaimu, pasti Dia akan menjadikan hati-hati manusia mencintaimu.

Sesuatu yang haram tetaplah haram hukumnya, walaupun semua orang melakukannya.

Engkau sekali-kali jangan mengalah dengan meninggalkan prinsip-prinsipmu, dan jangan mempedulikan manusia, karena kelak engkau akan dihisab sendirian.

Oleh karena inilah maka hendaknya engkau tetap istiqamah sebagaimana yang diperintahkan kepadamu, bukan sebagaimana yang engkau mau.

Jadikanlah untuk dirimu simpanan dan rahasia (amal shalih) yang tidak diketahui kecuali oleh Allah...

Karena sebagaimana dosa-dosa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu membinasakan...

Demikian juga kebaikan-kebaikan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu akan menyelamatkan...

 WhatsApp Salafy Indonesia

Jumat, 18 Desember 2015

INILAH PENYIMPANGAN KELOMPOK IKHWANUL MUSLIMIN ( IM )


Berikut ini 50 "KRITIK" terhadap Firqah/Kelompok Ikhwanul Muslimin (IM)
1. Sikap tasahul (meremehkan) mereka dalam bidang aqidah.
2. Lemah di dalam prinsip al wala' wal bara'.
3. Masuk ke dalam berbagai bentuk kebid'ahan.
4. Bid'ah tahazzub (fanatik golongan).
5. Mengkritik pemerintah kaum muslimin.
6. Sirriyyah (gerakan rahasia/bawah tanah) yang berjalan di atasnya manhaj Ikhwanul Muslimin.
7. Sikap ta'ashshub (fanatik buta) mereka kepada para tokoh/pembesar Ikhwanul Muslimin.
8. Sikap ta'ashshub terhadap buku-buku Ikhwanul Muslimin.
9. Sikap ta'ashshub terhadap muhadharah-muhadharah (kajian-kajian) Ikhwanul Muslimin.
10. Kerjasama di antara anggota mereka demi kemajuan manhaj Ikhwanul Muslimin.

11. Mereka mentahdzir dengan keras pihak-pihak yang merendahkan Ikhwanul Muslimin.

12. Mereka mentahdzir kitab-kitab yang berisi tahdziran terhadap Ikhwanul Muslimin.

13. Sikap tasahul (meremehkan) menuntut ilmu syar'i.

14. Menyebarkan kaset-kaset yang dilarang untuk disebarkan.

15. Membolehkan untuk mengangkat seorang amir/pemimpin (selain pemerintah kaum muslimin yang sah di wilayah tersebut, pen) walaupun dalam keadaan mukim (tidak safar).

