Minggu, 18 September 2016

YANG BERGUGURAN DARI DAKWAH SALAFIYAH


Al Ustadz Muhammad Afifuddin as Sidawy hafizhahullah

Allah ‘azza wa jalla telah menjamin untuk menjaga agama-Nya hingga bangkitnya kiamat. Tanda dan cirinya adalah Allah ‘azza wa jalla menjadikan dan membangkitkan dari umat ini sekelompok orang di atas al-haq. Mereka tidak termudarati oleh orang yang menyelisihi dan merendahkan mereka hingga hari kiamat.

Sekelompok orang ini yang tampil menghadapi dai-dai penyesat umat di sepanjang masa, tidak ada satu bid’ah pun yang muncul melainkan Allah ‘azza wa jalla memunculkan dari tokoh Ahlu Sunnah seseorang yang membantahnya, membongkar aibnya, membela sunnah dan menjaganya. Alangkah mulianya mereka.

Di antara tokoh-tokoh hizbiyin masa kini yang dengan gigihnya terus melancarkan serangan-serangan tajam terhadap dakwah salafiyah dan ulamanya dengan slogan membela sunnah dan dakwah salafiyah—secara dusta—adalah:


Adnan ‘Ar’ur
Dia begitu getol membela kesesatan dan penyimpangan Sayyid Quthb, seperti wihdatul wujud, melecehkan Nabi Musa ‘alaihissalam mengingkari sifat-sifat Allah ‘azza wa jalla, al-Qur’an adalah makhluk, mencela sahabat terutama Utsman radhiallahu ‘anhu, memuji Abdullah bin Saba yang berhasil menghasut umat meruntuhkan kekhilafahan Utsman radhiallahu ‘anhu, dan lainnya.


Muhammad al-Maghrawi
Dia dengan getol membela sahabat dekatnya, Adnan ‘Ar’ur, ditambah lagi pemahaman takfir yang ada pada dirinya, menikam ulama Ahlus Sunnah, bahkan para nabi.


Abul Hasan al-Mishri Musthafa bin Sulaiman al-Ma’ribi
Dia membela Sayyid Quthb, Ikhwanul Muslimin, Firqah Tabligh, melecehkan salafiyin dan ulamanya, mencela sahabat bahkan mengkritik tarbiyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dialah yang menyatakan bahwa manhaj Ahlus Sunnah adalah manhaj afyah (luas), mencakup umat dan Ahlus Sunnah. Dengan kaidah ini, dia hendak memasukkan semua sekte-sekte sesat ke dalam Ahlus Sunnah.


Ali Hasan Abdul Hamid al-Halabi
Dialah yang sekarang menjadi motor pergerakan fitnah yang disebut fitnah al-Halabi, menyatukan, dan merangkul hizbiyin di atas bersatu menyerang salafiyin dan ulamanya.

Dia membuat situs السلفيين كل yang justru mengumpulkan seluruh fitnah hizbiyin. Selain itu, ia menulis banyak kitab dan makalah yang dipenuhi oleh makar, talbis (pengaburan) dan pemutarbalikan fakta, kaidah-kaidah yang batil, menerapkan kembali kaidah-kaidah Abul Hasan al-Mishri, membuat keraguan terhadap kaidah-kaidah al-jarh wat ta’dil, mengintimidasi siapa saja yang menerapkan kaidah-kaidah tersebut terhadap ahli bid’ah, dan membela dai-dai penyeru fitnah. 

Bahkan, ia membela risalah yang mengandung ajakan kepada wihdatul adyan (penyatuan agama) dengan cara-cara terselubung dan makar-makar yang jahat, dan lainnya.

Lihat lebih lengkap kesesatan orang ini dalam tulisan asy-Syaikh Rabi’, Bayan Man Hum Asbabul Fitan, halaqah ke-1. Para ulama kibar masa ini tampil membongkar makar dan kesesatan mereka. Di antara mereka adalah asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi, masyaikh Yaman murid-murid asy-Syaikh Muqbil bin Hadi, asy-Syaikh Ubaid al-Jabiri, asy-Syaikh Muhammad Bazmul, asy-Syaikh Muhammad bin Hadi, dan lainnya. Ahlus Sunnah salafiyin dari masa ke masa menjadikan para ulamanya sebagai rujukan ketika menghadapi ragam fitnah yang terjadi.

