Jumat, 15 Januari 2016

MEMBELA ASY-SYAIKH HANI BIN BURAIK HAFIZHAHULLAH DARI CELAAN AHLUL AHWA


ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ

ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﻣﻦ ﻭﺍﻻﻩ 
ﻭﺑﻌﺪ:

Sesungguhnya apa yang disebutkan oleh si penggembos 
al-Bura’iy dan pengekornya serta siapa saja yang membebek mereka dan menempuh jalan mereka benar-benar menunjukkan beberapa perkara:


1. Hasad dan kedengkian mereka terhadap Ahlus Sunnah secara umum dan secara khusus terhadap Menteri Hani bin Buraik, semoga Allah menjadikan langkah beliau senantiasa lurus. Karena sesungguhnya yang wajib atas mereka adalah mendukung beliau dan mendoakan untuk beliau agar diberi taufik dan kelurusan. Namun mereka tidak melakukan hal itu, justru Allah mengeluarkan kedongkolan mereka disebabkan beliau mendapatkan jabatan ini.

2. Mereka tidak melaksanakan perintah Allah dalam firman-Nya:

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَﻫُﻢْ ﺃَﻣْﺮٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄَﻣْﻦِ ﺃَﻭِ ﺍﻟْﺨَﻮْﻑِ ﺃَﺫَﺍﻋُﻮﺍ ﺑِﻪِ ۖ ﻭَﻟَﻮْ ﺭَﺩُّﻭﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ ﻭَﺇِﻟَﻰٰ ﺃُﻭﻟِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻟَﻌَﻠِﻤَﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻨْﺒِﻄُﻮﻥَﻩُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ ﻭَﻟَﻮْﻟَﺎ ﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺘُﻪُ ﻟَﺎﺗَّﺒَﻌْﺘُﻢُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﻗَﻠِﻴﻠًﺎ‏

”Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang 
keamanan ataupun ketakutan, mereka segera menyiarkannya. Seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengambil sikap yang tepat akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, pasti kalian mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja 
diantara kalian.”QS. An-Nisa’: 83

Jadi asy-Syaikh Hani telah meminta bimbingan kepada para ulama Ahlus 
Sunnah yang memiliki pengalaman, wawasan, dan pandangan yang jauh. Lalu para ulama itu mengarahkan agar beliau menyetujui tawaran jabatan tersebut.

3. Mereka melakukan kemaksiatan berupa celaan terhadap pemerintah mereka yaitu seorang menteri salafy Hani bin Buraik. Dan termasuk tanda-tanda ahli bid’ah adalah mencela pemerintah mereka. Jadi wajib atas mereka untuk berhenti mencela beliau, karena beliau telah menjadi salah seorang pemimpin mereka, sama saja mereka ridha ataupun tidak. Bahkan kita menuntut mereka agar bertaubat dan rujuk dari apa yang telah mereka sebarkan dan meminta maaf kepada menteri mereka. Dan kita juga mengingatkan mereka dengan sabda Rasulullah shallahu alaihi was sallam:

ﻣَﻦْ ﺃَﻫَﺎﻥَ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻫَﺎﻧَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ

“Siapa saja yang menghinakan penguasa Allah maka Allah akan menghinakan mereka.” (Lihat: Ash-Shahihah, V/376 -pent)

4. Mereka lebih memuliakan para pencela Shahabat Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, membela para pencela itu, dan menganggap mereka sebagai pemimpin, serta memberi mereka gelar-gelar kebesaran, dengan merendahkan seorang syaikh yang mulia yang dipersaksikan oleh para ulama dan orang-orang yang memiliki keutamaan sebagai seorang pemberani, ksatria, dan membela para Shahabat Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, serta membantah ahli bid’ah dengan perkataan dan perbuatan beliau.

Jadi siapakah yang lebih pantas untuk dicintai dari keduanya, apakah orang yang suka mencela para Shahabat Rasulullah shallallahu alaihi was sallam ataukah orang yang selalu membela mereka?!

Maka kalian berada diantara dua pilihan yang paling manis dari keduanya pun pahit rasanya.

5. Sikap kontradiksi dan sikap wara’ dusta mereka. Jadi mereka mendorong para murid mereka agar tidak masuk ke dalam fitnah dan agar mereka menyibukkan diri menuntut ilmu saja, dan itu terjadi ketika para ulama menjelaskan kebathilan Watsiqah yang penuh kekafiran yang ditandatangani oleh syaikh mereka al-Ma’bary itu. Namun ketika asy-Syaikh Hani menjadi seorang menteri maka mereka masuk terlalu jauh ke dalam fitnah serta berbicara yang bathil dan penuh dengan kedustaan.

Bukankah yang lebih utama adalah dengan kalian menyibukkan diri menuntut ilmu sebagaimana yang kalian ajakkan?!

6. Siapakah yang merasa marah terhadap kemenangan yang diraih Ahlus Sunnah di Yaman, apakah dia adalah Menteri ataukah al-Imam yang terus kalian bela?!