16. Menyebarkan kitab-kitab yang mengandung pemahaman-pemahaman sesat.

17. Bernaungnya mereka di bawah manhaj taqiyyah dan bersumpah dengan dusta.

18. Mengancam siapa saja yang meninggalkan manhaj mereka dan beralih kepada manhaj salaf.

19. Membuat tingkatan-tingkatan (level-level) yang mereka buat-buat sendiri antara sesama anggota mereka.

20. Menerapkan prinsip menyimpang : muwazanah di dalam melakukan membantah

21. Melakukan unjukrasa/demonstrasi di jalan-jalan.

22. Memprovokasi para pemuda untuk melakukan penggulingan kekuasaan.

23. Berdakwah dengan tujuan utama untuk mendirikan kekhilafahan.

24. Bergaul dengan "murdan" (para pemuda yang belum tumbuh jenggotnya dan menyerupai wanita,pen).

25. Gemar berkumpul dan duduk bersama para pemimpin organisasi Ikhwanul Muslimin.

26. Gemar mendengarkan nasyid-nasyid bid'ah.

27. Membolehkan untuk bermain drama.

28. Gemar mengadakan renungan malam di berbagai tempat yang jauh jaraknya.

29. Memberikan bantuan dana dengan nominal tertentu kepada setiap anggotanya demi kemajuan organisasi.

30. Sangat bersemangat untuk mengumpulkan para pemuda di bawah kaidah-kaidah batil mereka.

31. Mereka berkeyakinan bahwa kelompok/organisasi merekalah yang paling utama di antara seluruh kelompok yang ada.

32. Mereka mengklaim bahwasanya ikhtilaf yang terjadi antara mereka dan salafiyyun hanya sebatas ikhtilaf tanawwu'.

33. Mereka menganggap bahwasanya dakwah tidak akan bisa berhasil kecuali dengan bergabung bersama mereka.

34. Menyibukkan diri dengan membaca majalah-majalah dan koran-koran.

35. Mengorganisir berbagai pembunuhan berencana.

36. Sangat bersemangat menarik para pemuda dewasa untuk bergabung bersama mereka.

37. Memanfaatkan beberapa lembaga resmi negara untuk kepentingan organisasi mereka.

38. Menyanjung-nyanjung para tokoh mereka dan berlebihan di dalam memujinya.

39. Bekerjasama dengan kelompok-kelompok sesat yang lain.

40. Sangat memperhatikan kesejahteraan para pemimpin organisasi mereka untuk kepentingan organisasi itu sendiri.

41. Mempengaruhi/menghasut para pemuda untuk masuk ke dalam organisasi Ikhwani.

42. Mengadakan bai'at bathil ala manhaj Ikhwani.

43. Permusuhan mereka terhadap para muwahhidin salafiyyin.

44. Lebih memperhatikan amalan-amalan yang bersifat furu' daripada permasalahan akidah.

45. Memanfaatkan musim haji dan umroh untuk mencuci otak para pemuda dan mendoktrinkan pemikiran ikhwani kepada mereka.

46. Seringkali mengadakan rekreasi/tamasya untuk menarik para pemuda.

47. Memilih orang-orang yang cerdas untuk menjadi sasaran doktrin mereka.

48. Mewajibkan untuk memboikot produk-produk buatan orang-orang kafir.

49. Mengambil fatwa-fatwa ulama yang mencocoki hawa nafsu mereka.

50. Sangat bermudah-mudahan di dalam permasalahan gambar makhluk bernyawa.

               - ( SELESAI ) -

 Dari Risalah yang sangat bagus, "Jam'u asy-Syattaat fima Kutiba 'an al-Ikhwan al-Muslimin"
✏ asy-Syaikh Abdullah an-Najmi hafizhahullah
 Taqdim : al-'Allamah Ahmad bin Yahya an-Najmi hafizhahullah

••••••••••••••••

 Majmu'ah Manhajul Anbiya
 Channel Telegram https://bit.ly/ManhajulAnbiya

Kamis, 17 Desember 2015

TAHDZIR adalah NASEHAT


 Tahdzir merupakan aplikasi dari Amar Ma'ruf Nahi Munkar, bahkan termasuk NASEHAT TERHADAP UMAT
 Nasihat agar menjauhi kebatilan dan pengusungnya, sekaligus sebagai nasehati terhadap orang yang ditahdzir agar mengintropeksi diri dan tersadar dari penyimpangannya.

 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
"Jika penyampaian nasehat wajib dilakukan demi kemashlahatan agama, baik yang bersifat khusus maupun umum, seperti yang terkait para perawi hadits yang melakukan kesalahan dalam periwayatannya atau berdusta. Sebagaimana yang dikatan oleh Yahya bin Sa'id, "Aku bertanya kepada Malik, Sufyan, ats-Tsauri, al-Laits bin Sa'ad – tampaknya al-Auza'i juga – tentang seseorang yang diduga berdusta dalam periwayatan hadits atau tidak hafal?"

Mereka berkata, "JELASKANLAH KEADAANNYA!!"

 Sebagian orang ada yang berkata kepada al-Imam Ahmad rahimahullah, "Sungguh berat bagiku memvonis si fulan demikian dan si fulan demikian!"
 Al-Imam Ahmad menjawab, "Jika kamu diam dan aku pun diam, kapankah seorang yang jahil (bodoh/tidak mengerti) dapat membedakan antara hadits yang shahih dengan hadits yang lemah?!"

 Seperti itu pula kondisi para pengusung bid'ah yang mempunyai berbagai statemen atau badah yang menyelisihi al-Kitab dan as-Sunnah. Jadi, menjelaskan keadaan mereka dan memperingatkan umat dari mereka adalah KEWAJIBAN sebagaimana kesepakatan kaum muslimin." (Majmu' Fatawa 28/231)

 Asy-Syaikh al-'Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata, "Manakala pengusung kebenaran (ahlul haq) berdiam diri, tidak menjelaskan kesalahan-kesalahan (baca : penyimpangan) orang-orang yang bersalah dan kekeliruan-kekeliruan orang yang keliru, niscaya tidak akan terwujud dakwah kepada kebaikan dan amar ma'ruf nahi munkar yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada mereka.

