Kamis, 25 Agustus 2016

" Jangan engkau sibukkan dirimu dengan fitnah, sibukanlah dirimu dengan mencari ilmu ? "



Tanya:

Apa nasehatnya ustadz terhadap orang yang mengatakan "Jangan engkau sibukkan dirimu dengan fitnah, sibukanlah dirimu dengan mencari ilmu ?


Jawab :

Oleh Al Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah

Ini adalah syubhatnya mumayyi'in,
syubhatnya ahlu tamyi'
di kalangan ruhailiyyin,
rodjaiyyin.


Ketika ahlussunnah wal jama'ah membantah
orang-orang yang menyimpang,
pemikiran yang menyimpang,
pemahaman yang menyimpang,
kitab-kitab yang menyimpang,
firqah-firqah yang menyimpang,


mereka mengatakan:

"Jangan sibuk dengan fitnah ya akhi, sibuk dengan ilmu"


Apa antum kira rudud, bantahan-bantahan kepada orang-orang yang menyimpang bukan ilmu? Itu ainul 'ilm, ilmu itu sendiri. Bahkan min afdhalil ulum, termasuk ilmu yang paling afdhal, dikarenakan yang melakukannya itu para ulama, orang-orang khusus, spesial, tidak sembarangan.

Apa kamu mengira dalam Al Qur'an Al Karim tidak ada rudud? Dibantah, dijelaskan orang-orang kafir dengan sifat-sifatnya dalam Al Qur'an. Kaum munafiqin dengan sifat-sifatnya dalam Al Qur'an.

Apakah rasul tidak ada rudud? Rududnya rasul begitu keras terhadap orang-orang khawarij. Dinyatakan sebagai anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka, kita belum menganjing-anjingkan orang, barakallahufiikum.

Terus apa kamu kira Qur'an mengajarkan fitnah kepada kita? Na'udzubillahi min dzalik.

Apa kamu katakan rasul sibuk dengan fitnah? Na'udzubillahi min dzalik.

Hadza pengkaburan, tamyi' dari mereka, barakallahufiikum. Orang itu dikatakan sibuk dengan fitnah kalau dia

terfitnah dengan sururiyah,
terfitnah dengan haddadiyah,
terfitnah dengan rodjaiyyah,
halabiyyah, kaya ente-ente ini. Itu yang terkena fitnah, yang sibuk dengan fitnah, bergelimang dalam fitnah.


Kalau kami, mengcounter fitnah, menerangkan umat tentang fitnah yang terjadi.
Rudud, merupakan jihad yang paling agung.
Itupun tidak sembarangan kita berbicara.
Tidak dzikir setiap hari seperti ini.
Ada maqomnya masing-masing,
dengan ilmiyah,
dengan kaidah-kaidahnya,
dengan menukil keterangannya para ulama.

Ini cara-cara mereka untuk mengkaburkan permasalahan, dan supaya thullabul 'ilm tidak mengerti tentang masalah manhajiyah. Tidak mengerti penyimpangan-penyimpangan yang ada di sekitarnya.

 Bayangannya mereka,
ilmu itu cuma fiqh, fiqh, fiqh, fiqh, fiqh, fiqh,
ushul fiqh, ushul fiqh,
kaidah fiqh, kaidah fiqh,
musthalah,
nahwu, dan segala macamnya. Itu yang termasuk ilmu (dalam bayangan mereka. -red). Bayangannya mereka aqidah, sibukkan dengan aqidah, dengan tauhid.

Nah di aqidah itu terdapat yang namanya rudud.

Ketika antum berbicara mempelajari aqidah ahlussunnah wal jama'ah, setiap menerangkan prinsip ahlussunnah, bantah yang lain, mengcounter orang-orang yang menyimpang dari ashabul ahwa wal bida'.

Jadi kamu menyuruh orang sibuk dengan fitnah? Dengan kaidahnya antum ini? Tidak ada yang mengatakan demikian. Wallahul musta'an. Mereka mengira hanya itu ya ikhwan.

Sebagian mereka tidak ada sedikitpun perhatiannya dengan perkara aqidah,
prinsip-prinsip beraqidah,
prinsip-prinsip dalam bermanhaj.
Sampai tidak mengerti sedikitpun tentang penyimpangan yang ada pada gurunya, atau pada orang di sekitarnya, atau pada zamannya, wallahul musta'an.

Sehingga kita alhamdulillah, salafiyyin, ahlussunnah wal jama'ah muhtamun bil ulum, perhatian dengan ilmu. Markiz-markiz ahlussunnah dimana-mana semarak dengan ilmu. Dikaji disana
Ilmu-ilmu alat,
nahwu,
sharaf,
lughah,
ushul fiqh,
kaidah fiqh,
musthalah hadits,
ushul tafsir,
fiqh,
aqidah,
syarah hadits,
lengkap.
Kajian khusus,
kajian umum,
daurah ilmiyah bulanan,
pekanan, dimana-mana.

Sibuk dengan ilmu.
Majalah-majalah salafiyyin muncul dimana-mana.
Buletin-buletin salafiyyin muncul dimana-mana.
Radio-radio salafiyyin mengudara dimana-mana. Sibuk dengan ilmu, semua bidang ilmu dipelajari.

Diantara keistimewaannya salafiyyin, meluangkan waktu untuk mengcounter penyimpangan-penyimpangan yang ada. Nahi munkar, barakallahufiikum. Sehingga itu semua adalah syubhatnya para mumayi'in, barakallahufiikum.

Download Audio disini
http://www.thalabilmusyari.web.id/2015/09/nasehat-terkait-syubhat-jangan-engkau.html

TIS | طلب العلم الشرعي