Selasa, 19 Januari 2016

MANFAAT DARI KITAB KITAB RUDUD (BANTAHAN TERHADAP AHLUL BID'AH)


Asy Syeikh Robi' Bin Hadi Al Madkholi:

Dan kita kitab rudud (kitab kitab yang membantah ahlul bid'ah) dari zaman Al Imam Ahmad dan murid murid beliau, dan murid murid dari murid murid beliau dst, sampai pada zaman Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dan murid murid beliau, sampai pada zaman Asy Syeikh Muhammad Bin Abdulu Wahhab dan murid murid beliau, sampai pada masa kita ini, kita kitab ini tersebar di seluruh penjuru dunia.

Dan berapa banyak yang Allah berikan hidayah dengan kitab kitab ini dari kalangan orang orang yang sesat, dan berapa banyak Allah jaga ahlus sunnah dari terjatuh kepada keraguan, ketergeliciran, dan jaring jaring ahlul ahwa' dengan kitab kitab ini.
Oleh karena itu dari sini ulama' salaf berkata: membantah ahlul bid'ah adalah jihad, dan berkata sebagian imam ahlus sunnah: membantah ahlul bid'ah lebih utama dari pukulan pedang (jihad).
••••••••••••••••••••••••••

Sumber: Bayan Ma Fi Nasihati Ibrohim Ar Ruhaili Minal Kholal Wal Ikhlal: 58.
Telegram: https://bit.ly/Berbagiilmuagama
Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

BOLEHKAH SEORANG THOLIBUL ILMI MEMBANTAH KEBID'AHAN

Asy Syekh Robi' Bin Hadi Al Madkholi:

Dan aku bertanya kepadamu wahai Doktor Ibrohim Ar Ruhaili apabila disana ada suatu kota atau negeri menyebar disana kebid'ahan dan kemungkaran.

Dan tidak ada di negeri itu seorang 'alim yang kokoh ilmunya yang engkau persyaratkan dengannya, dan hanya disana ada para thullabul ilmi yang mana mereka telah mempelajari kitab "Al Ushuluts tsalatsah" dan kitab "Kasyfus Syubhat" dan "Kitabut Tauhid" milik Al Imam Muhammad Bin Abdul Wahhab, dan kitab "Al Wasithiyyah" dan "Alhamawiyyah" milik Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan kitab "Umdatul Ahkam" milik Al Imam Abdul Ghoni Al Maqdisi atau kitab "Bulughul Marom" milik Al Hafidz Ibnu Hajar.

Kemudian di negeri mereka bertebaran kebid'ahan mentha'thil Shifat Shifat Allah dan bid'ah Qodariyyah dan bid'ah Murji'ah dan bid'ah kesyirikan dengan ahlul qubur dan yang lainnya dari kebid'ahan, dan juga banyak minum minuman keras, pelecehan terhadap wanita, apakah wajib untuk mereka mengingkari kemungkaran ini pada batasan ilmu mereka ataukah mereka diam karena mereka bukan para Ulama' yang kokoh ilmunya???
Aku yakin Doktor Ibrohim Ar Ruhaili akan menjawab bahwa wajib bagi mereka para penuntut ilmu untuk mengingkarinya sebatas ilmu dan kemapuan mereka.
••••••••••••••••••••••••••

Sumber: Bayan Ma Fi Nasihati Ibrohim Ar Ruhaili Minal Kholal Wal Ikhlal: 49
Telegram: https://bit.ly/Berbagiilmuagama
Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

« ﻟﻌَﻦَ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺁﻭﻯ ﻣُﺤﺪﺛﺎ »
قَــالَ العلّامــة الفوزان -حَـفظَهُ الله- :
《 ﻓﻤﻦ ﺭﺿﻲ ﺑﺎﻟﺒﺪﻋﺔ، ﻭﻟﻢ ﻳُﻨﻜﺮﻫﺎ ﻭﻫﻮ ﻳَﻘﺪِﺭ ﻓﻘـﺪ ﺁﻭاﻫﺎ، ﻳﻌﻨﻲ: ﻣﻦ ﺭﺃﻯ اﻟﺒﺪﻉَ ﻭﺳﻜﺖ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻓﻲ ﺇﻧﻜﺎﺭﻫﺎ ﻭاﻟﺒﻴـﺎﻥ ﻟﻠﻨّﺎﺱ ﺃﻧّﻬﺎ ﺑﺪﻉ، ﻓﻘﺪ ﺁﻭاﻫﺎ، ﻳﻌﻨﻲ ﺣﻤَﺎﻫﺎ ﺑﺴﻜﻮﺗﻪ ﻭﺗﺮﻛﻪ ﻟﻬﺎ، ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺴﺘﻮﺟﺒﺎ ﻟﻠﻌﻨﺔ، ﻓﻜﻴﻒ ﺇﺫا ﺩﻋﺎ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻭﺩاﻓﻊ ﻋﻨﻬﺎ- ﻭاﻟﻌﻴﺎﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ- 》.
إعــانةُ المُستفيد بشرح
كتــاب التوحيد صـ 170 ج1

____________________________


ALLAH TA'ALA MELAKNAT ORANG YANG MELINDUNGI 
KEBID'AHAN

Asy Syaikh Al 'Allamah Al Fauzan hafizhahullah Ta'ala berkata :
Barangsiapa yang ridha dengan kebid'ahan dan tidak mengingkarinya, padahal dia mampu, maka sungguh dia telah melindungi kebid'ahan tersebut.

Maksudnya: barangsiapa yang melihat perkara-perkara bid'ah,

kemudian dia diam
dan tidak berbicara untuk mengingkarinya
serta tidak menjelaskan kepada manusia bahwa perkara tersebut adalah bid'ah,

maka berarti dia telah melindunginya, yaitu menjaganya dengan sebab dia mendiamkan dan meninggalkannya.

Oleh karena itu dia pantas mendapatkan laknat,
lalu bagaimana jika dia menyeru kepada bid'ah tersebut dan membelanya?

Wal 'iyadzu billah.

(I'anatul Mustafid bi Syarh Kitab At Tauhid, Juz ke-1 hal. 170)
Tim Penerjemah WSC

========================

WhatsApp Salafy Cirebon
______________________________