Oleh : Asy Syaikh Al ‘Allamah Muhammad bin Hadi Al Madkhali Hafizhahullah
Keadaan Orang yang Duduk-duduk dengan Ahlu Bid’ah dan Mengaku Sebagai Seorang Ahlus Sunnah
Dalam Shahih Muslim dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْمُنَافِقِ كَمَثَلِ الشَّاةِ الْعَائِرَةِ بَيْنَ الْغَنَمَيْنِ تَعِيرُ إِلَى هَذِهِ مَرَّةً وَإِلَى هَذِهِ مَرَّةً لا تَدْرِي أَيُّهُمَا تَتْبَعُ.
“Permisalan seorang munafik adalah seperti domba yang kebingungan diantara dua kambing. Terkadang dia bergabung dengan gerombolan yang ini dan terkadang dengan yang itu, dia tidak tahu rombongan mana yang akan dia ikuti.”
Inilah keadaan mereka yang duduk-duduk dengan ahlu bid’ah dan mengaku bahwa dirinya sebagai seorang sunni, namun dia juga duduk-duduk dengan Ahlus Sunnah, maka keadaannya seperti yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Seperti domba yang kebingungan di antara dua rombongan kambing.”
Ia bingung dan mondar-mandir antara dua rombongan ini. Dia terkucilkan dan tidak tahu akan pergi bersama kelompok ini atau itu hingga dia binasa. Kita memohon kepada Allah keselamatan dan kesejahteraan. Hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim.
Penulis (Ibnu Baththah) rahimahullah dalam Al-Ibanah Al-Kubra mengometari hadits ini: “Jenis orang seperti ini pada masa kita telah banyak jumlahnya. Semoga Allah tidak memperbanyak jumlah mereka.”
Masa beliau adalah abad keempat Hijriyah. Sekarang kita berada pada abad ke-15 H. Jarak antara kita dengan beliau adalah sekitar 1066 tahun. Beliau mengucapkannya pada masa itu: “Jenis orang seperti ini pada masa kita telah banyak jumlahnya. Semoga Allah tidak memperbanyak jumlah mereka.”
Benar, lalu apa yang akan kita katakan pada masa sekarang?! Innalillah wa inna ilaihi raji’un. Inilah gerombolan yang terhina pada masa sekarang. Kita memohon keselamatan kepada Allah. Mereka itulah orang-orang mendatangkan kebinasaan kepada Ahlus Sunnah dan orang-orang yang berakidah lurus. Mereka–demi Allah– lebih berbahaya bagi Ahlus Sunnah daripada ahlu bid’ah yang menampakkan dengan terang-terangan dan asli.
Beliau rahimahullah mengatakan: “Jenis orang seperti ini pada masa kita telah banyak jumlahnya. Semoga Allah tidak memperbanyak jumlah mereka. Semoga Allah menyelamatkan kita dan Anda semua dari kejahatan kaum munafikin, dan dari tipu daya orang-orang yang menyimpang. Dan semoga Allah tidak menjadikan kita dan kalian sebagai orang-orang yang mempermainkan agama. Tidak pula menjadikan kita sebagai orang-orang yang dirasuki dan dikuasai oleh setan sehingga menjadi orang-orang murtad, berbalik ke belakang, dan terhenti kebingungan.”
Ini pernyataan beliau dalam Al-Ibanah Al-Kubra rahimahullah.
Wahai saudaraku dan anak-anakku, ini semua penjelasan keadaan tentang orang-orang yang duduk-duduk dengan ahli bid’ah dan ahlul ahwa. Yaitu hanya semata duduk-duduk saja. Lalu bagaimana dengan mereka yang menjadikan ahli bid’ah sebagai sahabat dan teman dekat?! Bagaimana pula dengan mereka yang membela ahli bid’ah?! Tidak diragukan lagi bahwa orang seperti ini termasuk dari kalangan ahli bid’ah itu karena dia telah menjelaskan dengan terang-terangan melalui lisannya untuk membela mereka. Padahal Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman:
وَلَا تُجَادِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنْفُسَهُمْ
“Dan janganlah engkau berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya.” (QS. An-Nisa’: 107)
http://ar.miraath.net/fawaid/4964
Mengapa Orang yang Duduk-duduk dengan Ahlul Bid’ah Lebih Berbahaya Bagi Kita dari Ahlul Bid’ah Itu Sendiri?
Jawaban: Dikarenakan ahlu bid’ah telah Nampak jelas perkaranya. Keadaan mereka juga sudah terlihat jelas sehingga kaum muslimin akan hati-hati dari mereka.Namun orang yang menampakkan dirinya sebagai seorang Sunni dan di atas jalan Ahlus Sunnah sedangkan dia duduk-duduk dengan mereka, maka orang yang seperti ini lebih berbahaya bagi kita daripada ahlu bid’ah itu sendiri.Mengapa? Karena kemungkinan untuk tertipu dan terkecoh olehnya jauh lebih banyak, dia akan dengan mudah mengecoh kaum muslimin secara umum dan menipu orang-orang awam.
Jadi kaum muslimin bisa tertipu olehnya dari dua arah:
Pertama: Mereka duduk-duduk dengan ahlu bid’ah. Sehingga kaum muslimin akan mengatakan ketika melihat kepada ahlu bid’ah yang seorang Sunni tersebut duduk-duduk dengannya: “Kalau memang pada dirinya ada penyimpangan, tentulah si Fulan itu tidak akan duduk-duduk dengannya karena dia seorang Sunni yang kita telah mengenalnya.” Sehingga kaum muslimin akan tergelincir karenanya.
Kedua: Dia akan menjauhkan kaum muslimin dari Ahlus Sunnah dan dari jalan Ahlus Sunnah dalam sikap menjauhi ahlul bid’ah, sehingga dia akan membawa mereka keperkumpulan ahli bid’ah. Karena ketika dia membela dan mendukung ahli bid’ah setelah duduk dan berteman dengannya, dia menjadi orang yang sejenis dengan ahli bid’ah itu dalam jalan mereka. Sehingga orang yang pada masa dahulu mengenalnya sebagai orang yang berjalan di atas sunnah akan tertipu olehnya dan tergelincir karenanya.
http://ar.miraath.net/fawaid/4962
WA PENCARI AL-HAQ