Merupakan sesuatu yang maklum, sebab tergoresnya sebuah dosa ialah sikap diam terhadap kemungkaran, membiarkan orang yang menyimpang di atas penyimpangannya, dan orang yang menyelisihi kebenaran di atas keselahannya. Sikap diam tersebut tentu bertentangan degnan apa yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu nasehat, tolong-menolong di atas kebaikan, dan amar ma'ruf nahi munkar. Wallahul Muwaffiq.
 (Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah 3/69)

Bisa jadi, di antara pembaca ada yang bergumam, "Justru dengan sebab tahdzir itulah, terjadi berbagai kekacauan dan perpecahan di tengah umat."

Menanggapi hal ini, asy-Syaikh al-'Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,
 "Mentahdzir manhaj-manhaj yang menyimpang dari manhaj salaf justru MEMPERSATUKAN KALIMAT UMAT ISLAM, tidak memecah belah barisan mereka. Manhaj-manhaj yang menyimpang itulah yang sebenarnya memecah belah barisan umat Islam."

(al-Ajwibah al-Mufidah, hal. 157)

Dinukil dari Majalah asy-Syari'ah edisi 107 (vol. IX/1436 H/2015 M), tulisan "KETIKA TAHDZIR DIPERSOALKAN" oleh al-Ustadz Ruwaifi' bin Sulaimi, hal.8-9

••••••••••••••••
 Majmu'ah Manhajul Anbiya
Channel Telegram https://bit.ly/ManhajulAnbiya


APAKAH TAHDZIR dari Bahaya Ahlul Bid’ah juga DISAMPAIKAN UNTUK ORANG AWAM?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 Pertanyaan :
Bagaimana pendapat anda tentang seseorang yang tidak suka/meninggalkan untuk mendengar rudud (bantahan para ‘ulama sunnah terhadap kebatilan dan para pengusungnya, pen). Ketika dia ditanya tentang sebab kenapa dia bersikap demikian, dia menjawab: karena yang bertanya kepadaku adalah orang awam, bacaan al-Qur`an masih belum bagus.
Bagaimana penjelasan anda, barakallahufikum?

 Jawab :
Apabila dia (orang yang bertanya itu) adalah orang awam, maka perlu DIAJARI aqidah dan DIPERINGATKAN dari BAHAYA BID'AH.
 Banyak orang awam sekarang yang justru menjadi bala tentaranya para ahlul bid’ah.
 Maka mereka (orang-orang awam itu) harus diperingatkan …

Katakan kepadanya, “Fulan itu ada kebid’ahannya ini dan itu, apabila kamu mendengarkan (ucapan-ucapan dan ceramah-ceramahnya) maka akan memBAHAYAkanmu.

JANGANLAH kamu membaca (buku-bukunya),
 
Jangan mendengar kaset-kasetnya, dan

hendaknya WASPADA dari ucapan-ucapannya.”

Yakni orang AWAM perlu ada yang MEMPERINGATKANNYA. Ingatkanlah dia dengan kaidah, “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

 Sekarang ini, orang-orang awam dijadikan sebagai sasaran empuk oleh para ahlul bid’ah, dengan tidak membiarkan mereka (orang-orang awam itu) membaca kitab-kitab rudud. Kata mereka, ini menghabiskan waktu orang-orang awam.

[ Majmu’ Kutub wa Rasa’il wa Fatawa asy-Syaikh Rabi’ al-Madkhali XIV/273 ]

sumber http://manhajul-anbiya.net

••••••••••••••••••••••

Majmu'ah Manhajul Anbiya
Channel Telegram https://bit.ly/ManhajulAnbiya


 BANTAHAN TERHADAP AHLI BID’AH TERMASUK DARI KETAKWAAN DAN JIHAD TERBESAR

 Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi rahimahullah

Pertanyaan: “Sebagian manusia jika melihat kami mentahdzir ahli bid’ah dan para pengekor hawa nafsu, mereka mengatakan pada kami, ‘Bertakwalah kepada Allah, wajib bagi kalian untuk menuntut ilmu dan tinggalkan bantahan-bantahan!’, Apakah termasuk dari ketakwaan kepada Allah menyebarkan bantahan dan tahdzir terhadap ahli bid’ah?”

 Jawaban: “Bantahan terhadap ahli bid’ah termasuk dari ketakwaan terbesar dan jihad terbesar di jalan Allah. Dan yang mengatakan perkataan itu, bisa jadi orang-orang bodoh atau para pengekor hawa nafsu

WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram : http://bit.ly/ForumSalafy