Bahkan dia (al-Bura’iy) tidak pernah mengkritik orang yang senang terhadap pertolongan untuk mereka (Hutsiyah) dan marah terhadap kekalahan mereka !!
Yang jelas bagaimanapun sungguh sikap al-Bura’iy, al-Ma’bary, ar-Razihy, serta para pengekor mereka adalah sikap yang sangat buruk dan hina yang menunjukkan kerendahan dan kehinaan mereka.
Dan hendaklah kalian mengetahui sikap al-Bura’iy yang pendusta berdasarkan berita dengan sanad yang terpercaya berikut ini:

Guru kita yang mulia Abu Ammar Ali al-Hudzaify hafizhahullah berkata, 

“Muhammad Ba Zaqamah al-Jaisyany telah menceritakan kepada saya dari al-Akh Ahmad ad-Da’iy al-Yafi’iy bahwasanya ketika Hutsiyah masuk ke kota al-Baidha’, al-Bura’iy menghubungi telepon genggamnya, namun ternyata dia mendapatinya sedang tidak aktif. Maka dia pun menghubungi Shalih al-Ghusyamy dan mengatakan kepadanya: ‘Katakan kepada Ahmad ad-Da’iy agar dia jangan berperang dan biarkanlah Hutsiyah masuk!’ Maksudnya dari arah Yafi’.”

Malam Selasa, 2 Rabi’uts Tsany 1437 H
Ditulis oleh: Fawwaz bin Ali al-Madkhaly

Sumber: Saluran Telegram asy-Syaikh Fawwaz bin Ali al-Madkhaly “Amliud Dunya Ilman”


Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡JOIN⬅ Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com

————

BENARKAH SYAIKH UBAID AL-JABIRY TIDAK MERESTUI SYAIKH HANI hafidzahumallah MENJABAT SEBAGAI MENTERI DI NEGERI YAMAN?!!

Diantara syubhat yang dilemparkan adalah menggunakan ucapan yang global untuk menghukumi kasus tertentu yang sudah mendapatkan bimbingan ulama.

Asy Syaikh Rabi' telah kita ketahui bersama mauqif beliau dalam masalah ini, bahkan dengan beliaulah Syaikh Hani meminta bimbingan. Hal ini telah ditegaskan oleh Ash Syaikh Abdullah bin Shalfiq hafidzahumullah:

أخزاك الله على ما قلت.
أخزاك الله يا الرازحي أنت والبرعي على ما قلتم!!
يا هؤلاء:
إنها جاءته راغمة ولم يطلبها، واستشار الشيخ ربيعا عليها وحثه على أخذها وقد استخار الله.
فكفوا جهلكم وهواكم وحسدكم عن السلفيين.

“Katakan kepadanya: ‘Semoga Allah menghinakan engkau atas ucapanmu. Semoga Allah menghinakan engkau wahai Razihy dan wahai engkau Bura’iy atas ucapan kalian!’
Wahai kalian, sungguh jabatan itu yang mendatangi beliau dalam keadaan tidak suka dan beliau tidak pernah memintanya, dan beliau pun telah meminta bimbingan kepada asy-Syaikh 

Rabi’ dan asy-Syaikh Rabi’ mendorong beliau untuk menerima jabatan itu, dan beliau juga telah beristikharah. Maka hentikan kebodohan kalian, hawa nafsu kalian, dan kedengkian kalian terhadap Salafiyun.”

Lihat pada makalah: 

Lalu datang lagi dilemparkan syubhat dengan membawa-bawa kalam Asy Syaikh Ubaid al-Jabiri hafizhahullah sehingga nampak kesan adudomba, ketidaksepakatan diantara kedua Syaikh kita yang mulia terkait posisi Syaikh Hani sebagai Menteri Yaman:

Gambar 1. Peringatan Asy Syaikh Ubaid hafidzahullah
Nukilan:

الشيخ عبيد الجابري:
{من وَلَجَ السِّياسة ضاع وأضاع}
[شرح كتاب «فضل الإسلام» الخميس 23 رجب 1435هـ]
Asy Syaikh Ubaid Aljaabiry :

{ Siapa saja yang memasuki medan politik niscaya akan hilang 
dan melakukan kesia - siaan }
[ syarhu kitab << fadhlul Islam >> kamis 23 rajab 1435 H
Multaqa Salafy Indonesia -Tas Riau
Pent. Muhammad RizQ Alminangkabawy
-selesai penukilan -
________________

Benarkah Asy Syaikh Ubaid al Jabiri tidak merestui Asy Syaikh Hani hafidzahumallah?

Gambar 2. Restu dan doa Asy Syaikh Ubaid kepada Asy Syaikh Hani hafidzahullah

"Orang tua kita asy-Syaikh Ubaid al-Jabiry hafizhahullah pada hari ini telah menelepon saudara kita asy-Syaikh Hani bin Ali bin Buraik, Menteri Negara dan anggota Majelis para Menteri Republik Yaman.

Asy-Syaikh Ubaid telah mendoakan keberkahan bagi asy-Syaikh Hani atas kepercayaan Presiden kepadanya, dan beliau mewasiatkan kepadanya agar bertakwa kepada Allah dan mendorongnya untuk menunaikan amanah yang dipercayakan kepadanya.

Semoga Allah memberikan taufik dan kelurusan baginya."
Teks arabic:

اتصل والدنا الشيخ عبيد الجابري
اليوم بأخينا الشيخ هابي بن علي بن بريك
وزير الدولة وعضو مجلس الوزراء
بجمهورية اليمن الشقيقة
وقد بارك الشيخ عبيد للشيخ هاني على ثقة رئيس الجمهورية به وأوصاه بتقوى الله وحثه على أداء الأمانة التي ائتمن بها
وفقه ربي وسدده

Maka tersingkaplah kabut syubhat tersebut dan nampaklah hakekat bopeng-bopengnya di hadapan umat bahwa kedua Syaikh kita yang mulia tidaklah saling bertentangan dalam menyikapi hal ini. Hafidzahumullah. Dan semoga Allah Ta'ala selalu menjaga keduanya dari makar para pendengki, amin. Walhamdulillah.

Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡JOIN⬅ Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com