Barang siapa sejalan dengan ulama salaf dari masa ke masa dalam hal membela sunnah dan menyikapi ahli bid’ah, dia adalah salafi sunni.
Barang siapa membenci mereka dan membela dai-dai fitnah, bahkan bergabung dengan hizbiyin, dia adalah pengikut hawa nafsu.

Perlu diingat, perseteruan antara Ahlus Sunnah dan ahli bid’ah akan terus berlanjut hingga hari akhir dan akan semakin dahsyat dan samar.
Sudah menjadi sunnatullah pada para hamba-Nya, akan ada para pembela sunnah sebagaimana halnya ada pula para pembela bid’ah. Akan muncul pula orang-orang yang gugur dari manhaj salaf karena tidak istiqamah. Semoga Allah ‘azza wa jalla menjadikan kita sebagai para pembela sunnah dan manhaj dengan jujur dan tulus serta kita memohon kepada Allah ‘azza wa jalla keistiqamahan di atasnya. Amin, Ya Mujibas Sailin.


WhatsApp Salafy Indonesia
Telegram Salafy Indonesia http://bit.ly/ForumSalafy


Bagaimana dengan Abu Qatadah yang sedang mereka elu-elukan ?
Jawaban Ustadz Muhammad:

Abu Qatadah ini sebuah contoh yang bagus untuk menunjukkan akibat duduk dengan ahlul bid’ah.

Abu Qatadah ini datang dari Yaman, dari Yaman mereka sudah sama-sama paham, sampai datang ke Indonesia, diajak kakaknya ketemu Abu Nida, dan kemudian di sana ngobrol, kemudian hilang nggak balik lagi Abu Qatadah.

Jadi mereka merasa bangga punya lulusan Yaman, lulusan Syaikh ini. Karena merasa dapat satu orang dari Yaman, karena yang belajar dari Yaman Salafiyyin semuanya, adapun Sururiyyin, tidak cocok di Syaikh Muqbil, akhirnya pindah ke tempat Abul Hasan, seperti Sholeh Su’aidi, akhirnya sekarang, Abul Hasan ditahdzir, jadi nasib mereka tetap tidak berubah, mereka ingin mendapat stempel Salafiyyin, namun setelah duduk di Syaikh tidak betah karena dibantai terus sama teman-teman, kemudian pindahnya ke Abul Hasan, ternyata dengan bangga ditulis, akan diisi oleh Sholeh Su’aidi, murid Abul Hasan Al-Misri, na’am dauroh di Purwokerto, ana bilang kasihan mereka nggak tau, Abul Hasan sudah ditahdzir dengan keras oleh para Ulama, mereka mengelu-elukan orang yang sudah ditahdzir oleh para Ulama.

Abul Hasan kasar sekali ucapannya terhadap Syaikh Rabi’ dan kurang ajar betul, dan para Ulama sudah marah kepada Abul Hasan, bahkan bukan Abul Hasannya, pembela-pembelanya kena dan ikut jatuh, jatuh bareng, termasuk di antaranya adalah da’i Yordan, wallahu a’lam siapa yang dimaksud, karena yang disebutkan hanya da’i Yordan, Urduniyyin, Yordan setelah ditinggal Syaikh Albany lemah katanya.
Sedang ramai pula di tingkat tinggi para Ulama, tentang Abul Hasan.
      
Dikutip Dari : telegram.me/sururiyyah


REKAMAN KAJIAN YANG BERGUGURAN DARI DAKWAH SALAFIYYAH


TurutAndil MenShare :
- Grup WhatsApp CopyPaste :
AHLUSSUNNAH SEMARANG
- Channel Telegram CopyPaste :
@ahlussunnahsemarang
- Website Dan Blog Pribadi :
www.AhlussunnahSemarang.com
www.yukngajisemarang.blogspot.com
Ayo Bantu MenShare !!!
Pesan Dari Ibnul Jauzi Rahimahullah :
" Siapa Yang Suka Agar Tidak Terputus Amalnya Setelah Dia Mati, Hendaklah Dia Menyebarkan llmu " (At-Tadzkirah 55)